Mohon tunggu...
Choirul Anam
Choirul Anam Mohon Tunggu... Penulis tinggal di Bojonegoro

Setiap perjalanan adalah peluang untuk menemukan hal baru, menghadapi tantangan, dan menemukan kekuatan dalam diri. Jangan mengeluh tentang perjuanganmu. Bersyukurlah karena kamu masih diberi kesempatan untuk berjuang.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Ramadan Zero Waste: Puasa dari Sampah, Ibadah untuk Bumi

14 Maret 2025   09:04 Diperbarui: 14 Maret 2025   09:04 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memilah Sampah Rumah Tangga | www.kanya.id

Ramadan adalah bulan penuh berkah, di mana umat Islam berlomba-lomba meningkatkan ibadah dan menahan diri dari segala hawa nafsu. Tapi, ironisnya, di bulan yang mengajarkan kesederhanaan ini, justru konsumsi masyarakat meningkat drastis. Buka puasa dan sahur yang seharusnya menjadi momen spiritual, malah sering berubah menjadi ajang pesta makanan. Akibatnya? Timbunan sampah yang menggunung, dari plastik kemasan takjil, sisa makanan, hingga botol minuman sekali pakai.

Jika kita benar-benar ingin menjadikan Ramadan sebagai bulan pengendalian diri, sudah saatnya kita juga berpuasa dari produksi sampah yang berlebihan. Inilah yang disebut diet sampah---sebuah upaya sadar untuk mengurangi limbah dengan memilih gaya hidup yang lebih ramah lingkungan.

Kenapa Ramadan Justru Jadi Musim Sampah?

Coba tengok warung takjil di pinggir jalan saat menjelang magrib. Dari es buah, kolak, gorengan, hingga aneka minuman manis, semua dibungkus plastik atau styrofoam. Sekali beli lima macam takjil, itu berarti minimal lima plastik tambahan masuk ke tempat sampah. Belum lagi di rumah, kebiasaan memasak berlebihan sering berujung pada makanan yang tidak habis dan akhirnya terbuang.

Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat bahwa sampah makanan meningkat hingga 20% selama Ramadan. Indonesia sendiri sudah darurat sampah makanan---Global Food Waste Report 2021 menyebutkan bahwa kita menyumbang sekitar 20 juta ton sampah makanan setiap tahunnya. Artinya, Ramadan yang seharusnya menjadi momen pengendalian diri justru berkontribusi pada peningkatan limbah.

Lalu, apa yang bisa kita lakukan?

Puasa Plastik, Puasa Mubazir

Diet sampah bukan berarti hidup serba terbatas dan menyusahkan. Justru, ini adalah cara cerdas untuk lebih sadar terhadap apa yang kita konsumsi. Ada beberapa langkah mudah yang bisa kita terapkan agar Ramadan kita lebih ramah lingkungan:

  1. Bawa Wadah Sendiri
    Jika ingin membeli takjil atau makanan berbuka, biasakan membawa wadah sendiri. Dengan begitu, kita bisa mengurangi penggunaan plastik sekali pakai yang sulit terurai.

  2. Masak Secukupnya
    Makanan berlimpah saat berbuka memang menggoda, tapi sering kali perut kita tidak bisa menampung semuanya. Alih-alih membuang sisa makanan, lebih baik kita memasak dengan porsi yang pas. Jika ada sisa, bisa dibagikan kepada tetangga atau orang yang membutuhkan.

  3. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Nature Selengkapnya
    Lihat Nature Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun