Perjalanan kali ini bukan sekadar jalan-jalan, melainkan rangkaian belajar, silaturahmi, dan penyegaran pikiran. Rombongan dari Forum BMT Bintang Sembilan Bojonegoro berangkat dengan penuh semangat. Tercatat ada 11 BMT yang tergabung, sehingga suasana bus terasa ramai, penuh canda sekaligus diskusi ringan tentang koperasi syariah. Tujuan utama kami adalah melakukan studi banding di KSPPS DMU Jatim Podokaton, Pasuruan, lalu menutupnya dengan wisata ke Gunung Bromo, Probolinggo.
Singgah di KSPPS DMU Jatim Podokaton
Setelah menempuh perjalanan beberapa jam, rombongan tiba di Pasuruan. Udara terasa lebih sejuk dibanding Bojonegoro, apalagi pagi itu langit teduh. Gedung KSPPS DMU Jatim di Podokaton terlihat sederhana, namun begitu masuk, langsung terasa nuansa profesional: ruang kerja tertata, administrasi rapi, dan pelayanan anggota berjalan tertib.
Kami disambut hangat oleh pengurus dan manajemen KSPPS. Acara resmi dimulai dengan sambutan dari Ketua Forum BMT Bintang Sembilan Bojonegoro, Bapak M. Subeki. Dengan tenang beliau menyampaikan maksud kunjungan, yakni mempererat silaturahmi, menambah wawasan kelembagaan, serta mencari inspirasi dalam mengembangkan koperasi syariah di daerah masing-masing.
Setelah itu, giliran Bapak Ahmad Muzakki, selaku General Manager KSPPS DMU Jatim, memberikan sambutan sekaligus pengarahan. Beliau bercerita bagaimana KSPPS DMU Jatim tumbuh dari kecil hingga menjadi koperasi syariah yang diperhitungkan di Jawa Timur. Inti pesannya jelas: keberhasilan lembaga sangat ditentukan oleh SDM yang amanah, disiplin administrasi, dan keberanian berinovasi.
Kami kemudian mendapatkan pemaparan mendetail tentang perjalanan koperasi tersebut. Ada beberapa poin penting yang menjadi catatan:
Manajemen kelembagaan yang solid. Struktur organisasi jelas, pembagian tugas efektif, dan setiap orang bekerja sesuai kapasitasnya.
Produk simpanan dan pembiayaan yang variatif. Dari pembiayaan usaha mikro, simpanan harian, hingga layanan digital. Semua disesuaikan dengan kebutuhan anggota.
Disiplin administrasi dan laporan keuangan. Setiap transaksi tercatat rapi, audit dilakukan rutin, dan pengawasan internal berjalan baik.
Diskusi berlangsung hangat. Peserta forum banyak bertanya seputar cara menjaga kepercayaan anggota, strategi menghadapi kredit macet, hingga tantangan menghadapi lembaga keuangan konvensional. Jawaban dari pengurus DMU Jatim lugas dan realistis, bahkan disertai pengalaman jatuh bangun mereka di masa awal.