Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Tekuk Curacao di FIFA Matchday dan 4 Bukti Shin Tae-yong Dongkrak Level Timnas Indonesia

24 September 2022   23:36 Diperbarui: 25 September 2022   08:45 1910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selebrasi para pemain Indonesia usai Dimas Drajad membobol gawang Curacao di FIFA Matchday: KOMPAS.com/ADIL NURSALAM

Curacao mungkin sempat menjadi nama asing bagi sebagian besar penduduk Indonesia sebelum meladeni skuad Garuda di FIFA Matchday di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (24/9/2022) malam WIB.

Negara pulau di Laut Karibia dengan wilayah tak lebih luas dari DKI Jakarta dan jumlah penduduknya tak lebih banyak dari salah salah satu kecamatan di ibu kota negara itu.

Negara koloni Belanda yang juga menjadi bagian dari Amerika Selatan itu berpenduduk 149,8 ribu jiwa yang mendiami wilayah seluas 444 km.

Walau demikian, prestasi sepak bola mereka tak bisa diremehkan. Negara beribukota Willemstad itu memiliki ranking dunia yang jauh lebih tinggi dari Indonesia. Beberapa pemain mereka pun sudah melanglang buana hingga ke salah satu pusat sepak bola dunia yakni Inggris.

Apakah dengan demikian Indonesia benar-benar terlihat inferior di lapangan pertandingan? Ternyata tidak.

Shin Tae-yong  (STY) membuktikan kepada dunia bahwa negara seluas 5 juta km persegi dan berpenghuni tak kurang dari 273 juta jiwa sesungguhnya memiliki tim nasional yang patut diperhitungkan.

Pelatih asal Korea Selatan itu berhasil meramu 23 pemain terbaik menjadi sebuah tim yang padu, solid, dan menampilkan permainan atraktif.

Tak kalah penting, perpaduan pemain muda dan senior, pemain lokal dan naturalisasi, bisa mengimbangi, bahkan membuat lawan dengan ranking FIFA jauh lebih tinggi harus angkat topi.

Ya, timnas Merah-Putih sukses memetik kemenangan 3-2 setelah melewati pertarungan yang tidak mudah dengan drama empat gol mewarnai paruh pertama.

Naik level

Pertama, STY menurunkan formasi 3-4-3. Nadeo Argawinata berada di bawah mistar gawang, disokong oleh sang kapten Fachruddin Aryanto, Elkan Baggott, dan Pratama Arhan di barisan belakang.

Rachmat Irianto mengambil tempat Asnawi Mangkualam Bahar yang belum pulih dari cedera untuk mendampingi Marc Klok, Ricky Kambuaya, dan Yakob Sayuri. Lini serang dipercayakan kepada trio Egy Maulana Fikri, Dimas Drajad, dan Witan Sulaeman.

Curacao yang ditangani Marco Bicentini mengandalkan formasi berbeda: 4-2-4. Seperti tuan rumah, tim tamu juga memadukan para pemain senior dengan sejumlah pemain muda.

Para pemain berpengalaman dengan usia kepala tiga seperti Cuco Martina, Leandro Bacuna, Rangelo Janga mendampingi pemain muda semisal Tyrick Bodak, penjaga gawang berusia 20 tahun, dan bek Justin Ogenia berumur 23 tahun.

Patut digarisbawahi beberapa pemain senior Curacao sudah mendapat jam terbang tinggi di level kompetisi yang lebih tinggi di benua biru. Bahkan ada pemain muda yang sudah menjadi pemain reguler di kasta utama sepak bola Belanda.

Sebut saja Juninho Bacuna, gelandang serang yang memperkuat klub Championship, Birmingham City. Leandro Bacuna, pemain tengah namun sangat produktif mencetak gol tercatat sebagai pemain Cardiff City.

Cuco Martina, pemain paling senior yang bisa berperan sebagai bek atau gelandang merupakan andalan Southampton di Liga Inggris. Di barisan belakang, ia bertandem dengan pemain muda, Justin Ogenia yang kini memperkuat FC Eindhoven di Eerste Divisie Belanda.

Ada juga Kenji Gorre yang pernah bermain untuk Swansea City dan Northampton City. Putra pesepakbola Dean Gorre itu merupakan jebolan akademi Manchester United.

Para pemain yang sudah merasakan pengalaman di tim-tim besar sungguh menjadi sendi kekuatan Curacao. Mereka langsung tampil menekan dan sungguh memanfaatkan postur tubuh untuk memenangkan bola-bola udara dan mengamankan pergerakan para pemain Indonesia.

Kedua, para pemain Indonesia menunjukkan bahwa ranking dunia dan pengalaman internasional tak membunuh semangat dan menguburkan pesona mereka.

Hal ini terlihat sepanjang pertandingan. Dimulai dari ketenangan dan daya juang untuk bangkit dari ketertinggalan saat Rangelo Janga menciptakan petaka bagi tuan rumah di menit ketujuh, memanfaatkan bola liar dari tembakan rekannya.

Marck Klok membuat skor sama kuat di menit ke-19. Pemain naturalisasi itu menuntaskan skema permainan satu-dua. Bukti bahwa Indonesia bisa memperagakan permainan apik yang mematikan.

Indonesia bahkan mampu berbalik unggul di menit ke-23. Sundulan Fachruddin memanfaatkan lemparan maut Pratama Arhan.

Babak pertama ditutup oleh gol penyeimbang dari  pemain Birmingham City, Juninho Bacuna dua menit berselang.

Skor imbang ini tidak membuat Indonesia berada dalam kondisi tertekan. Dengan kecerdikan sang pelatih dan kemampuan para pemain melakukan perlawanan, Indonesia justru bisa memberikan respon dan merepotkan lawan.

Ketiga, hal ini terlihat di paruh kedua. STY melakukan sejumlah pergantian setelah keluar dari ruang ganti. Marselino Ferdinand dimasukan menggantikan Ricky Kambuaya. Menemani "wonderkid" 18 tahun itu ada Saddil Ramdani yang berganti kesempatan dengan Egy Maulana.

Masuknya dua pemain dengan skill dan kecepatan mumpuni itu sungguh memberikan warna tersendiri bagi permainan Indonesia.

Marselino yang kini sudah menjadi andalan STY di berbagai level timnas mampu merepotkan para pemain Curacao yang lebih senior dan memiliki postur tubuh lebih mumpuni. Kemampuannya untuk melakukan penetrasi, mengirim umpan, hingga memutus aliran bola sungguh menjadikan lini tengah Indonesia begitu hidup.

Perlu dicatat, selain Marselino, STY juga memberi kesempatan kepada pemain 19 tahun, Ramadhan Sananta untuk menjalani debut. 

Memang Ramadhan yang masuk di babak kedua itu belum bisa mencuri perhatian. Setelah melakukan satu tembakan tepat sasaran tak lama setelah menginjak lapangan pertandingan, permainannya seperti tenggelam di antara rekan setim.

Terlepas dari itu, hadirnya Ramadhan dan Marselino menunjukkan keberpihakan STY pada visi regenerasi di tubuh timnas Indonesia.

Bila kita meneliti keseluruhan pemain Indonesia kali ini, boleh dikata bertumpu pada pemain berusia muda.

Keempat, gol yang ditunggu para penggemar Indonesia terjadi di menit ke-56. Bermula dari pergeran Arhan di sisi kiri, bola kemudian diarahkan pada Dimas Drajad yang menyambutnya dengan tendangan "backheel" yang mampu mengecoh pemain belakang lawan.

Gol ini menjadi pukulan tersendiri bagi Curacao. Dari sorotan kamera tampak sang pelatih menunjukkan ekspresi seperti tak percaya.

Dimas seperti menunjukkan Indonesia kini sudah memiliki penyerang murni setelah sekian tahun menanti dan mencoba. Pergerakan, penempatan diri, hingga sentuhan-sentuhannya membangun optimisme bagi lini serang Indonesia yang kini juga memiliki sederet pemain sayap hingga gelandang berbahaya.

Indonesia hampir saja mencetak beberapa gol tambahan bila beberapa peluang emas bisa dimaksimalkan. Tendangan bebas Saddil, hingga kerja sama satu-dua pemain pengganti Muhammad Rafli dan Rachmad Irianto hampir menambah keunggulan.

Walau demikian, keunggulan tipis ini sudah menunjukkan wajah baru timnas Indonesia. Di bawah racikan STH, para penggemar sepak bola Tanah Air bisa melihat peningkatan performa timnas.

Skuad lebih segar, memiliki semangat dan tenaga yang lebih stabil,  mental petarung, serta kedalaman skuad yang lebih merata.

Modal-modal tersebut ditambah potensi pemain Indonesia yang sudah mulai dipakai di mancanegara membuat timnas Indonesia bisa membungkam lawan yang secara peringkat FIFA lebih tinggi dan memiliki materi pemain yang lebih berpengalaman.

Setelah menaklukkan Curacao yang kini berada di posisi 84 FIFA, posisi Indonesia dipastikan terdongkrak dari urutan ke-155.

Semoga hasil positif ini tetap terlihat di pertemuan kedua, Selasa (27/9/2022) malam WIB di Stadion Pakansari, Bogor, Jawa Barat nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun