Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Juara Umum Indonesia International Challenge 2022: Podium Keempat Dejan/Gloria dan Suksesnya 2 Eksperimen PBSI

16 Oktober 2022   21:05 Diperbarui: 16 Oktober 2022   21:15 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dejan/Gloria juara IIC 2022, Minggu (16/10/2022). Ini merupakan gelar keempat mereka yang diraih secara beruntun: dok PBSI via Kompas.com

Tiga wakil ke final, tiga gelar juara didapat. Status juara umum pun disegel. Itulah yang terjadi dengan wakil tuan rumah di ajang Indonesia International Challenge (IIC) 2022.

Dalam sepekan terakhir, Malang, Jawa Timur menjadi tuan rumah turnamen badminton internasional yang memperebutkan total hadiah 15 ribu USD. Sebanyak 238 atlet dari 13 negara ambil bagian.

Di tempat yang sama, Platinum Arena, akan digelar turnamen lanjutan dengan level sedikit lebih tinggi yakni Indonesia Masters Super 100, untuk membedakannya dari turnamen Super 500 yang sudah digelar awal Juni lalu, sejak Selasa-Minggu (18-23/10/2022).

Pada Indonesia International Challenge 2022, Indonesia berhasil mengirim tiga dari tujuh wakil yang bertarung di semifinal ke babak pamungkas, Minggu (16/10/2022) siang hingga petang WIB.

Harapan terciptanya "all Indonesian final" ganda campuran, ganda putri, dan ganda putra tak tercipta setelah mendapat hadangan dari wakil Jepang dan China yang masing-masing juga meloloskan tiga utusan ke partai penghabisan.

Ganda campuran Indonesia menempatkan tiga wakil di semifinal. Sayangnya, Akbar Bintang Cahyono/Marsheilla Gischa Islami harus menyerah dari pasangan China, Jiang Zhen Bang/Wei Ya Xin.


Sedangkan Ghana Muhammad Al Ilham/Indah Cahya Sari Jamil takluk saat saling sikat dengan senior mereka Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja, 14-21, 14-21

Alfian Eko Prasetya/Ade Yusuf Santoso gagal memastikan gelar ganda putra menjadi milik Indonesia. Pasangan berpengalaman ini tak kuasa melewati hadangan unggulan tiga dari Jepang, Hiroki Okamura/Masayuki Onodera, 15-21, 11-21.

Nita Violina Marwah/Triyola Nadia pun tak bisa mengukir final sesama pasangan ganda putri tuan rumah. Keduanya menyerah di tangan unggulan empat dari Negeri Sakura, Sayaka Hobara/Hinata Suzuki, 21-19, 17-21, 21-17.

Rekap semifinal Indonesia International Challenge 2022, 3 wakil ke final: tournamentsoftware.com
Rekap semifinal Indonesia International Challenge 2022, 3 wakil ke final: tournamentsoftware.com

Gelar keempat Dejan/Gloria

Gloria Emanuell Widjadja mulai menemukan hasil positif setelah terdepak dari Pelatnas PBSI, Januari tahun ini. Gloria yang sebelumnya bertandem dengan Hafiz Faizal bernasib sama dengan pasangan ganda campuran nomor satu Tanah Air, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. Mereka dikembalikan ke klub asal.

Bersama pemain muda PB Djarum, Dejan Ferdinansyah, Gloria mulai menata kembali kariernya yang seperti mulai dari nol. Buah kesabaran dan perjuangannya yang tak kenal lelah, kini mereka mulai meraih prestasi.

Level permainan dan prestasi Dejan yang sebelumnya pernah berpasangan dengan Serena Kani dan Ni Ketut Mahadewi Istarani, terdongkrak naik.

Dalam empat final terakhir mereka sukses menggapai klimaks. Sebelum berjaya di Indonesia International Challenge 2022, keduanya merajai Denmark Masters 2022, Indonesia International Series 2022 diYogjakarta, dan Vietnam Open 2022.

Sejak berpasangan tak lama setelah dipulangkan ke klub, satu-satunya kekalahan terjadi di semifinal  Italian International 2022, Juni lalu. Keduanya menyerah dari rekan senegara Zachariah Josiahno Sumanti/Hediana Julimarbela, 21-17, 18-21, 14-21.

Itu adalah kekalahan terakhir mereka. Perjalanan mereka terus menunjukkan tren positif. Permainan kian solid, komunikasi semakin baik, serta kepercayaan diri makin tebal.

Pada pertandingan final kali ini, keduanya berhasil mengatasi wakil China, Jiang Zhenbang/Wei Yaxin dalam dua game langsung, 21-18 dan 22-20.

Podium ganda campuran, Dejan/Gloria juara dan Ghana/Indah di posisi ketiga: dok PBSI via bolasport.com 
Podium ganda campuran, Dejan/Gloria juara dan Ghana/Indah di posisi ketiga: dok PBSI via bolasport.com 

Di balik kemenangan straight set ini, Dejan/Gloria sempat dipaksa melewati pertarungan yang menegangkan. Gim pertama sempat ketat di angka 18-17, sebelum Dejan/Gloria merebut tiga poin terakhir.

Dejan/Gloria dijagokan di tempat kedua setelah Yujiro Nishikawa/Saori Ozaki asal Jepang yang tersingkir di babak 32 besar, kalah dari pasangan Malaysia Loo Bin Kun/Yap/Cheng Wen. Loo/Yap kemudian takluk dari sang finalis dalam perebutan tiket semifinal.

Dejan/Gloria tertinggal 3-6 di awal set kedua. Dejan/Gloria menemukan titik balik saat interval. Namun, perjalanan mereka menuju tangga juara harus melewati skor ketat mulai dari 16-16, 18-18, hingga 20-20.

Dejan/Gloria mendapat dua poin kemenangan berkat kesalahan dari pasangan Negeri Tirai Bambu yang belum memiliki ranking dunia.

Gelar ini tentu semakin memotivasi Dejan/Gloria. Sekaligus jadi modal menghadapi agenda turnamen berikut di tempat yang sama yakni Indonesia Masters 2022. Dejan/Gloria mendapat bye di babak pertama.

Menariknya, turnamen ini akan menjadi "comeback" bagi eks tandem Gloria yakni Hafiz Faizal yang akan tampil bersama mantan pasangan Dejan: Serena Kani.

Apakah Dejan/Gloria mampu menjaga tren positif dengan merebut gelar kelima mereka?

Suksesnya Eksperimen PBSI

Selain Dejan/Gloria, Indonesia meloloskan masing-masing satu wakil di ganda putri dan ganda putra. Kedua pasangan itu merupakan eksperimen PBSI. Lanny Tria Mayasari/Ribka Sugiarto dan Rahmat Hidayat/Pramudya Kusumawardana. Hasil positif pun didapat.

Lanny /Ribka Sugiarto baru berpasangan sejak Vietnam Open 2022, akhir September hingga awal Oktober lalu.  Ribka sebelumnya berpasangan dengan Febby Valencia Dwijayanti Gani.

Sayangnya, Febby tiba-tiba mengundurkan diri dari Cipayung, tempat pemusatan latihan tingkat nasional. Febby adalah pilihan PBSI untuk Ribka setelah berpisah dengan Siti Fadia Silva Ramadhanti.

Fadia dipercaya mendampingi pasangan muda lainnya tetapi sudah merasakan pengalaman dan berprestasi di level senior yakni Apriyani Rahayu, eks tandem Greysia Polii.

Berganti pasangan dalam waktu singkat tentu bukan sesuatu yang mengenakkan bagi Ribka. Sementara pada waktu yang sama, mantan tandemnya sudah bisa berprestasi. Saat Ribka baru menata diri, Fadia sudah didongkrak Apri berprestasi di tingkat senior.

Meski terlambat, Ribka tidak kehilangan harapan. Buktinya, bersama Lanny mereka sanggup meraih gelar perdana. Ribka/Lanny mengalahkan unggulan empat dari Jepang, Sayaka Hobara/Ninata Suzuki dalam dua gim, 21-16 dan 21-18.

Lanny Tria/Ribka Sugiarto di podium tertinggi IIC 2022: dok PBSI via liputan6.com
Lanny Tria/Ribka Sugiarto di podium tertinggi IIC 2022: dok PBSI via liputan6.com

Kemenangan Ribka/Lanny sekaligus "balas dendam" atas kekalahan rekan senegara, Nita Violina Marwah/Tryola Nadia di babak sebelumnya.  Nita/Tryola menyerah usai bertarung rubber game, 19-21, 21-17, 17-21.

Sementara itu, Pramudya/Rahmat berhasil meredam unggulan ketiga dari Jepang, Hiroki Okamura/Masayuki Onodera. Sebagai unggulan kelima, Pram/Rahmat memenangi duel tiga gim dengan skor akhir 21-23, 21-16, dan 15-21 dalam waktu lebih dari satu jam.

Seperti kita tahu, Pramudya sudah menemukan tandem terbaik dalam diri Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan. Pasangan muda ini sudah meraih berbagai prestasi mulai dari Spain Masters 2021 hingga Kejuaraan Asia 2022.

Sayangnya, cedera yang menimpa Yere di perempat final Indonesia Open 2022, 17 Juni lalu, memaksanya menepi.

Sebagai gantinya, PBSI pun mencari tandem sementara bagi Pram. Pengalaman yang sudah Pram dapat benar-benar membantu. Mereka pun saling mengisi. Usia keduanya tidak terpaut jauh. Pram kelahiran 2000, sementara Rahmat tiga tahun lebih muda.

Debut manis Pramudya/Rahmat berbuah gelar IIC 2022: dok PBSI via tribunnews.com
Debut manis Pramudya/Rahmat berbuah gelar IIC 2022: dok PBSI via tribunnews.com

Pram sungguh berperan sebagai senior yang mampu mendongkrak penampilan Rahmat. Pram mengarahkan juniornya saat di lapangan. Memberinya tambahan semangat dan kepercayaan diri untuk menjalankan setiap strategi.

Keduanya mengeluhkan kondisi lapangan yang cukup menantang seperti saat menghadapi pasangan Taiwan, Chen Cheng Kuan/Chen Sheng Fa di semifinal.

Berkat kekompakan yang dibangun dengan cepat,  mereka pun bisa melewatinya. Termasuk menggapai klimaks dengan mengalahkan lawan yang memiliki jam terbang sebagai pasangan lebih tinggi dan kini berada di peringkat 45 BWF.

Meski masih banyak pekerjaan rumah, setidaknya Pram/Rahmat sudah bisa membuktikan bahwa eksperimen PBSI ini tidak hanya untuk menjaga kebugaran dan menghindari Pram dari kejenuhan, tetapi serentak memberi harapan sebagai pasangan alternatif di masa depan.

Rekap final IIC 2022, Minggu (16/10/2022): tournamentsoftware.com
Rekap final IIC 2022, Minggu (16/10/2022): tournamentsoftware.com

Kita menanti, seperti apa kelanjutan cerita pekan depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun