Mohon tunggu...
chelsea liong
chelsea liong Mohon Tunggu... Freelancer - Student

im a student from LSPR

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Instagram Merusak Kesehatan Mental Remaja?

16 Juli 2019   20:46 Diperbarui: 16 Juli 2019   21:22 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustasi: Kompas Tekno

Beberapa waktu lalu, ketika saya melintas di pusat perbelanjaan saya disenggol oleh seorang remaja karena dirinya sedang focus melihat hp dan setelah saya lihat ternyata dia sedang bermain instagram. Hal ini dapat dibuktikkan bahwa Instagram memiliki efek kecanduan yang tinggi bagi para penggunanya. 

Kecanduan ini bahkan sudah menjamur pada berbagai kalangan, dari anak muda hingga ibu -- ibu sehingga mereka lebih mementingkan konten yang diunggah di Instagram dibandingkan dengan kehidupan nyata. Sungguh miris bukan ?

Sebenarnya, Instagram sengaja di rancang supaya masyarakat dapat bersosialisasi dengan baik dan komunikasinya tidak terputus oleh jarak dan waktu. Hal ini membawa dampak positif untuk berkomunikasi kepada teman -- temannya, keluarga, personal branding dan juga up to date pada segala hal. 

Namun, di balik kelebihan tersebut terdapat dampak buruk dari Instagram yang bisa merusak kesehatan mental manusia secara perlahan sehingga kita sendiri pun tidak menyadarinya.

Menurut hasil survey dari CNBC, terlihat pada sampel 1.500 dimulai dari anak muda usia 14 tahun sampai 24 tahun itu menyatakan bahwa Instagram bisa membuat mereka menjadi rendah diri, minder, dan depresi karena setelah melihat postingan yang terlihat sempurna pada konten feeds Instagram. Misalnya, cyber -- bullying yang berisi komentar negative dan tajam kepada orang yang memposting dirinya di Instagram. Hal ini dapat memicu tingkat depresi seseorang yang mendapat cyber -- bullying.

Mirisnya, komentar itu berupa olokan pada bentuk muka, tubuh, cara berpakaian, bahkan tutur kata sangat diutamakan pada saat membuat caption di Instagram. Nyaris tiada hari tanpa hujatan, fitnah, cemooh, lontaran kebencian, dan tuduhan keji atas kecurigaan tak berdasar di media sosial. 

Seakan-akan tiada waktu untuk mengevaluasi apakah mereka sudah benar menjadi pribadi yang berakhlak dan tak meracuni prinsip etis serta moral umum hingga membutakan hati nurani.

Berbagai informasi di pusat perbelanjaan, lalu lintas, dan sebagainya yang diunggah oleh citizen journalist membuat masyarakat memiliki efek ketergantungan pada Instagram. Mereka mau tidak mau harus membuka Instagram untuk mengetahui apa yang sedang terjadi sekarang. Hal ini memicu masyarakat memiliki sifat FOMO (Fear of Missing Out) yaitu keadaan individu yang mengalami ketakukan jika ketinggalan informasi dari media sosial sehingga fenomena kecemasan ini dianggap sebagai penyebab buruknya regulasi diri.

Hampir 70% dari masyarakat yang berusia 18 -- 35 tahun mengalami sindrom FOMO yang berarti individu memiliki kecenderungan menjadi lebih cemas, mudah marah dan mereka lebih bisa mengontrol dirinya setelah melihat Instagram dan tentunya ini hanya bersifat sementara. Hal ini sangat miris karena secara tidak langsung fungsi otak dan mental kita sudah dipengaruhi oleh Instagram.

Sudah terbukti bahwa banyak sekali anak remaja yang terkena potensi buruk dari penggunaan Instagram secara berlebihan, misalnya Barbie Kumalasari yang terseret kasus viral video ikan asin. Sebenarnya, hal ini merupakan informasi yang tidak penting bagi perkembangan mental anak remaja dan hanya membuat mereka menjadi semakin bodoh dan ikut campur urusan hidup orang. Sungguh miris bukan? Anak remaja yang seharusnya memikirkan masa depan mereka tetapi hanya terpaku untuk mengurusi urusan yang tidak bermanfaat.

Menurut Nurfajri tahun 2013, teori Kecanduan Media Sosial diartikan sebagai gangguan psikologis dimana penggunanya menambahkan waktu penggunaan sehingga dapat membangkitkan kesenangan, yang dapat menimbulkan kecemasan, perubahan mood dan depresi. Ada 3 macam tipe kecanduan yang dialami oleh manusia. Pertama, Heavy Users yang melihat Instagram sekitar 6 jam per hari sedangkan Medium Users 3 -- 6 jam per hari dan yang terakhir Light Users kurang dari 3 jam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun