Mohon tunggu...
Choirul Anam
Choirul Anam Mohon Tunggu... Penulis tinggal di Bojonegoro

Setiap perjalanan adalah peluang untuk menemukan hal baru, menghadapi tantangan, dan menemukan kekuatan dalam diri. Jangan mengeluh tentang perjuanganmu. Bersyukurlah karena kamu masih diberi kesempatan untuk berjuang.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Ramadan Zero Waste: Puasa dari Sampah, Ibadah untuk Bumi

14 Maret 2025   09:04 Diperbarui: 14 Maret 2025   09:04 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memilah Sampah Rumah Tangga | www.kanya.id

Gunakan Alat Makan Ramah Lingkungan
Saat berbuka bersama atau sahur di luar rumah, hindari penggunaan sendok, garpu, dan gelas plastik sekali pakai. Bawa alat makan sendiri atau pastikan tempat makan yang kita kunjungi menyediakan alternatif ramah lingkungan.

  • Kurangi Minuman Kemasan
    Es teh manis, es kopi susu, atau berbagai minuman segar dalam kemasan plastik memang menggoda, tetapi dampaknya terhadap lingkungan sangat besar. Solusinya? Bawa botol minum sendiri atau buat minuman sendiri di rumah.

  • Kelola Sampah dengan Bijak
    Pisahkan sampah organik dan anorganik. Sisa makanan bisa dijadikan kompos, sementara plastik bisa dikumpulkan untuk didaur ulang. Jika memungkinkan, ajak keluarga atau komunitas untuk melakukan aksi pengurangan sampah bersama.

  • Diet Sampah sebagai Bentuk Ibadah

    Dalam Islam, mubazir adalah perilaku yang dibenci. Allah berfirman dalam Al-Qur'an:

    "Sesungguhnya orang-orang yang boros itu adalah saudara-saudara setan." (QS. Al-Isra: 27)

    Diet sampah bukan sekadar tren, melainkan bentuk nyata dari pengamalan nilai-nilai Islam. Mengurangi sampah berarti menjaga lingkungan, dan menjaga lingkungan adalah bagian dari amanah sebagai khalifah di bumi. Rasulullah sendiri adalah teladan hidup sederhana---makan secukupnya, tidak berlebihan, dan selalu menghargai makanan.

    Bayangkan jika setiap keluarga Muslim berkomitmen mengurangi sampah selama Ramadan. Jika 50% saja dari populasi Muslim di Indonesia (sekitar 120 juta orang) membawa wadah sendiri saat membeli takjil, maka kita bisa mengurangi jutaan plastik sekali pakai setiap harinya. Jika setiap rumah tangga memasak dengan porsi pas dan menghindari pemborosan makanan, maka sampah makanan bisa ditekan secara signifikan.

    Kesimpulan: Ramadan yang Lebih Ramah Lingkungan

    Diet sampah saat Ramadan bukan sekadar upaya menjaga kebersihan, tetapi juga bagian dari ibadah. Dengan mengurangi sampah, kita tidak hanya menolong lingkungan, tetapi juga menjalankan nilai-nilai Islam dengan lebih baik---tidak mubazir, lebih sederhana, dan lebih peduli pada sesama.

    Jadi, Ramadan tahun ini, mau tetap ikut arus konsumtif atau mulai berpuasa dari sampah? Pilihan ada di tangan kita!

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Nature Selengkapnya
    Lihat Nature Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun