Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

'Analisa Pekerjaan' bagi Pekerja Disabilitas, Perlukah?

29 Mei 2017   14:37 Diperbarui: 29 Mei 2017   15:30 1570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tujuan utama bagi manusia dalam bekerja pastilah untuk penghidupan. Mencari uang, dimana uang memang penting untuk hidup. Tetapi ketika semakin berumur, uang tidak lah terlalu penting. Justru, tentang identitas dan eksistensi diri lah lebih penting.

Bagi pekerja disabilitas seperti aku, selama 25 tahun ini aku bekerja mencari ang untuk hidupku dan anak2ku. Ketika aku sudah mampu untuk menabung dan anak2ku pun semakin lama sudah mampu sedikit menghasilkan uang untuk hidupnya, tentunya motivasiku bekerja sedikit bergeser.

Bahwa,sebagai pekerja disabilitas, aku ingin bersaksi dan membuktikan pada dunia, bahwa aku pun bisa bekerja dan berkarya! Itu sangat penting bagi perkembangan mentaitas seorang dari bagian kaum disabilitas ……

Jika tujuan masing2 pihak sush jelas, pastilah harus mencari tahu, sebenarnya apa yang menjadi TUGAS sebagai pekerja disabilitas dan sebagai perusahaan. Sejauh mana kesulitannya? Bagaimana keterkaitan antara si pekerja disabilitas dengan pekerja2 non-disabilitas serta berhubungan dengan perusahaan?

Lalu, bagaimana juga hubungan antara tugas sebagai pekerja disabilitas dengan perusahaan lain? Misalnya, jika pekerja disabilitas bekerja sebagai penerima telpon atau operator atau sebagai tele-marketing, haruslah dipahami tentang tugas2 nya, karena benar2 bisa membawa image perusahaan tempat si pekerja bekerja.

Image ini, bisa membuat perusahaan itu semakin “terkenal” secara positif, karena mempekerjakan pekerja disabilitas, apalagi pekerja ini mamp membawa nama baik perusahaan dengan prestasinya.Atau imege itu justru menjadi sebuah boomerang bagi perusahaan. Karena disitulah tugas seorang pekerja sebagai ujung tombak perusahaan …..

Bagaimana LINGKUNGANperusahaan tempat pekera disabilitas itu berada? Apakah jauh dari titik ‘ramah disabilitas?’ Apakah perusahaan justru mau untuk meng-upgrade lingkungan perusahaan itu menjadi ‘ramah disabilitas? Dan ini juga menjadi sebuah analisa, untuk mendapatkan tempat yang strategis bagi masing2, baik sebagai pekerja disabilitas, atau sebagai perusahaan yang mempekerjakan pekerja disabilitas.

Lingkungan strategi bagi pekerja disabilitas, tentu tidak jauh dengan kenyamanannya. Karena jika lingkngannya tidak nyaman, mungkin bukan hanya sebagai pekerja disabilitas nya saja yang tidak nyaman, tetapi juga bagi perusahaan tidak mungkin nyaman jika berada di tempat yang bermasala.

Misalnya,

Perusahaan berada di tanah sengketa, atau perusahaan mempunyai bangunan yang tidak layak huni, seperti 4 lantai tetapi tidak memakai lift (standard kenyamanan dan keamanan adalah untuk bangunan 4 lantai minimal harus memakai lift). Pastilah perusahaan itu sendiri akan tidak nyaman, terutama bagi pekerja disabilitas.

Setelah itu, bagaimana dengan KONDISI KERJA? Karena sebagai bagian dari kaum disabilitas bekerja, aku sebegai IPS (insane pasca stroke), akan sangat bermasalah jika komdisi kerja sangat berisik. Underpressure. Atau deadline yang terlalu padat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun