Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Inspirasi Itu Bernama Selvi

26 Januari 2016   18:26 Diperbarui: 26 Januari 2016   19:16 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah itu, mereka tertawa-tawa lagi, ketika guru-guru mereka menerangkan keadaan aku, yang “sakit”

Aku banyak berbicara tentang banyak hal, ketika kami berada di ruangan kepala sekolah. Aku mengatakan banyak hal yang berhubungan dengan ide-ide dan rencana-rencanaku untuk memberdayakan mereka untuk hidup mereka yang lebih baik.

Ketika seorang anak (yang aku kira adalah remaja perempuan) membawa makanan dan minuman untuk suguhan kami, anak itu terihat sangat riang ….. Kutanya, namanya siapa, dan dijawab Selvi. Kutanya umurnya berapa, Selvi menjawab 3 - 0 ( tiga nol ). Kupikir becanda, tetapi ternyata Selvi memang berumur 30 tahun, dengan cara berkata-kata seperti anak SD yang baru belajar berhitung.

Sungguh, dadaku nyeri. Ya Tuhan… Sedih sekali melihat keadaannya. Padahal kenyataannya, justru Selvi sangat riang dan gembira. Banyak bercerita dengan kata-katanya yang cadel tetapi sangat riang. Ya… Selvi atau kaum tunagrahita adalah kaum yang selalu riang gembira karena mereka tidak mengerti apa-apa dan tidak merasa punya masalah apapun, sehingga mereka selalu riang gembira.

Setelah aku menyadari itu, aku pun larut dengan cara Selvi memandang hidupnya. Selvi memelukku, ketika dia melihat tangan kiriku di bebat karena jatuh di rumah. Dia berkata dengan terbata-bata,

“Tante… Tangannya kenapa? Atit ya, tante? Atit?” ……


Dia memelukku dan memberikan kepalanya di atas kepalaku. Aku tidak melihat dia karena posisinya di atas kepalku. Tetapi aku yakin dia tersenyum …..

 

Selvi serta merta memelukku ketika dia melihat tangan kiriku dibebat… Sensivitasnya terhadap penderitaan orang lain, merupakan pembelajaran baru untukku...

Dan memang begitu yang terjadi. Aku di foto dan foto itu sangat menginspirasi… seorang dewasa tunagrahita, memelukku dengan hangat sambil tersenyum, walau aku belum mengenalnya (baru saja mengenalnya). Sangat inspiratif...

Selvi sangat bangga dengan pisang goreng kejunya, yang disuguhkan ke kami. Dua piring pisang keju yang memang merangsang selera, sungguh menginspirasi. Bahkan seorang tunagrahita mampu membuat pisang goreng keju. Dan pikiranku melayang-layang, bahwa karya nya ini bisa menjadi ‘bekal’ bagi masa depannya. Bisa di jual secara retail (Yayasan Asih Budi berada di tengah-tengah lingkungan pemukiman (bisa juga dijual sebagai antaran pesanan (karena lingkungan itu ada beberapa kantor kecil), atau juga bisa dijual online dengan sistim pesanan.

 

Pisang goreng keju, buatan Selvi …..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun