Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Nova Widianto Hijrah ke Malaysia, Mampukah Sang Pengganti Terus Menggerek Prestasi Ganda Campuran Indonesia?

22 Desember 2022   16:57 Diperbarui: 23 Desember 2022   11:28 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nova Widianto saat berada di Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta Timur: dok PBSI via Kompas.com

 

Kabar mengejutkan bagi badminton Indonesia, terutama sektor ganda campuran. Pelatih kepala utama, Nova Widianto baru saja memutuskan hengkang dari Pelatnas PBSI.

Nova yang memiliki rekam jejak yang baik entah sebagai pemain maupun pelatih akan memulai petualangan baru di Malaysia sejak awal tahun depan.

Sesungguhnya bukan sesuatu yang perlu dikagetkan bila pelabuhan baru Nova adalah Malaysia. Salah satu destinasi favorit para pelatih Indonesia. Hendrawan dan Rexy Mainaky tercatat masih berkarier di sana.

Pihak Federasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) pun sudah mengeluarkan pernyataan resmi. Melansir media setempat www.thestar.com.my (21/12/2022), direktur kepelatihan ganda Rexy Mainaky mengkonfirmasi masuknya Nova dalam tim kepelatihan, terhitung sejak 1 Januari 2023 dan terikat kontrak selama dua tahun ke depan.


"Para pemain ganda campuran nasional sangat senang dengan prospek bantuan pelatih sekaliber (Nova) mereka," tandas Rexy Mainaky.

Nova dianggap memiliki wawasan dan pengalaman yang bisa diandalkan untuk mendongkrak prestasi sektor ganda campuran Negeri Jiran, terutama agar bisa tembus Olimpiade Paris 2024.

"Pengetahuan dan volume pengalaman Nova akan sangat berharga bagi para pemain saat ini dalam skuat, terutama dengan kompetisi kualifikasi untuk Olimpiade Paris yang dimulai tahun depan."

Dalam beberapa bulan terakhir, Malaysia memang sedang gencar mencari pelatih ganda campuran setelah ditinggal Paulus Firman. Pelatih asal Indonesia itu memutuskan tidak memperpanjang kontrak yang berakhir pada akhir April lalu.

Selama itu sektor ganda campuran Malaysia praktis hanya ditangani asisten pelatih Teo Kok Siang. Rexy yang ditugaskan mencari suksesor Paulus Firman harus bergerilya.

Berbagai nama masuk dalam radar. Pelatih independen Chin Eei Hui dan pelatih ganda campuran Singapura, Lim Pek Siah yang pernah menjadi bagian dari BAM sudah didekati namun mereka menolak.

Nama Tony Gunawan pun santer disebut. Peraih medali emas ganda putra Olimpiade Sydney 2000 bersama Candra Wijaya yang menetap di Amerika Serikat itu bahkan menjadi salah satu calon favorit Rexy.

"Jika kami bisa mendapatkan dia (Tony), itu akan bagus karena dia memiliki banyak pengalaman sebagai pemain yang telah memenangkan gelar Olimpiade, kejuaraan dunia, All England dan beberapa, yang dia menangkan dengan rekan yang berbeda. Tony adalah seseorang yang spesial," puji Rexy.

Entah mengapa Rexy tak bisa membawa Tony ke Malaysia. Mungkin saja proposalnya kepada sekretaris BAM sekaligus ketua komite kepelatihan Datuk Kenny Goh dan direktur Dr. Tim Jones tidak mendapat tanggapan positif.

Pilihan akhirnya jatuh pada Nova. Nova mengaku dirinya sudah didekati sejak pertengahan tahun, tepatnya saat Japan Open 2022.

Keputusan pribadi

Publik tentu bertanya-tanya mengapa Nova enggan bertahan dan memilih hijrah ke negara tetangga. Nova menegaskan dirinya tidak memiliki masalah pribadi dengan siapa pun di Cipayung, entah dengan para pemain, tim pelatih, maupun pengurus PBSI.

Dari pernyataan yang dikutip banyak media bisa disimpulkan tawaran dari BAM memang lebih menarik.

Pilihan logis dari setiap pelatih yang ingin mendapat penghargaan lebih, di samping menambah jam terbang dan tantangan baru di luar kandang. 

"Kami kan (bekerja) di rumah sendiri. Kalau kami menerima tawaran di luar, jika tidak lebih baik tidak mungkin lah," beber Nova melansir Kompas.com (21/12/2022).

Keputusannya hijrah murni pilihan pribadi, meski untuk itu ia harus meninggalkan pekerjaan yang sudah terlihat hasilnya.

Di tangan juara dunia dua kali (2005 dan 2007) dan peraih perak Olimpiade Beijing 2008 bersama Liliyana Natsir itu, sektor ganda campuran Tanah Air mulai berada di jalur positif.

Meredupnya Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti yang berujung degradasi dari Pelatnas, Nova harus bekerja keras untuk mendongkrak prestasi para pelapis.

Belakangan sudah terlihat hasilnya. Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari yang menjadi harapan PBSI, di samping Praveen/Melati dan Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja sebagai pasangan independent, mulai menunjukkan hasil.

Begitu juga pasangan muda Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati sudah bisa bersaing di papan atas. Baik Rinov/Pitha maupun Rehan/Lisa sudah mendekati lingkaran 15 besar BWF, dengan Rinov/Pitha di urutan ke-11 dan Rehan/Lisa lima tangga di belakangnya.

Peningkatan ranking dunia itu tidak lepas dari prestasi yang mereka torehkan sepanjang tahun ini. Rehan/Lisa mampu menjuarai Hylo Open 2022 dan nyaris menembus BWF World Tour Finals 2022.

Sementara Rinov/Pitha sanggup mendapat satu tempat di turnamen penutup tahun yang berlangsung di Bangkok, Thailand beberapa waktu lalu.

Berada di antara para pasangan top, Rinov/Pitha sanggup menorehkan hasil membanggakan. Dalam debutnya, mereka bisa melewati babak grup dan bertarung di babak semifinal.

Rinov/Pitha yang berada di Grup A mampu memetic dua kemenangan. Sayangnya, keduanya menyerah rubber game, 22-24, 21-16, 14-21 dari pasangan nomor satu dunia sekaligus jagoan tuan rumah Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai dalam perebutan tiket final.

Tanggung jawab

Seperti ditegaskan Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Rionny Mainaky, tidak ada yang bisa melarang dan menahan pelatih yang ingin berkarier di mancanegara. Keputusan dan informasi cukup mendadak, namun tidak bisa dijadikan alasan untuk berkata tidak pada pilihan pribadi Nova.

Memang kita meyayangkan Nova hengkang saat prestasi sektor ganda campuran sedang bergerak positif dan tidak lama lagi akan mulai bertarung memperebutkan poin ke Paris.

Nova yang akan bekerja di bawah arahan dan tanggung jawab langsung Rexy Mainaky jelas akan menghadapi tantangan tersendiri.

Tugas berat menantinya sebagaimana target tinggi yang telah dipatok BAM. Olimpiade Paris adalah sasaran sekaligus tolak ukur keberhasilan Nova.

Saat ini sektor ganda campuran Malaysia sudah memiliki beberapa pasangan potensial. Tan Kiang Meng/Lai Pei Jing dan Goh Soon Huat/Lai Shevon Jemie, berikut Chen Tang Jie/Peck Yen Wei  dan Chen Tang Jie/Peck Yen Wei (23 bwf) dan Hoo Pang Ron/Toh Ee Wei.

Dua pasangan pertama sudah berada di jajaran elite. Tan/Lai kini berperingkat 5 BWF, di belakang Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping (China), Yuta Watanabe/Arisa Highasino (Jepang), Bass/Popor (Thailand) dan Zheng Si Wei/Huang Yaqiong (China).

Goh/Lai di posisi sembilan, setelah Mark Lamsfuss/Isabel Lohau (Jerman), Thom Gicquel/Delphine Delrue  (Prancis), dan Tang Chun Man/Tse Ying Suet (Taiwan).

Dua nama terakhir masih di luar lingkaran 20 besar, masing-masing Chen/Peck di posisi ke-23 dan Hoo Pang/Toh Ee di urutan ke-27.

Dari sisi peringkat dunia, sektor ganda campuran Malaysia memiliki rantai regenerasi yang baik. Dua pasangan pertama sudah bisa bersaing hingga menjadi kontestan BWF World Tour Finals kali ini.

Prestasi terbaik di turnamen berhadiah total 1.5 juta USD itu ditorehkan Tan Kiang Meng/Lai Pei Jing yang sanggup menembus babak semifinal.

Di fase grup, Tan/Lai sukses membungkam juara Olimpiade Tokyo 2022, Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping, 23-21,14-21, 21-16 dan pasangan tuan rumah Supak Jomkoh/Supissara Paewsampran.

Langkah juara Korea Open 2022 ke partai puncak tersandung di hadapan unggulan pertama Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong.

Sedangkan performa Goh Soon Huat/Lai Shevon Jemie kurang memuaskan. Sebagai unggulan keempat mereka terhenti di fase grup. Dua kali kalah, 12-21 dan 15-21 dari Rinov/Pitha dan 21-16, 18-21, dan 17-21 dari Thom Gicquel/Delphine Delrue, kemudian menarik diri saat menghadapi Zheng/Huang.

Nova perlu mematangkan materi ganda campuran Malaysia yang sudah memperlihatkan perkembangan bagus. Dengan tujuan jelas, lolos dan bila perlu bisa berbicara banyak di Olimpiade dua tahun mendatang.

Apakah Nova sanggup?

Pekerjaan Rumah Penerus

Soal Nova baiklah dibatasi di sini. Nova tengah bersiap menjalani kehidupan dan tantangan baru di Negeri Jiran.

Lebih penting bagaimana meneruskan estafet setelah ditinggal Nova. Menjaga agar kerja positif yang sudah dilakukan Nova makin berkembang, tidak justru bergerak ke arah sebaliknya. Lebih istimewa lagi bila sanggup melakukan gebrakan dan loncatan prestasi.

Suksesor Nova harus bisa memaksimalkan materi yang sudah ada dalam diri Rinov/Pitha, Rehan/Lisa, dan para pasangan muda pratama, juga Praveen/Melati dan Dejan/Gloria yang berada di jalur profesional.

Kita masih menanti keputusan PBSI terkait pengganti Nova. Sejumlah nama disebut-sebut, dua di antaranya adalah Vita Marissa dan Flandy Limpele.

Saat ini Vita merupakan pelatih ganda campuran PB Djarum. Vita yang pernah menangani ganda campuran pratama PBSI hingga 2020, sukses mendongkrak prestasi Dejan/Gloria yang sanggup meraih empat gelar tahun ini yakni Denmark Masters, Vietnam Open, Indonesia International Series, dan Malang Indonesia International Challenge 2022.

Sedangkan Flandy sudah menjadi bagian dari tim pelatih PBSI sejak beberapa bulan terakhir usai kembali dari Malaysia. Setelah sukses bersama Aaron Chia/Soh Wooi Yik merebut medali perunggu ganda putra Olimpiade Tokyo 2020, Flandy pun pulang kampung.

Dalam kontrak kerja Flandy tercatat sebagai pelatih ganda campuran pratama. Hasil yang sudah ditorehkan adalah membawa tim muda Indonesia ke semifinal Piala Suhadinata 2022, pencapaian yang tidak bisa dibilang luar biasa lantaran Indonesia sesungguhnya gagal mempertahankan trofi tersebut.

Flandy terlihat beberapa kali mendampingi Nova di berbagai turnamen internasional. Sebuah isyarat Flandy berpeluang menggantikan Nova.

Namun, bila itu terjadi perlu didahului pembicaraan dan kesepakatan ulang. Soal kesepakatan dan kontrak ini sungguh krusial.

PBSI perlu memberlakukan ikatan yang sama kepada semua pelatih. Nova mengaku tidak ada ikatan kontrak dengan induk organisasi tepok bulu Indonesia itu.

Cukup beralasan bila Nova kemudian bisa leluasa dan lebih memilih pindah demi menyelamatkan kariernya, sebelum terjadi perubahan kepengurusan di setiap awal tahun. Ia bisa bekerja dengan lebih tenang di negara yang memiliki ikatan kerja sama yang jelas.

Apakah semua pelatih di PBSI memiliki status seperti Nova? Semoga Nova adalah pengecualian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun