Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Jules Kounde,Virgil van Dijk dari Prancis yang Buat Chelsea Elus Dada dan Harapan Baru Barcelona

3 Agustus 2022   09:12 Diperbarui: 4 Agustus 2022   11:35 917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jules Kounde merayakan golnya ke awang Barcelona di leg pertama semifinal Copa del Rey 2020/2021 kini menjadi bagian dari Barcelona: foto AFP/CRISTINA QUICLER via Kompas.com

Jules Olivier Kounde seketika menjadi buah bibir ketika dikaitkan dengan sejumlah klub top Eropa seperti Barcelona dan Chelsea. Mungkin tidak banyak yang mengikuti sepak terjang pemain 23 tahun itu sejak hijrah dari Bordeaux pada musim panas 2019 hingga hampir tiga tahun terakhir di Sevilla.

Ia tidak lebih dari seorang pemain muda dengan tampilan sedikit nyentrik. Rambutnya dibiarkan apa adanya. Belum banyak unjuk gigi di level tertinggi baik di tingkat klub maupun tim nasional Prancis. Ya, ia baru naik level dari skuad Prancis U-21 ke tim utama pada tahun lalu.

Lantas, mengapa klub-klub top seperti berebutan meminangnya? Apa yang membuat Kounde istimewa, setidaknya untuk rencana masa depan Chelsea dan Barcelona?

Seandainya ke Chelsea

Chelsea baru kehilangan Antonio Rudiger dan Andres Christensen di bursa transfer musim panas ini. Kedua pemain itu pergi dengan status bebas transfer ke liga yang sama namun klub berbeda.

Yang pertama ke Real Madrid. Sementara satunya lagi akan menjadi musuh bebuyutan Madrid ketika menjadi bagian dari Barcelona.

Tidak hanya itu. The Blues juga dipusingkan dengan status Cesar Azpilicueta yang berada di persimpangan.

Tanpa para pemain belakang itu membuat pelatih Thomas Tuchel harus berpikir keras untuk menambal kembali kekuatan. Rudiger adalah sosok berpengalaman, karismatik, dan bisa menjadi jimat.

Kedatangan Kalidou Koulibaly dari Napoli sedikit banyak memberi harapan. Pemain 31 tahun yang lahir di Prancis tetapi memilih membela Senegal itu bisa diplot sebagai bek tengah dalam skema tiga bek atau empat bek.

Salah satu sisi bisa diberikan kepada Koulibaly. Sisi lainnya tampaknya lebih pas diberikan kepada Jules Kounde. Salah satu pilihan lini pertahanan dalam sistem 3-4-3 atau 4-3-3 andalan Tuchel bisa menjadi milik Kounde.

Kounde diharapkan bisa menjadi pengganti Rudiger. Meski secara fisik tak sebanding, kekurangan postur tubuh itu bisa ia tutup dengan keunggulan teknis.

Sayangnya, ini sekadar prediksi. Harapan yang ternyata bertepuk sebelah tangan. Kounde sama sekali tidak tertarik bermain di Liga Primer Inggris.

Di benak dan impiannya hanya ada Barcelona. Dengan nada penuh harapan dan terkesan tak bisa menunggu, Kounde akhirnya resmi diboyong ke Nou Camp pada akhir Juli 2022. Walau tak menyebut nominal, Blaugrana dikabarkan menebus Kounde dengan mahar sebesar 55 juta euro atau sekitar Rp831 miliar plus berbagai bonus

"Van Dijk" untuk Barcelona

Kembali ke potensi dan kualitas Kounde. Kounde mulai membuktikan diri sebagai salah satu bek tengah yang dipuji bersama Diego Carlos dalam formasi 4-2-3-1 atau 4-3-3 racikan Julen Lopetegui.

Kounde membentuk barikade sekaligus ikatan antarlini dalam permainan Sevilla yang dicirikan dengan penguasaan bola, umpan pendek yang cepat, dan ditopang oleh pertahanan yang baik. Mereka bisa bertahan, menguasai bola, dan menciptakan peluang dengan sama baiknya.

Terkait kinerja lini belakang, Sevilla bisa menjadi sangat defensif saat diserang serentak agresif saat melakukan serangan balik.

Peran penting Kounde dalam skema tersebut tak bisa ditampik. Kemampuannya dalam bertahan, mengamankan bola hingga sepertiga lapangan, melakukan penetrasi yang diakhiri dengan umpan-umpan terukur begitu terlihat, atau sekadar meneruskan bola kepada salah satu dari Ivan Rakitic, Joan Jordn atau Fernando.

Ia bisa memutus aliran bola baik dengan kaki maupun kepala. Menutup ruang pergerakan lawan dengan kecepatan, kelincahan, dan agresivitasnya.

Sesekali ia bisa memberikan sentuhan akhir yang bisa mengubah keadaan seperti saat leg pertama semifinal Copa del Rey musim lalu menghadapi Barcelona. 

Tendangannya berhasil menembus pertahanan Barca hingga membuat Marc-Andre ter Stegen  tak bisa berkutik. Kounde dan Ivan Rakitic membuat Messi dan Griezmann tertunduk lesu di Estadio Ramon Sanchez Pizjuan. 

Ketika ditinggal sebagai orang terakhir di barisan belakang saat timnya menyerang, begitu pula saat ditekan, ia dengan tenang menjalankannya.

Ia bisa bersaing satu lawan satu dengan lawan saat mereka ditekan. Kecepatan, kemampuannya membaca arah bola dan pergerakan lawan, serta keberaniannya mengambil keputusan, seringkali berakhir manis.

Ada hal penting lain yang perlu digarisbawahi dari seorang Kounde. Dalam usianya yang masih muda dan harus memikul tanggung jawab krusial di lini yang sangat menguras tenaga dan emosi, Kounde sungguh menunjukkan kedewasaan.

Jarang kita melihat Kounde begitu temperamental saat beradu dengan para pemain depan lawan. Mengambil keputusan fatal dalam rupa pelanggaran-pelanggaran yang tidak perlu. Ia tak banyak mengoleksi kartu kuning apalagi kartu merah untuk ukuran seorang bek muda.

Walau tidak selalu mulus dan terkadang jatuh dalam gelora pemain muda yang ceroboh, masih ada cukup waktu baginya untuk semakin matang baik secara emosional maupun teknik.

Kehadirannya jelas membuat skuad Xavi Hernandez kian dalam. Berkah dari pilihan ikhlas Kounde untuk tidak berkata ya pada klub-klub lain yang bisa lebih menjamin perannya dalam tim. Banyak pihak memprediksi, dibanding Barcelona, posisi Kounde akan lebih terjamin bila berseragam Chelsea.

Kounde akan menjadi andalan baru di lini belakang Barcelona. Ia bisa menjadi partner potensial bagi Ronald Araujo, yang juga disebut-sebut sebagai salah satu bek dengan masa depan cerah, lalu diapiti Sergino Dest dan Jordi Alba di kedua sisi, dalam formasi empat bek.

Keputusan itu tidak bisa tidak mengandung risiko. Mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk ukuran klub yang tengah diterpa krisis finansial akut untuk mendatangkan seorang pemain yang di posisi tersebut sudah memiliki sejumlah opsi, jelas menuntut kerja ekstra Kounde agar bisa merebut satu tempat di skuad utama dan mendapat menit bermain reguler.  

Kounde harus bisa memperbaiki beberapa pekerjaan rumah yang masih terlihat saat berseragam Sevilla. Ia boleh tangguh dan brilian dalam duel udara, namun harus lebih sigap membaca umpan-umpan silang lawan sehingga bisa mengambil tindakan yang tepat.

Ia bisa saja dibanding-bandingkan bahkan disandingkan dengan "big man"-nya Liverpool dan timnas Belanda, Virgil van Dijk khusus untuk gaya bermain dan keterampilan teknis seperti duel satu lawan satu dengan lawan, beradu kecepatan sebagai harapan terakhir saat diserang, dan dengan tenang menunda bahkan mencuri bola.

Ia memang memiliki sikap dan mentalitas istimewa untuk pemain semuda itu yang sangat dibutuhkan untuk seorang bek, antisipasi yang bagus dalam beberapa situasi, namun ia masih harus mengembangkan kemampuannya untuk mengirim umpan-umpan panjang dan menahan diri agar tidak sampai kehilangan posisi.

Terlepas dari bebeberapa catatan kecil yang dengan sendirinya bakal diperbaiki seiring berjalannya waktu, kehadiran Kounde jelas sebagai harapan baru bagi Barcelona untuk kembali ke jalur positif  dengan mendatangkan banyak amunisi baru seperti Robert Lewandowski, Raphinha, Andreas Christensen, hingga Franck Kessie.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun