Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Politik

"Pintu Belakang" Sudah Tertutup Buat Setnov

16 November 2017   15:34 Diperbarui: 16 November 2017   15:36 1171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kini Setnov seorang diri saja. Pemerintah tak lagi hadir di belakangnya. Bahkan anggota kelompoknya sudah lama berusaha untuk mengkudeta dan "mengusirnya." Teman dekat bahkan tetangga juga sudah mulai memalingkan wajah dan menjauh darinya. Tidak ada lagi yang tersisa buat Setnov selain daripada berusaha menolong dirinya sendiri agar mampu melanjutkan hidup yang tersisa... Hidup memang seperti ilalang. Segar dipagi hari untuk kemudian layu disore hari. Tidak ada yang abadi dan tidak ada kekuatan yang dapat kekal selamanya...

***

Semua orang tahu akan peran sentral Setnov selama ini. Setnov menjadi katalisator dalam setiap konflik kepentingan politik di tanah air. Kini muncul pertanyaan menarik. Siapa pengganti Setnov di Golkar? Akom sudah pernah menjadi "pilot pengganti" dan sepertinya cukup berat untuk menjadi pilot tetap karena dianggap terlalu dekat dengan RI-2. Apalagi "konflik" antara RI-2 dengan Setnov selama ini, semakin menambah beban bagi Akom...

Selain RI-2, tentu saja ada LBP yang akan berusaha menancapkan kukunya kedalam akar pohon beringin tersebut. Adu kuat JK-LBP akan tampak menjelang pemilihan bos baru nantinya. Sebagai catatan, dalam duel babak pertama di Bali tahun lalu, LBP lewat Setnov berhasil mengandaskan JK yang mengusung Akom! Kini LBP tidak lagi berpihak kepada Setnov...

Yang menarik, siapakah yang akan diusung LBP kali ini? Akankah JK mengusung Akom lagi? Yang jelas JK memang lebih suka mengelus ayam jago dari Timur daripada mengelus ayam kinantan misalnya. Lalu bagaimana dengan sikap para mantan seperti ARB dan AT yang sepertinya tidak pernah ikhlas untuk membiarkan pohon beringin itu bertumbuh sendiri secara bebas. Jangan lupakan juga pengaruh para senior, yang walaupun "berbaju biru, merah atau apapun itu, darahnya tetap akan berwarna kuning juga..."

***

Dalam sejarah per-parpol-an, Golkar adalah partai terbaik di negeri ini dalam pengkaderan dan pengorganisasian. Mereka juga mampu mengkonsolidasikan semua kekuatan ketika diperlukan. Hampir disemua partai, Kader-kader Golkar yang menjadi pengurusnya, dan sampai kapanpun, darah mereka itu "masih akan ada kuningnya."

Parpol-parpol lain tidak mempunyai "Akar yang dalam dan kuat" sebagai sebuah pohon organisasi politik. Batang pohonnya mungkin besar, tetapi akarnya tidak kuat. Umumnya parpol masih berbasis "One man show" Ketumnya. Kalau Ketumnya sakit gigi, maka partai tersebut akan kelimpungan.

Golkar itu selalu berjalan menyesuaikan diri dengan langkah ketumnya. Ketika ketumnya berhalangan atau tidak bisa memimpin lagi, ada puluhan kader terlatih (yang bahkan mungkin lebih baik dari ketum lama) yang siap untuk menjalankan roda organisasi partai seperti semula. Ketika ketum yang baru sudah terpilih, maka semua kader partai akan berjalan menyesuaikan diri dengan derap langkah ketum barunya itu....

Ada yang pernah membayangkan Demokrat tanpa SBY? Atau Nasdem tanpa Surya Paloh? Setnov memang masih ketum Golkar. Tetapi tanpa Setnov pun Golkar akan tetap menjadi Golkar yang kuat, harmonis dan melangkah sesuai dengan langkah ketumnya......

Salam hangat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun