Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Tommy Sugiarto Penyelamat Wajah Indonesia di Thailand

12 Februari 2017   20:53 Diperbarui: 13 Februari 2017   16:40 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tommy Sugiarto di podium juara Thailand Masters 2017/badmintonindonesia.org

Tommy Sugiarto menjadi penyelamat wajah Indonesia di Thailand Masters 2017. Pemain senior ini menyumbang satu-satunya gelar bagi Merah Putih setelah empat wakil lainnya lebih dulu tersisih di semi final. Pada laga pamungkas di Nimibutr Stadium, Bangkok, Minggu (12/2) hari ini, pemain 28 tahun itu menggagalkan asa pemain muda tuan rumah, Kantaphon Wangcharoen.

Tommy memang lebih diunggulkan di laga ini. Jam terbang dan pengalaman putra mantan pebulutangkis nasional, Icuk Sugiarto itu di turnamen berbintang jauh lebih teruji ketimbang Kantaphon yang baru saja naik level dari kelas junior. Meski demikian performa pemain 18 tahun itu cukup impresif selama perhelatan turnamen level grand prix gold ini. Hasil ini merupakan kelanjutan dari performa Kantaphon yang cukup terasah di tingkat junior, di antaranya dengan merebut medali perunggu di Kejuaraan Dunia Junior di Bilbao, Spanyol tahun lalu.

Tommy cukup lihai meladeni permainan agresif Kanthapon di hadapan pendukungnya. Kematangan bermain, entah dari segi teknik dan mental membuat pebulutangkis rangking 20 dunia ini bisa meraih poin satu demi satu. Di set pertama Kanthapon masih bisa bersaing. Pemain berperingkat 142 dunia itu sempat menempel Tommy dalam kedudukan 18-15 dan tetap menjaga selisih tiga poin di angka 19-16. Tommy dengan segala kematangannya hanya memberi tambahan satu poin kepada Kanthapon sebelum menutup set pertama.

“Di awal game pertama saya adaptasi dulu karena ini adalah pertemuan pertama dengan lawan. Penampilan lawan cukup bagus di awal permainan dan ini meyulitkan saya, tetapi saya berusaha tetap tenang, di final siapapun punya peluang untuk juara,” ungkap Tommy kepada badmintonindonesia.org.

Situasi timpang terjadi di set kedua. Alih-alih menempel ketat, Kanthapon justru menjadi bulan-bulanan. Saat Tommy menginjak game point, wakil tuan rumah itu masih tertahan di angka 9. Laga berdurasi 40 menit itu berakhir straight set,21-17 dan 21-11.

Tommy menilai, “Di game kedua saya merasa dia tidak percaya diri lagi seperti di game pertama, makanya angkanya jauh sekali.... Di sini saya dibantu faktor menang pengalaman. Meskipun dia tuan rumah, tetapi waktu ketinggalan dia merasa tidak nyaman juga, ini menguntungkan buat saya.”

Kantaphone tampil antiklimaks, tidak seperti saat menaklukkan sesama pemain muda yang berasal dari Malaysia di semi final, Zii Jia Lee. Zii merupakan 'pembunuh' senior Kanthapon sekaligus unggulan pertama, Tanongsak Saesomboonsuk. Bisa jadi stamina Kanthapon yang terkuras dalam pertandingan lebih dari satu jam di semi final turut mempengaruhi penampilannya di laga pamungkas.

Sebaliknya Tommy berhasil menyempurnakan penampilannya di turnamen bernama asli Princess Sirivannavari Thailand Masters ini. Tommy mampu melewati tantangan para pemain muda seperti juniornya Anthony Sinisuka Ginting di semi final dan wakil tuan rumah unggulan 15, Khosit Phetpradab di delapan besar.

Tiongkok Dominan, Thailand Mengancam
Kemenangan Tommy tetap tidak mengubah distribusi gelar turnamen berhadiah total 120 ribu USD (setara Rp 1,59 miliar) ini. Indonesia dan Thailand kebagian satu gelar masing-masing di nomor tunggal, selebihnya disapu bersih oleh Tiongkok.

Pembagian gelar kali ini persis seperti tahun lalu, di mana Indonesia berjaya di nomor ganda putra disumbangkan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan sementara tuan rumah mengklaim nomor tunggal putri melalui Ratchanok Intanon.

Mengambil peran Ratchanok, tahun ini giliran pemain muda yang tidak kalah cemerlang, Busanan Ongbamrungphan. Unggulan pertama ini menaklukkan satu-satunya wakil Jepang, Aya Ohori dua game langsung 21-18 dan 21-16 dalam tempo 57 menit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun