Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Reaksi FIFA hingga Heningkan Cipta dari Klub-klub Eropa, Wujud Solidaritas Dunia untuk Tragedi Kanjuruhan

3 Oktober 2022   17:43 Diperbarui: 3 Oktober 2022   17:44 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hening cipta untuk Tragedi Kanjuruhan sebelum "kick-off" pertandingan LaLiga, Espanyol vs Valencia, Minggu (2/10/2022): TANGKAPAN LAYAR via Kompas.com

Indonesia menjadi pembicaraan dunia sejak akhir pekan lalu. Sayangnya, kita menjadi "terkenal" bukan karena prestasi, melainkan tersebab peristiwa memilukan.

Tragedi yang terjadi di arena pertandingan cabang olahraga paling populer sejagad. Menimpa sesama manusia karena ulah manusia lainnya. Ratusan nyawa melayang sia-sia.

Ya, tragedi Kanjuruhan, begitu kita dan dunia menamainya, sudah menyedot perhatian luas. Hingga kini reaksi terus bermunculan. Mulai dari simpati, solidaritas, hingga kecaman dan kutukan.

Ada banjir ungkapan belasungkawa untuk para korban dan keluarganya. Ada pula sinisme betapa buruknya laku penonton dan standar pengamanan pertandingan di Tanah Air. Desakan agar sepak bola Indonesia direformasi total, juga mengemuka.

Reaksi FIFA

Sejak salah satu tragedi stadion terburuk di dunia itu terjadi, publik menanti dengan beragam sikap, reaksi dari induk organisasi sepak bola di berbagai level, mulai dari FIFA hingga AFC.

Tak berselang lama, Presiden FIFA Gianni Infantino pun angkat bicara. Melansir situs resmi induk organisasi sepak bola dunia itu, Infantino menyebut tragedi tersebut sebagai "hari kelam" sepak bola dunia.

"Dunia sepak bola sedang syok menyusul kejadian tragis yang terjadi di Indonesia. Ini adalah hari yang gelap bagi semua yang terlibat dalam sepak bola dan sebuah tragedi di luar pemahaman."

Alih-alih berbicara soal sanksi, Infantino justru menempatkan dukacita pada posisi pertama. Ia mengirim ucapan tersebut mewakili komunitas sepak bola global untuk semua pihak di Indonesia yang tengah berjuang menghadapi situasi pelik.

"Bersama FIFA dan komunitas sepak bola global, semua pikiran dan doa kami bersama para korban, mereka yang terluka, bersama rakyat Republik Indonesia, Konfederasi Sepak Bola Asia, Asosiasi Sepak Bola Indonesia, dan Liga Indonesia, pada situasi sulit ini."

Ketua Konfederasi Sepak Bola Asia, Sheikh Salman bin Ebrahim Al Khalifa juga terpukul. Menukil Reuters, ia mengaku terkejut dan "sedih mendengar berita tragis seperti itu keluar dari Indonesia yang mencintai sepakbola".

Hal senada dilontarkan Presiden UEFA Aleksander Ceferin. Keterkejutan, kesedihan, hingga kengerian atas insiden tersebut.

"Komunitas kami mengirimkan simpati dan solidaritas kepada semua orang yang terkena dampak tragedi ini."

Respon Dunia

Seruan tidak hanya datang dari para pemimpin komunitas sepak bola. Federasi atau asosiasi, klub-klub, hingga berbagai tokoh penting sepak bola dari berbagai belahan dunia juga mengirim simpati.

Liverpool berkicau demikian di akun Twitter-nya. "Kami sangat sedih mendengar peristiwa di Stadion Kanjuruhan, Malang, Indonesia. Pikiran semua orang di Liverpool Football Club dengan semua yang terkena dampak saat ini."

Liverpool pernah mengalami masa kelam dalam insiden di Stadion Hillsborough di Sheffield pada 1989 yang mengakibatkan kematian 97 penggemar Liverpool. Tragedi Hillsborough saat pertandingan semifinal Piala FA antara Liverpool kontra Nottingham Forest.

Bek asal Spanyol yang kini bermain untuk Paris Saint-Germain (PSG) menyebut peristiwa tersebut sungguh memilukan. Wayne Rooney, eks striker timnas Inggris dan Manchester United menyebutnya sebagai kejadian yang menghancurkan.

Tidak hanya berhenti pada kata-kata. Insan olahraga umumnya dan sepak bola khususnya pun menunjukkannya dalam sejumlah aksi solidaritas. Mulai dengan mengenakan pita hitam, hingga mengheningkan cipta.

LaLiga dan Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) sepakat. Klub-klub perlu menggelar aksi mengheningkan cipta selama satu menit sebelum semua pertandingan LaLiga akhir pekan kemarin.

Saat kita menyaksikan Real Madrid menjamu Osasuna di Stadion Santiago Bernabeu, Senin (3/10/2022) dini hari WIB, para pemain memberikan penghormatan. Mengheningkan cipta sekita satu menit sebelum "kick-off" pada pertandingan yang berakhir sama kuat, 1-1.

Kicauan Wayne Rooney terkait Tragedi Kanjuruhan: https://twitter.com/WayneRooney
Kicauan Wayne Rooney terkait Tragedi Kanjuruhan: https://twitter.com/WayneRooney

Asosiasi Sepak Bola Kerajaan Belanda (KNVB) pun melakukan hal serupa. Mengheningkan cipta selama satu menit untuk menghormati semua korban.

"Kami bersimpati dengan Indonesia," tambah KNVB.

Seperti diberitakan bbc.com, jarang terjadi dalam sepak bola Belanda, momen hening untuk menghormati peristiwa tragis yang terjadi di luar sepak bola setempat.

Salah satu klub papan atas di Belanda, Ajax ikut berkicau. "Kami sangat sedih dengan tragedi di Malang, Indonesia. Seharusnya tidak pernah ada kekerasan di pertandingan sepak bola."

Berbagai reaksi yang diberikan dari berbagai pihak menggambarkan betapa tragedi Kanjuruhan itu mengiris hati dan perasaan banyak orang. Sebuah peristiwa nahas yang menguras emosi dan air mata dunia.

Dunia serentak mengutuk peristiwa yang menelan banyak korban jiwa itu. Tidak seharusnya sebuah pertandingan sepak bola menuntut harga yang sedemikian mahal.

Kemenangan dan kekalahan semestinya dirayakan secara sportif, bukan sebaliknya. Begitu juga sebuah pertandingan sejatinya diorganisasi secara apik dan manusiawi.

Dunia kini menanti kelanjutan dari tragedi pahit itu. FIFA belum bicara lebih lanjut soal konsekuensi yang harus diterima sepak bola Indonesia. Begitu juga pihak PSSI yang masih mendalami sambil memikirkan reformasi macam apa yang bakal ditempuh.

Apa sanksi yang pantas diterima sepak bola Indonesia? Bagaimana pertanggungjawaban para pihak terkait? Bagaimana seharusnya sepak bola kita dibangun? Apa solusi konkret PSSI?

Sederet pertanyaan itu masih menggantung, berdampingan dengan aneka perasaan sedih dan sesal yang dirasakan secara kolektif.

Dunia benar-benar tengah berduka. Seperti bisa kita rasakan saat orang-orang dari belahan dunia berbeda yang tidak saling mengenal itu ikut menunduk takzim.

Sekali lagi, dalam diam itu, orang-orang dari mana-mana itu sedang berdamai dengan rasa sakit yang menjalari mereka serentak menolak semua tindakan kekerasan baik di dalam maupun di luar lapangan.

Mereka ikut mendoakan kita. Sembari berharap sepak bola Indonesia bisa melewati saat-saat sulit ini dan bangkit untuk menjadi lebih baik di atas luka menganga yang entah kapan akan sembuh.

Ya, semua terjadi karena kita manusia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun