Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mati Gaya ala PLN

9 Agustus 2019   01:31 Diperbarui: 9 Agustus 2019   02:48 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Apalagi secara teoritis suplay dari pembangkit yang sekarang saja pun sudah cukup memenuhi kebutuhan puncak di Jawa-Bali. Maka, atas nama efisiensi UP (Unit Pembangkitan) Muara Karang dan Muara Tawar segera lengser keprabon.

Akan tetapi, pendekatan ala perbankan (orientasi kepada profit) dengan engineering (orientasi kepada fungsi/pelayanan) ini jelas berbeda.

Listrik adalah jantung dari infrastruktur. Itulah sebabnya PLN harus memiliki RCP (Risk Contingency Plan) sebagai bagian dari risk management untuk pengadaan listrik, yang meliputi Pembangkitan, Jaringan Transmisi dan Gardu cadangan (mobile)

Blackout yang terjadi pada Minggu kemarin adalah bukti nyata dari tidak adanya risk contingency plan dalam rencana kerja PLN. "Setiap saat bencana bisa saja terjadi tanpa bisa diprediksi, tetapi kita tidak akan panik kalau kita memang selalu mengantisipasinya"

Blackout adalah hal yang wajar terjadi dan tidak ada seorang pun yang bisa menjamin hal itu tidak akan terjadi lagi! Point-nya adalah bagaimana cara kita mengantisipasinya.

Kemarin ada orang PLN yang mengatakan kalau UP Muara Karang dan UP Muara Tawar itu sedang di-service, karena kebetulan sedang hari libur (Minggu) hahahahha.. bercandanya kebangetan bingits. Padahal sebenarnya pembangkit itu dalam keadaan mati suri.

Ketika terjadi blackout petugas PLN yang panik segera menghidupkan UP Muara Karang dan Muara Tawar. Namun jelas perlu waktu lama agar pembangkit itu bisa running lagi.

Dalam konsep RCP, UP Muara Karang dan Muara Tawar itu seharusnya dalam posisi Spinning Reserved, artinya mesin nyala dan siap masuk ke sistim kapan saja ketika diperlukan (dalam keadaan gawat darurat misalnya)

Ketika listrik di Jakarta padam lebih dari 5 jam, kita akhirnya sadar bahwa semua pembangkit di Jakarta ternyata tidak dalam keadaan siaga.

Sebenarnya tanpa pasokan dari Jawa Timur pun, pembangkit dari Jakarta dan Jabar masih mampu mensupport Jakarta. Sekiranya pembangkit tersebut dalam keadaan standbye, maka tidak butuh waktu lama bagi pembangkit untuk masuk ke sistim, untuk menggantikan pasokan dari Surabaya yang terputus tadi.

Dengan demikian kebutuhan listrik masyarakat berangsur-angsur akan bisa dipenuhi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun