Mohon tunggu...
Choiron
Choiron Mohon Tunggu... Hidup seperti pohon. Menyerap sari makanan dan air dari mana saja, dan pada saatnya harus berbuah.

Hanya sebuah botol kosong...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pria Ini Berkode 87

7 Juli 2013   10:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:54 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Angkutan yang saya naiki ini bernama bison. Ini sejenis angkutan mini bus yang bisa memuat hingga 15 penumpang dalam kondisi normal, dan 20 orang penumpang bila dijejal-jejalkan hingga terkompresi dengan sempurna.

Sore itu saya menuju Porong Sidoarjo dengan menggunakan bison. Sopir dan kernetnya begitu cekatan menaikkan dan menurunkan penumpang. Hampir semua orang yang berdiri di pinggir jalan, selalu mereka tawari untuk naik. Akibatnya, waktu tempuh menjadi lebih panjang karena terlalu sering berhenti dan menawari tumpangan.

Hingga saat lepas dari area tanggul Lumpur Lapindo, seorang pria berkaos putih, celana 3/4 dan tanpa alas kaki juga ikut terangkut bersama bison yang saya tumpangi. Si pria berkaos putih tersebut duduk di kursi di belakang saya bersama 2 orang wanita.

Keributan mulai terjadi saat si kernet mulai menyadari kalau mereka salah manaikkan penumpang. hal itu tampak dari percakapan antara sopir dan si kernet dalam bahasa Suroboyoan yang saya terjemahkan saja.

"Cak, sepertinya kita salah menaikkkan orang," kata si kernet sambil tertawa-tawa.

"Lah salah gimana?" Tanya si sopir sambil terus mengemudi.

"Yang terakhir tadi 87," jawab si kernet sambil tidak bisa menahan ketawanya.

"Hah? 87? Kok bisa 87 kamu suruh naik itu?" Tanya si sopir sambil mulai tertawa geli.

"Lah yang tadi menghentikan mobil di depannya siapa?"

"Ya aku ghak mungkin menghentikan mobil kalau enggak diberi aba-aba," jawab si sopir masih dengan wajah menahan tertawa lebih lanjut.

"Oh iya.. ya... tak pikir tadi tukang tembel ban Cak."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun