Mohon tunggu...
chitania sari
chitania sari Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiswa

suka nulis dan jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perilaku Kesetaraan di Tangan Kita

28 April 2024   07:10 Diperbarui: 28 April 2024   07:16 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak sekali analisa tentang kesetaraan gender yang dilandasi oleh emansipasi yang diprakarsai oleh RA Kartini seabad lalu. Seperti semangat dan ide bernas Kartini itu, ide dan gagasan itu masih menyala dan intinya masih nyambung dengan kekinian.

Hanya saja ide dan gagasan Kartini itu, saat ini punya tantangan tersendiri. Tantangan ini nyata dan memerlukan penanganan tersendiri jika tak mau menjadi penyakit bangsa yang berlarut-larut.

Pertama teknologi. Teknologi adalah hal yang membantu manusia dalam kehidupan mereka. Kita tahu teknologi berkembang di industry sejak awal abad ke 20 di seluruh dunia dan masa itu kita kenal sebagai revolusi industry. Saat itu mesin-mesin ditemukan dan dibuat. Sehingga membuat banyak bidang menjadi maju seperti bidang transporasi, bidang mineral, bidang telekomunikasi, bidang kesehatan dan lain sebagainya. Sebuah generasi baru lahir pada masa ini yaitu baby bommer, yaitu ledakan (penambahan ) jumlah penduduk karena banyak manusia merasa terbantu dengan perkembangan teknologi (tidak melakukan banyak hal secara manual) sehingga mereka punya waktu yang lebih banyak dengan keluarga sehingga generasi itu muncul dengan cepat.

Teknologi itu berkembang sedemikin rupa, sehingga kini kita ada pada kemajuan teknologi informasi dimana dunia global seakan dalam genggaman. Kita jadi mudah sekali menghubungi atau bertemu secara virtual dengan orang lain, bahkan di benua yang berbeda. Ini berdampak ke banyak hal, terutama juga pada budaya , perilaku dan kebijakan.

Seseorang menjadi tidak sesabar orang dulu dimana teknologi belum berkembang. Memang, kecepatan menjadi penting dan sangat penting saat ini. Namun dampaknya adalah seringkali kebijaksanaan (wisdom)  Sehingga orang seringkali tidak sabar dan marah-marah jika tidak direspon dengan cepat.

Apa hubungannya dengan kesetaraan ? Orang akan menilai seseorang (termasuk Perempuan) dari hal ini. Bagaimana dia mempresentasikan pribadinya ditengah budaya yang terhimpit dengan teknologi. Seorang perempuan bisa saja punya akses yang baik terhadap teknologi sering salah perlakuan (terhadap teknologi) sehingga dibuat prostitusi online, judi online dan hubungan interpersonal dengan orang lain melalui media sosial (yang merupakan teknologi). Sehingga kitab isa liat sekarang penipuan, prostitusi dan hbungan dengan orang lain rusak karena salah sikap dan kebijakan dalam menggunakan teknologi. Dan sedihnya sebagian besar dari mereka adalah Perempuan .

Dua. Hal yang sering menjadi masalah adalah penerimaan pengaruh ideologi transnasional melalui teknologi. Saat ini banyak sekali ideologi yang tidak sesuai dengan atmosfer Indonesia yang majemuk yang berkembang dan dengan mudah diperoleh melalui teknologi. Nah ideologi transnasional ini kemudian berkembang dan mendapat pembenaran dari para ustads yang punya aliran salafi atau aliran lain yang garis keras. Para Perempuan dalam hal ini adalah ibu-ibu, sering mengundang para tokoh agama ini di majelis taklim dll. Sehingga sebagian dari mereka terpengaruh oleh ideologi ini dan membawa pengaruhnya ke keluarga.

Kita mungkin ingat dengan peringatan dari Presiden Joko Widodo, agar ibu-ibu -istri dari para tentara itu tidak lagi mengundang para ustadz beraliran keras ke pengajian yang mereka sering adakan. Ini menunjukkan bahwa Perempuan sebagai pondasi penting dalam keluarga seharusnya bisa bersikap terhadap hal-hal yang berat dan serius seperti ideologi. Ini adalah salah satu bagian dari emansipasi itu.

Dari dua hal itu kita bisa simpulkan bahwa  banyak hal dan banyak pihak yang mendukung kesetaraan Perempuan, namun di tangan Perempuan sendirilah kebijakan itu ada. Dengan mengelola semua dukungan yang ad akita bisa menikmati hasil perjua

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun