Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kristen Gray, "Ngono Ya Ngono, Ning Ojo Ngono"

21 Januari 2021   17:25 Diperbarui: 21 Januari 2021   17:30 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akan tetapi perbuatan Richard yang "ngetwitt" (membuat salinan dan menyebarkannya kepada orang lain) kemudian menjadi petaka karena mengundang orang lain berbondong-bondong untuk datang ke pulau tersebut.

Gak kebayang kalau diantara orang-orang yang datang itu ternyata ada seorang Kompasianer. Ia lalu menuliskan liputannya lewat rubrik wisata, "Surga Tersembunyi, Sun, Sand and Sex Diantara Ladang Ganja." Liputan itu juga menyertakan trik-trik illegal berbiaya murah agar bisa sampai dan tinggal di pulau tersebut selama yang diinginkan. Tak lama kemudian pulau tersebut diserbu warga +62 yang ingin menikmati surga tanpa nyinyiran dari  para pemuka agama.

***

Tertangkap dan kemudian dideportasinya "bule keling," Kristen dan Saundra ini tentunya disyukuri oleh "londo-londo" yang banyak tinggal di Bali. Mereka yang umumnya orang Eropa ini tentunya paham betul bahwa apa yang tersirat sebaiknya tetaplah tersirat, jangan pernah dibuat tersurat.

Kehadiran "bule keling" seperti Kristen ini tentunya akan mengusik dan bahkan membawa petaka bagi kehidupan mereka yang sebenarnya sebelas duabelas juga dengan Kristen.

Adalah seorang Italia bernama Luigi. Ia berasal dari sebuah desa di Palermo, miskin dan tidak berpendidikan tinggi. Ia kemudian merantau ke Milan dan bekerja banting tulang sebagi seorang koki di sebuah resto. Gajinya pas-pasan, hanya cukup untuk biaya hidup saja.

Putus asa dan frustasi karena kehidupannya begitu-begitu saja, ia kemudian berlibur ke Bali sebagai seorang backpacker.

Ia kemudian jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Bali dan salah satu dari gadisnya. Merasa nyaman, ia memutuskan tidak ingin pulang kampung lagi.

Akan tetapi ia tidak punya skill selain memasak. Apalagi bahasa Inggrisnya juga pas-pasan. Dengan sisa uang di dompet, Ia kemudian membuka sebuah gerai kecil yang menjual makanan khas Italia.

Ternyata turis Italia cukup banyak berkunjung ke Bali dan menyukai masakan Luigi yang cita rasanya khas seperti resto mahal tapi dengan harga khas warteg itu pula!

Beberapa tahun kemudian gerai kecil itu sudah berubah menjadi sebuah Ristorante Italiano.

Lazimnya manusia dalam sifat kemanusiaanya, setiap manusia pastinya akan berusaha mengeksploitasi bahkan memanipulasi keadaan di sekitarnya agar ia bisa bertahan hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun