Mohon tunggu...
Chatherine Eka
Chatherine Eka Mohon Tunggu... Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Informatics 👩🏻‍💻 | Traveler ✈️ | Basket 🏀

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Evaluasi Software Requirement Specification (SRS) Berdasarkan IEEE 830 : Tantangan dan Peluang dalam Rekayasa Perangkat Lunak

8 Maret 2025   11:40 Diperbarui: 8 Maret 2025   11:40 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Evaluasi Software Requirement Specification (SRS) Berdasarkan IEEE 830: Tantangan dan Peluang dalam Rekayasa Perangkat Lunak

                 Dalam dunia rekayasa perangkat lunak (RPL), dokumen Software Requirement Specification (SRS) memainkan peran krusial dalam menjamin keberhasilan suatu proyek perangkat lunak. SRS yang baik tidak hanya menjelaskan kebutuhan sistem secara detail tetapi juga memastikan bahwa pengembang, pemangku kepentingan, dan pengguna akhir memiliki pemahaman yang sama tentang sistem yang akan dikembangkan. Salah satu standar yang banyak digunakan dalam penulisan SRS adalah IEEE 830, yang menyediakan panduan komprehensif untuk mendokumentasikan kebutuhan perangkat lunak secara sistematis dan terstruktur.

               Namun, dalam praktiknya, penerapan IEEE 830 masih menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam aspek kelengkapan, keakuratan, konsistensi, dan ketepatan dokumen SRS. Artikel "Evaluation of Software Requirement Specification Based on IEEE 830 Quality Properties" oleh Stephen dan Mit (2019) menawarkan wawasan menarik mengenai bagaimana kualitas SRS dapat dievaluasi secara sistematis dengan menggunakan properti kualitas yang telah ditentukan dalam standar IEEE 830.

Mengapa IEEE 830 Penting dalam Rekayasa Perangkat Lunak?IEEE 830 menjadi standar yang penting dalam pengembangan perangkat lunak karena mengedepankan empat aspek utama dalam penyusunan SRS, yaitu completeness (kelengkapan), correctness (kebenaran), consistency (konsistensi), dan preciseness (ketepatan).

  1. Kelengkapan memastikan bahwa semua persyaratan yang dibutuhkan dalam perangkat lunak telah terdokumentasi dengan jelas dan tidak ada informasi penting yang terlewat.

  2. Kebenaran mengacu pada kesesuaian spesifikasi dengan kebutuhan pengguna dan tujuan proyek yang telah disepakati.

  3. Konsistensi berarti tidak ada pernyataan yang saling bertentangan dalam dokumen, sehingga mengurangi kemungkinan kesalahan dalam implementasi.

  4. Ketepatan bertujuan untuk menghindari ambiguitas yang dapat menyebabkan kesalahpahaman dalam pengembangan perangkat lunak.

Evaluasi kualitas SRS menggunakan properti di atas sangat penting dalam memastikan bahwa perangkat lunak yang dikembangkan sesuai dengan harapan pemangku kepentingan serta memiliki dokumentasi yang mudah dipahami oleh semua pihak yang terlibat dalam proyek.

Tantangan dalam Implementasi IEEE 830Meskipun IEEE 830 menawarkan pedoman yang komprehensif, terdapat berbagai tantangan dalam implementasinya, terutama dalam lingkungan pengembangan perangkat lunak modern yang semakin dinamis. Beberapa tantangan utama yang sering dihadapi adalah:

  1. Ambiguitas dalam Penulisan SRS -- Banyak pengembang atau analis sistem yang masih kesulitan dalam menyusun SRS yang bebas dari ambiguitas. Sering kali, bahasa yang digunakan dalam SRS terlalu teknis atau sebaliknya, terlalu umum sehingga membingungkan pengembang.

  2. Kurangnya Pemahaman terhadap Standar -- Tidak semua tim pengembang memiliki pemahaman yang sama tentang IEEE 830, sehingga kualitas dokumen SRS bervariasi antar proyek atau organisasi.

  3. Perubahan Kebutuhan yang Cepat -- Dalam metodologi pengembangan agile, persyaratan perangkat lunak dapat berubah dengan cepat, yang dapat membuat dokumen SRS menjadi tidak relevan dalam waktu singkat.

  4. Minimnya Evaluasi Otomatis -- Meskipun ada alat yang dapat membantu menilai kualitas SRS secara otomatis, banyak organisasi yang masih bergantung pada evaluasi manual, yang memakan waktu dan berisiko menghasilkan penilaian yang subjektif.

Peluang dan Solusi untuk Meningkatkan Kualitas SRSUntuk mengatasi tantangan di atas, diperlukan pendekatan yang lebih modern dan adaptif dalam menyusun serta mengevaluasi dokumen SRS. Beberapa peluang dan solusi yang dapat diterapkan adalah:

  1. Pemanfaatan Kecerdasan Buatan (AI) dalam Evaluasi SRS -- AI dapat digunakan untuk mendeteksi ambiguitas, ketidakkonsistenan, dan kekurangan dalam SRS secara otomatis. Teknologi NLP (Natural Language Processing) dapat membantu dalam analisis dokumen untuk memastikan kesesuaian dengan standar IEEE 830.

  2. Meningkatkan Pelatihan dan Kesadaran terhadap IEEE 830 -- Organisasi perlu memberikan pelatihan kepada pengembang dan analis sistem mengenai pentingnya standar IEEE 830 serta bagaimana menggunakannya secara efektif.

  3. Integrasi dengan Metodologi Agile -- Agar tetap relevan dalam lingkungan agile, SRS harus dibuat dalam format yang lebih fleksibel, seperti user stories yang tetap mengacu pada prinsip-prinsip IEEE 830.

  4. Penggunaan Requirement Boilerplate (RB) -- Teknik ini membantu menyusun SRS dengan pola standar sehingga mengurangi potensi ambiguitas dan meningkatkan konsistensi dokumen.

***

Evaluasi kualitas SRS berdasarkan IEEE 830 sangat penting dalam memastikan keberhasilan proyek perangkat lunak. Standar ini menawarkan panduan yang kuat untuk menghindari ambiguitas, meningkatkan konsistensi, dan memastikan bahwa semua kebutuhan sistem terdokumentasi dengan baik. Meskipun terdapat berbagai tantangan dalam implementasinya, pemanfaatan teknologi seperti kecerdasan buatan dan pendekatan yang lebih fleksibel dapat membantu meningkatkan kualitas SRS secara signifikan. Dengan demikian, para profesional RPL harus terus mengembangkan dan mengadopsi praktik terbaik dalam penulisan dan evaluasi SRS agar proyek perangkat lunak dapat berjalan lebih efektif dan efisien.

ReferensiStephen, E., & Mit, E. (2019). Evaluation of Software Requirement Specification Based on IEEE 830 Quality Properties. Journal of Software Engineering, 34(2), 112-125. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun