Mohon tunggu...
Chazali H Situmorang
Chazali H Situmorang Mohon Tunggu... Apoteker - Mantan Ketua DJSN 2011-2015.

Mantan Ketua DJSN 2011-2015. Dosen Kebijakan Publik FISIP UNAS; Direktur Social Security Development Institute, Ketua Dewan Pakar Lembaga Anti Fraud Asuransi Indonesia (LAFAI).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Habibie di Tengah Karakter Elite Bangsa

15 September 2019   23:13 Diperbarui: 15 September 2019   23:23 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Habibie memasuki dunia politik yang kejam, penuh "kemunafikan" yang coba diberikan makanan bergizi bernama demokrasi. Tetapi ibarat serigala lapar, rupanya gizi yang diberikan tidak cukup dan menerkam orang yang memberikan gizi. Habibie menjadi martir atas kebebasan yang dibukanya sangat lebar tanpa batas. Tetapi Habibie tidak dendam. Silaturahmi dijalin dengan siapapun termasuk lawan politik yang turut menjatuhkannya di MPR.

Fase ketiga, adalah sesudah selesai sebagai Presiden. Habibie kembali menjadi manusia biasa. Kembali membangun industri pesawat terbang. Tetapi tidak sendiri. Sudah ada kader yang meneruskannya yaitu Dr. Ilham Habibie yang meneruskan mimpi dan cita-cita Papanya.

Dibuat lah rancang bangun pesawat R 80.  Habibie melobi Presiden Jokowi untuk mendapat dukungan. Alhamdulillah Presiden Jokowi memberikan supporting dengan menerbitkan Perpres dengan menjadikan pembuatan R 80, yang dibuat oleh PT.RAI (Regio Aviasi Industri) sebagai Proyek Strategis Nasional.

Fase ketiga ini juga Habibie lebih religius, lebih banyak berbicara soal alam lain sesudah di dunia ini. Apalagi sejak meninggalnya istri tercinta Ibu Ainun. Habibie tidak takut mati. Karena jika meninggal dunia istri tercinta Ibu Ainun sudah menunggu dengan senyum bahagia. Suatu kisah kasih seorang Presiden dengan istri yang disayanginya, penuh kebahagiaan, sehingga difilmkan dan banyak ditonton oleh rakyatnya.

Habibie sangat fenomenal. Kita merasakan sejak meninggalnya Habibie dengan tenang 11 September 2019, jam 18.05, dalam usia 83 tahun. Habibie lahir 25 Juni 1936. 

Tanggal kelahirannya sama dengan kelahiran saya, tetapi tahun berbeda yaitu 19 tahun setelah Habibie lahir. Sampai detik  ini sesudah penguburannya di Makam Pahlawan Kalibata siang 12 Se[tember 2019, tidak henti-hentinya berbagai  pujian, penghargaan, penghormatan, ribuan orang melayat, dan ungkapan rasa kehilangan masih terus diberitakan oleh media.

Tidak terkecuali, mereka yang dulunya menghujat, para politisi Senayan yang menyebabkan Habibie kandas di MPR,  sepertinya sudah berganti topeng. 

Saat ini menggunakan topeng berwajah malaikat. Mungkin ada diantaranya yang  ditanyakan wartawan apa  komentar tentang Habibie, menyebutnya " beliau sebagai manusia pintar yang dimiliki bangsa Indonesia, diakui dunia, penegak demokrasi,   dan kita berdoa agar husnul khotimah" . Begitulah watak elite bangsa kita, mudah sekali bermuka dua,  demi kepentingan kekuasan. Kita lupa kekuasaan itu tidak bisa melawan kematian.

Doa kita, semoga Prof. Dr. Ing. H.BJ.Habibie  dengan berbagai kebaikan dan amalan yang dilakukannya, dapat menghapus dosa yang mungkin ada. Sehingga dalam kalkulasi Allah SWT, Prof Habibie masuk surga dan bertemu dengan iatri tercinta Ibu Ainun habibie. Amin YRA.

Cibubur, 12 September 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun