Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Nasionalisme Lee Zii Jia Dipertanyakan, Menanti Revans Ginting pada Axelsen, dan Uji Konsistensi Para Raksasa di Malaysia Open 2022

27 Juni 2022   22:08 Diperbarui: 27 Juni 2022   22:28 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anthony Sinisuka Ginting dan Viktor Axelsen sudah 12 kali bertemu. Keduanya berpeluang jumpa lagi di Malaysia Open 2022: PBSI via tribunnews.com

Untuk itu, pebulutangkis 24 tahun itu mengambil keputusan berani untuk menarik diri dari pesta olahraga persemakmuran yakni Commonweath Games XXII atau Birmingham 2022 yang akan digelar di Birmingham, Inggris, sejak akhir Juli hingga awal Agustus nanti.

Keputusan itu sontak memantik reaksi luas. Tidak sedikit yang mempertanyakan nasionalisme dan patriotismenya untuk menempatkan kepentingan bangsa di atas segalanya.

Di sisi berbeda, ada yang tetap mendukung pemain ranking 5 BWF itu untuk bebas memutuskan agenda pertandingan. Itulah sebabnya ia lebih memilih menyandang status sebagai pemain independen ketimbang terikat di tim nasional.

Berbicara kepada media Malaysia, Lee dengan tegas menyatakan dirinya sama sekali tidak terpengaruh dengan berbagai suara miring.

"Saya ingin fokus pada badminton, hanya badminton. Saya tidak mau terlibat dalam semua pemberitaan ini," tegasnya melansir badmintonplanet.com.

Pemain kelahiran Alor Setar itu lebih memilih fokus mempersiapkan diri sebelum tampil di kandang sendiri setelah dua tahun tak menggelar turnamen resmi.

"Saya akan bekerja keras dan berharap bisa meraih hasil yang bagus. Pada titik ini, saya tidak mau terlalu memikirkan tentang lawan-lawan saya. Sebab, saya percaya, lawan terbesar adalah diri sendiri."

Balas dendam Ginting

Lee Zii Jia dan Anthony Sinisuka Ginting diharapkan mempersiapkan diri lebih serius untuk menghadapi persaingan di sektor tunggal putra, terutama untuk menghentikan konsistensi Viktor Axelsen.

Seperti kita tahu, pemuncak ranking BWF itu begitu perkasa di Istora. Ia konsisten menjaga nama Denmark dengan sapu bersih gelar di Jakarta.

Jelas, para pemain muda di atas dianggap memiliki modal untuk meruntuhkan dominasi pemain 28 tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun