Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Polemik "Parkir Bis" Carrick Kala Redam Keganasan Chelsea

1 Desember 2021   18:25 Diperbarui: 1 Desember 2021   18:28 852
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber : okezone.com

Pelatih caretaker Manchester United, Michael Carrick meraih sukses besar setelah timnya mampu menahan imbang Chelsea  1-1 di Stadion Stamford Bridge, London.

Pertandingan ini memang laga bigmatch dan ditunggu banyak orang. Bukan hanya oleh penggemar MU dan Chelsea saja, tetapi juga oleh penonton netral seperti saya ini. Sekalipun "netral" tapi saya berharap agar MU bisa mengalahkan Chelsea, dan Man City tersandung pula kala menghadapi West Ham, hahaha.

Seperti biasa, "penonton itu selalunya lebih pinter daripada pemain beserta pelatihnya sekaligus!" Nah itulah sebabnya saya lebih suka menjadi penonton daripada menjadi pemain. Sambil ngopi, penonton bisa merisak pemain sedangkan pemain yang sudah keringatan itu tidak bisa merisak penontonnya!

Laga Chelsea vs MU itu kemudian menuai cibiran dari banyak penggemar sepak bola. Ada yang mengatakan MU "goblok" karena membangku cadangkan Ronaldo. Coach Justin mengatakan para pemain MU cuma bisa "nguber pantat" doang. Ada yang mengatakan juga kalau Carrick itu sebenarnya "Ole pakai topeng." Yang lain mengatakan Carrick rasa Mourinho karena menerapkan parkir bis. Pokoknya lebih banyak mencibir penampilan MU pada laga yang berlangsung di markas Chelsea ini.

Saya sendiri juga merasa perlu menahan diri sejenak sebelum memposting tulisan ini. Tujuannya adalah agar bisa mendapatkan perspektif yang lebih baik lagi.

Tentunya sebuah opini itu datang dari sudut pandang tertentu ketika melihat suatu peristiwa. Nah, untuk itu kita perlu menyelaraskan angle (sudut pandang) agar bisa mendapatkan perspektif yang sama pula.

Dalam hal ini saya memakai sudut pandang Michael Carrick.

david-de-gea-61a756ab75ead64dfd6eeef2.jpeg
david-de-gea-61a756ab75ead64dfd6eeef2.jpeg
 sumber : detik.net.id

Semua orang tahu kalau MU saat ini sedang mengalami krisis yang kemudian berbuntut pemecatan Ole Solskjaer. Michael Carrick kemudian ditunjuk sebagai pelatih caretaker.

Semua orang juga tahu kondisi, situasi dan kualitas para pemain MU. Apalagi saat ini para pemain MU ini sedang mengalami krisis kepercayaan diri.

Kalau anda menjadi Michael Carrick, apakah yang anda lakukan ketika bertandang ke stadion pimpinan klasemen, yang gawangnya cuma kebobolan 4 kali saja sepanjang 12 pertandingan EPL musim ini?

Bermain tanpa striker, Chelsea justru semakin menggila. Duet bek sayap Chelsea, James di kanan dan Chilwell di kiri sangat berbahaya. Bukan saja kuat bertahan, tapi mereka ini juga doyan mencetak gol! Padahal sisi kedua sayap adalah kelemahan utama MU!

Pola 3-4-2-1 Chelsea yang jelas-jelas membuat mereka "kelebihan orang" di tengah, memaksa Carrick harus menempatkan 3 gelandang bertahan untuk melapis bek MU. Akibatnya Bruno Fernandes harus bekerja keras seorang diri untuk build-up serangan MU, dan ia gagal togal menunaikan tugas tersebut.

Pemilihan Jadon Sancho sendiri sangat tepat. Terlepas dari ia mencetak gol bagi MU, Sancho ini sangat cepat dan mau pula turun untuk membantu pertahanan.

 

Sayangnya penampilan Rashford dan Bruno Fernandes ini tidak sebaik ketika melawan Villareal kemarin. Inilah susahnya menjadi pelatih MU. Penampilan para pemain selalu inkonsisten. Ketika diturunkan sebagai pemain inti, terkadang mereka bermain jelek. ketika bermain dari cadangan, penampilannya mengesankan. Lalu diturunkan sebagai pemain inti minggu depannya lagi, ambyar. Jancuk tenan rek!

Jadi pemilihan membangku cadangkan Ronaldo itu memang sangat tepat! Coba bayangkan seandainya Ronaldo yang bermain menggantikan Sancho. Di babak pertama itu, Ronaldo pastinya akan "bermain catur dengan Mendy" karena minimnya pasokan bola kepada  mereka ini.

Lha bagaimana mau masok bola wong pertahanan MU itu dibombardir sepanjang masa. Bahkan Rudiger dan Thiago Silva saja "tega" "menyatroni" kotak penalti MU!

Fred, bintang lapangan tengah MU, sumber : bola.net
Fred, bintang lapangan tengah MU, sumber : bola.net

Kalau saya di posisi Carrick pasti akan melakukan hal yang sama juga. Bermain di kandang sendiri, Chelsea pastinya akan "mengamuk" sejak menit pertama! 

Jadi tugas utama pemain MU itu di babak pertama adalah menjaga gawang de Gea agar tetap perawan. Itu saja, jangan pikirkan dulu menyerang. 

Sebab kalau serangan itu gagal, maka akan fatal akibatnya. Chelsea sangat jago melakukan counter attack, dan pastinya pemain MU akan kalah cepat berlari dari pemain Chelsea!

Jadi Ronaldo itu dicadangkan bukan karena ia jelek, melainkan demi strategi semata. Buktinya Ronaldo masuk di menit ke-64 untuk menggantikan Sancho yang baru saja mencetak gol.

Kalau pelatinya Fergie, Mourinho, Ole atau bahkan Rangnick, pastinya Sancho tidak akan ditarik, apalagi ia baru saja mencetak gol.

Akan tetapi itulah hebatnya Carrick. Ia kemudian memasukkan Ronaldo karena ia ingin MU mencetak gol lagi. Sebiji gol memang belum aman buat MU. Target semula memang bermain seri. Akan tetapi kemenangan sudah di depan mata. 

Tugas pemain MU sekarang adalah mempertahankan "kemerdekaan dari penjajahan Chelsea!" Salah satunya dengan cara memasukkan Ronaldo.

Tugas Ronaldo ada dua. Pertama, mencuri gol untuk mengunci kemenangan MU. Kedua, menarik/menahan pemain belakang/gelandang bertahan Chelsea untuk menjaganya, agar bisa mengurangi tekanan ke pertahanan MU. 

Sayangnya kedua tugas ini gagal dijalankan Ronaldo. Ia bahkan harus mendapatkan kartu kuning pula untuk hal yang sama sekali tidak perlu.

Laga Chelsea vs MU itu memang berakhir seri 1-1. Akan tetapi hasil seri ini sama sekali tidak menggambarkan jalannya laga. Secara statistik (Penguasaan bola, tembakan dan tembakan tepat sasaran) MU kalah segalanya dari Chelsea.

Masuk di akal karena MU bermain defensif dengan menempatkan 3 gelandang bertahan, yang agak mundur sedikit ke belakang. 

Otomatis gelandang serang/penyerang MU juga turun. Akibatnya bola berada di setengah lapangan permainan MU saja. Jadi wajar kalau kuantitas dan kualitas peluang yang didapat Chelsea lebih baik.

Apakah MU bermain buruk sehingga coach Justin mengatakan para pemain MU itu cuma bisa "nguber pantat" doang? Tentu saja tidak, sebaliknya MU bermain baik sekali!

Lha, apakah saya ngawur karena ketularan "Mbah parkir bis" Mourinho?

Jadi begini sodara-sodara. Di atas sudah diterangkan kalau MU itu kalah segalanya, kuantitas maupun kualitas. 

Chelsea, Liverpool dan Man City itu adalah "tim keras," sedangkan kita tahu kalau yang keras itu hanya bisa dikalahkan oleh yang lebih keras atau yang lembut saja. MU jelas kalah keras dari Chelsea!

Ole sudah mencobanya kala MU berusaha meladeni Liverpool. MU kemudian "digosok" dengan skor 5-0.

Belajar dari pengalaman, Carrick kemudian menerapkan strategi berbeda kala bersua Chelsea. Ia kemudian mengeluarkan titah kepada penggawanya, "Tahan, tahan, tunggu dan tunggu saja. Tak ada gading yang tak retak dan tak ada pula gundul yang tak botak. Sepandai-pandainya tupai melompat, pasti akan jatuh juga!"

Jorginho kemudian "terjatuh," bola direbut Sancho yang kemudian melesakkan bola ke gawang Mendy! Tuchel tersentak, padahal ia tidak botak dan tak mau digunduli begitu saja. Tuchel kemudian meradang hingga akhirnya dihadiahi wasit kartu kuning.

Tuchel kemudian memasukkan Mason Mount, Pulisic (menit ke-78) dan Lukaku (menit ke-82) untuk menambah daya dobrak Chelsea, tapi jelas sangat terlambat.

Justru bagi saya pribadi (dalam pertandingan kali ini) Carrick lebih hebat daripada Tuchel. Strategi Carrick sendiri berjalan dengan lancar, sayang Ronaldo tidak bermain seperti yang diharapkan.

Sebaliknya strategi Tuchel "mampet." Dari 24 tembakan Chelsea, hanya 6 saja yang tepat sasaran. Artinya Chelsea sebenarnya perlu menambah striker lagi untuk memaksimalkan peluang yang ada. Namun Tuchel baru memasukkan Lukaku pada menit ke-82. Tuchel jelas  terlambat mengambil keputusan!

Jangan-jangan kalau bertukar tempat, Tuchel menukangi MU dan Carrick menukangi Chelsea, bisa saja Tuchel mendapat malu karena timnya dilibas timnya Carrick.

Akan tetapi itulah enaknya menjadi penonton sepak bola. Sambil ngopi dan makan gorengan masih bisa-bisanya mengomentari "keringat pesepak bola itu " seenak udel-nya saja. Makanya jangan pernah mau menjadi pesepak bola, apalagi menjadi pelatih, hahaha...

Salam sepak bola, salam rindu selalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun