Mohon tunggu...
chilmi nisa
chilmi nisa Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Don't Negative Thinking"

22 November 2017   04:36 Diperbarui: 22 November 2017   11:23 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hampir di pastikan, setiap jam istirahat tiba Niko beranjak ke UKS di sekolahnya atau tempat kesehatan. Tiduran yang ia lakukan saat di UKS, jika di tegur guru alasannya pusing di kepalanya. Kemuadian ada teman yang dapat dikatakan akrab dengan Niko, menceritakan bahwa Niko sebenarnya tidak sedang pusing. Ia hanya menghindar bertemu dengan teman-temannya saat istirahat.

Ada apa dengan Niko? Bagi teman-temannya tak ada masalah. Justru yang bermasalah adalah Niko. Dalam pergaulan Niko selalu berpikir negatif pada orang lain. Kalau bicara dengan teman, isi pembicaraan hanya menjelek-jelekan teman. Anehnya, ia pun tidak merasa puas dengan dirinya.

Sikap Niko termasuk anak yang mudah bereaksi, ketika ada teman yang sukses. Setelah itu, ia merasa menyesal, mengapa bukan dirinya yang sukses? Sehingga Niko mudah murung. Jika ada yang bicara tentang cita-cita jawaban Niko selalu bernada psimis.

Dari cerita Niko, dapat dikatakan bahwa Niko terperangkap pada pola pikir negative thinking. Jika dibandingkan dengan Fahri yang mempunyai pemikiran positive thinking. Hal ini tampak pada sifatnya yang ceria, tegar dan optimis. Sehingga dirinya merasa sehat dan jarang sakit.

Fahri berani menghadapi masalah, tantangan dan bisa menerima kesuksesan orang lain. Jadi ia tidak mudah stres. Ia bisa tenang dan ada kemauan untuk terus maju. Ketika berbincang-bincang dngan teman-temannya ia belajar untuk tidak membicarakan kejelekan orang lain.

Bagaimana cara agar anak-anak kita tidak terlalu di kuasai oleh negative thinking? Sehingga anak-anak kita akan selalu sehat dan nyaman dalam pergaulan.

Caranya yaitu :

  • Upayakan anak-anak tidak mudah hanyut dalam kecemasan, kebencian terhadap diri sendiri dan lingkungan
  • Ajari anak untuk membuka diri kepada siapapun atas kekuatan dan kelemahan diri
  • Berani mengakui kelebihan orang lain
  • Tidak mudah emosional kepada orang lain
  • Selalu berpikir positive thinking

pict : https://id.images.search.yahoo.com/yhs/search;_ylt=AwrwXx29.hRawg0AtFn3RQx.?p=gambar+anak+negativ+tinking&fr=yhs-iry-fullyhosted_003&fr2=piv-web&hspart=iry&hsimp=yhs-fullyhosted_003&type=plk_coinisre_17_17_ssg01#id=1&iurl=https%3A%2F%2Favicennaedu.files.wordpress.com%2F2013%2F05%2F1_a-melatih-anak-berpikir-lateral.jpg&action=click

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun