Mohon tunggu...
Humaniora

Usaha untuk Mengangkat Sikap Nasionalisme

2 Desember 2018   20:16 Diperbarui: 2 Desember 2018   20:19 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Akhir-akhir ini, di Negara Indonesia ada paham radikalisme yang sangat bertumbuh subur. Di mana-mana para pencinta Tanah air berjuang keras untuk menolak paham radikalisme. Radikalisme merupakan suatu ideologi atau paham yang hendak melakukan perubahan pada sistem sosial dan politik dengan menggunakan cara-cara kekerasan atau ekstrim. Sikap dan perilaku kelompok radikal sangat berbahaya bagi keamanan dan kesatuan bangsa sebab dalam waktu yang singkat kelompok ini menghendaki perubahan cepat dengan cara ekstrim dan bertentangan dengan sistem sosial yang berlaku. 

Gerakan radikalisme kebanyakan muncul dalam kalangan agama. Agama menjadi dasar bagi gerakan radikalisme dalam melakukan kekerasan terutama atas nama agama Islam. Bentuk nyata bahaya radikalisme yang mengancam kesatuan negara adalah usaha untuk menerapkan "syariat Islam" dalam kehidupan bernegara. Selain itu ada banyak sekali bentuk kekerasan seperti terosrisme yang rela melakukan bom bunuh diri karena yakin akan masuk surga. Paham seperti ini tentu sangat berbahaya bagi kesatuan bangsa Indonesia.

Berangkat dari realitas paham radikalisme yang mulai bertumbuh subur maka penulis berusaha mengangkat sikap nasionalis dari salah satu tokoh Nasional yakni Mgr. Soegijapranata dengan semangat 100% Katolik 100% Indonesia. Keyakinan saya semua masyarakat Indonesia adalah orang-orang yang beragama. Penekanan dari semangat Mgr. Soegijapranata adalah pemahaman yang benar dan utuh akan Tuhan dalam keyakinanmu harus direalisasikan dalam kehidupan bernegara. Maka semua ajaran agama yang pasti mengajarkan manusia untuk berbuat baik dan benar harus menjadi dasar bagi manusia untuk bertindak demi menjaga dan melestarikan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Bagi umat Katolik, semangat Mgr. Soegijapranata adalah dasar untuk menghayati secara utuh semangat sebagai orang Katolik serta sebagai masyarakat Indonesia yang menjungjung tinggi persatuan dan kesatuan. Mgr. Soegijapranata pernah berkata "Jika kita merasa sebagai orang Katolik yang baik, kita semestinya juga menjadi seorang patriot yang baik. Karenanya kita merasa bahwa 100% patriotik sebab kita juga merasa 100% Katolik. 

Malahan, menurut perintah keempat dari sepuluh perintah Allah, sebagaimana tertulias dalam Katekismus, kita harus mengasihi Gereja Katolik, dan dengan demikian juga mengasihi Negara, dengan segenap hati". Maksudnya jelas, seperti kita mencintai orang tua yang telah memberikan hidup dan membesarkan kita, kita juga pantas mencintai bangsa ini yang telah menjadi "rahim" peradaban masyarakat di mana kita hidup dan dibesarkan. 

Kita berkewajiban untuk melayani dan berkarya untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Para pembaca yang budiman, ketika kita sampai pada semangat untuk senantiasa menjadi orang Katolik yang sejati dengan hidup menurut ajaran-ajaran iman kita, maka serentak pula kita menciptakan semangat untuk mencintai sesama sebagai satu bangsa Indonesia.

 Bagi penulis, sikap Nasionalis Mgr. Soegijapranata sangat relevan bagi semua agama. Landasan dasar semangat 100% Katolik dan 100% Indonesia adalah pemberian diri secara total dan sejati sebagai manusia religius dan manusia yang bernegara. Tuntutan dasarnya adalah sebagai orang beriman kita harus memahami dengan benar ajaran agama kita yang sudah pasti mengajarkan kebaikan dan kebenaran. Pemahaman yang benar dan utuh akan agami kita pasti sangat membantu kita sebagai warga masyarakat untuk menolak paham radikalisme yang berusaha merasuki daya nalar dan keyakinan kita. 

Dengan semangat Pancasila dan UUD 1945 maka kita semua "Meskipun berbeda suku, agama, dan budaya namun semangat cinta tanah air menjadi kekuatan yang mempersatukan kita demi satu cita-cita mulia yakni persatuan dan kesatuan Indonesia "Bhineka Tunggal Ika". Lewat tema 100% Katolik dan 100% Indonesia, kita diharapkan untuk senantiasa bertumbuh dalam cinta akan Agama kita yang benar dan cinta akan persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia. 

OLEH DAMIANUS DAGA (MAHASISWA STFSP)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun