Mohon tunggu...
Chrestella Aradyea
Chrestella Aradyea Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Penerima Beasiswa Unggulan STP Trisakti

Mahasiswa Penerima Beasiswa Unggulan STP Trisakti 2017

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Masalah Percaya Diri

25 Agustus 2020   00:45 Diperbarui: 25 Agustus 2020   01:18 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pernahkah kalian berada di dalam situasi, entah di dalam kelas, di tengah seminar, di dalam meeting di tempat kerja, di mana kalian dan orang-orang di tempat itu diberikan suatu pertanyaan. Tangan kalian gatal, hati kalian berdegup kencang, dan di dalam pikiran kalian dapat terdengar 'saya! Pilih saya!'.

Kalian tahu jawaban dari pertanyaan tersebut, tetapi tangan kalian terpaku di sisi. Lalu tiba-tiba teman atau rekan kerja di sisi samping mengangkat tangan mereka, dan menyampaikan jawaban dan ide atas pertanyaan tersebut.

Jawaban mereka sama persis dengan apa yang kalian pikirkan, tetapi merekalah yang mendapatkan apresiasi. Kalian pun merasa kecewa, dan dalam hati berpikir 'gue juga punya ide yang sama' atau 'gue juga udah tau jawabannya'.

Pernahkah kalian berada di dalam posisi, di mana kalian diberikan kesempatan atau pekerjaan tertentu, entah itu menjadi ketua kelompok, MC suatu acara, penanggung jawab program kerja, dan lain sebagainya.

Di dalam hati kalian tahu, kalian ingin menerima tawaran tersebut. Namun, karena satu dan dua hal, kalian terlalu lama untuk mengambil keputusan, dan akhirnya posisi tersebut diberikan kepada teman kalian sendiri. Kalian pun merasa kecewa dan dalam hati berpikir 'seharusnya itu gue'.

'Lah itu lu tau jawabannya, kenapa tadi ga angkat tangan?'

'Ih lu kan kompeten! Kenapa bukan lu aja yang jadi ketua ?'

'Lu bukannya pinter masak? Kenapa lu ga mulai bisnis kuliner aja?'

Bagi banyak orang, kata 'malu-malu', 'ga percaya diri', dan 'minder'  selalu menjadi jawaban utama untuk pertanyaan-pertanyaan di atas. Sering kali kita berada di dalam posisi yang memaksa kita untuk keluar dari zona nyaman, untuk menjadi orang yang berinisiatif. Lalu tiba-tiba kita diserang oleh rasa takut, insecure dengan kemampuan kita sendiri.

Namun, yang sering tidak kita sadari, insecurities hanyalah hal-hal fiktif yang ada di dalam pikiran kita. Insecurities yang kita miliki bukanlah fakta, bukan realita. Insecurities dan ketakutan yang kita alami hanyalah kata-kata  dan perasaan yang muncul untuk melindungi kita di zona nyaman yang sudah ada. 

Jika melihat di sekeliling kita, banyak sekali orang-orang dan teman-teman kita yang memiliki potensi luar biasa. Setiap orang dilahirkan dengan talenta dan kelebihannya, dan setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk sukses di bidangnya masing-masing. Yang membedakan hanyalah kemampuan seseorang untuk mengatasi rasa ketidakpercayaan diri yang ada di dalam diri mereka. 

Kita sendiri sering minder dengan kemampuan orang lain, tetapi tidak jarang kita gagal melihat potensi yang ada di dalam diri kita sendiri. Jika kita merasa ragu dan minder akan suatu hal, itu adalah hal yang baik. Artinya kita masih mampu melihat bahwa kemampuan yang kita miliki masih jauh dari sempurna, dan hal itu akan menjaga kita untuk tetap rendah hati.

Namun, jika kita selalu menjadikan 'malu', 'tidak percaya diri' dan 'minder' sebagai alasan untuk melindungi diri dari rasa ketidaknyamanan, kita akan terus berada di titik yang sama, di posisi yang sama. Kita tidak akan pernah tahu, kesempatan yang kita lepas dapat membawa pengalaman dan kebahagiaan ke depannya.

Tidak percaya diri merupakan hal yang lazim, semua orang pasti merasakannya. Namun, percayalah bahwa ketika kita merasa minder melihat seseorang, ada orang lain juga yang merasa terintimidasi dengan kemampuan kita. Kesempatan yang sama tidak akan datang dua kali, dan kesuksesan hanyalah milik orang yang berani mengambil kesempatan yang telah diberikan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun