Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tiga Puluh Lima

12 Agustus 2017   00:40 Diperbarui: 15 Agustus 2017   07:39 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : 123rf.com

Kini semuanya menjadi jelas! Sesungguhnya banyak keanehan yang terjadi selama di rumah sakit, termasuk kehadiran Rita yang hampir setiap hari di rumah sakit. Rita selalu lebih tahu apa kebutuhan dan apa yang Tommy mau. Rita bahkan selalu terlihat lebih sedih daripada Clara sendiri! Sebenarnya ketika itu, Clara sudah ingin mengusir Rita. Tetapi kondisi Tommy yang sering tidak stabil, membuat Clara mengabaikan kebenciannya terhadap Rita.

Kini Clara tidak dapat menahan amarahnya lagi. Betapa jahatnya Tommy dan Rita kepadanya dan bahkan juga kepada Rudy! Cangkir kopi yang berada di atas meja makan dilemparnya. Ponsel Tommy itu dibantingnya sampai remuk berantakan. Kardus tempat barang-barang Tommy ditendangnya sampai isinya berhamburan diatas lantai. Lalu Clara berteriak sekuat-kuatnya melawan suara hujan yang kini jatuh semakin deras membasahi bumi...

Hujan sudah reda ketika Clara berdiri sambil termangu memegang cangkir kopinya. Suara ponsel yang berdering segera mengusir lamunannya. Ternyata yang menelfon adalah Rudy. Dengan suara terbata-bata diselingi isakan tangis tertahan, Rudy mengabarkan bahwa Rita baru saja bunuh diri dengan memotong nadi di pergelangan tangannya. Rudy sudah membawanya ke rumah sakit, tetapi nyawa Rita tidak tertolong lagi...

Clara hanya terdiam saja, tidak tahu apa yang harus dikatakannya kepada Rudy..... 

 

"Seorang perempuan berurai air mata terlihat meminum secangkir kopi hitam. Ia lalu melompat kedalam cangkir, dan tenggelam dalam gelapnya kopi tersebut. Polisi yang mencarinya, tak mampu  menemukan jasad perempuan malang tersebut..."

Reinhard Freddy Hutabarat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun