Para Gooners kini bisa bernafas lega. Walaupun pada pekan lalu Arsenal berhasil mengalahkan Manchester United di kandangnya sendiri, tapi penampilan Arsenal jauh dari harapan. Di luar ekspektasi, Arsenal yang biasanya bermain menyerang itu, dipaksa bertahan oleh MU yang bermain kesetanan di Old Trafford. Â
Namun bagi penulis sendiri, penampilan Arsenal yang bermain pragmatis cukup menjanjikan.Â
Setelah berhasil mencuri gol cepat, Arsenal kemudian bertahan total dengan menurunkan garis pertahanan lebih rendah. Jadi ketika bertanding dalam kondisi "kurang ideal," dan Arsenal berhasil mempertahankan gawangnya tidak kebobolan, plus bisa mencuri tiga poin di kandang lawan, itu adalah sebuah prestasi.
Arsenal memang "belum panas," maklum masih di awal musim, sehingga belum terbentuk ritme permainan ideal dalam tim. Dan harus diingat bahwa ini adalah kompetisi dalam jangka waktu lama yang memakan banyak energi. Tentulah banyak drama yang harus dihadapi dalam kompetisi yang berlangsung selama setahun itu.
Jadi lebih baik Arsenal "berkembang secara natural" dulu. Apalagi ada beberapa pemain baru yang butuh adaptasi. Yang penting Arsenal jangan sampai kehilangan poin-poin krusial, terutama dengan sesama anggota big-six.
Selama ini Arsenal langsung tancap gas di awal musim, tapi kemudian melempem setelah boxing-day. Akhirnya hanya bisa finish di "P2." Mungkin Arteta ingin membaliknya. Pelan-pelan dulu, barulah setelah boxing-day ngegas untuk finish di P1!
Walaupun penulis "benci" terhadap gaya "parkir bus" ala Mourinho, tapi sistim ini tetap wajib dipelajari agar bisa diterapkan pada waktu yang tepat. Nah, Arsenal ternyata sudah bisa menerapkan sistim ini tepat pada waktunya. Sebab kalau Arsenal bermain terbuka di Old Trafford kemarin itu, bisa saja hasilnya seri, bahkan menderita kalah.
Sebaliknya, ketika bermain di kandang sendiri melawan Leeds United (yang lupa memarkis bus di depan gawangnya) maka Arsenal kemudian menggasak, menggosok dan menggesek Leeds dengan skor telak 5-0! Ini menjadi pelajaran penting bagi Leeds yang baru saja kembali ke kasta tertinggi Liga Inggris ini. Pertahanan mereka terlalu rapuh dan ketika bermain terbuka melawan tim besar, mereka akan langsung dihukum ketika melakukan kesalahan.
"No pain no gain." Sukses Arsenal kali ini harus dibayar dengan tumbangnya dua bintang mereka, Martin Odegaard dan Bukayo Saka. Namun Arteta masih bisa lega. Noni Madueke yang selama ini ditaruh di kiri, kini bisa dimainkan di posisi favoritnya menggantikan Saka. Pemain baru Eberechi Eze pun terasa pas untuk menggantikan Odegaard. Kalau mau juara memang butuh kedalaman skuad!
Itulah sebabnya Arteta selalu merengek ke bos meminta untuk dibelikan pemain-pemain bagus. Para haters kini mengerti kalau Arteta akan tancap gas tanpa takut lagi dengan pemain yang akan cedera!