Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Terima Kasih Sudah Sejauh Perempat Final! 3 Pelajaran dari China untuk Tim Muda Indonesia

12 Mei 2022   15:12 Diperbarui: 12 Mei 2022   18:35 878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pebulu tangkis tunggal putri Indonesia Bilqis Prasista mengembalikan kok ke arah lawannya pebulu tangkis tunggal putri Jepang Akane Yamaguchi dalam pertandingan babak penyisihan grup A Piala Thomas Uber 2022 di Impact Arena, Bangkok, Thailand, Rabu (11/5/2022). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat via KOMPAS.com

Pertama, di balik kekalahan stratight set dari Chen Yu Fei, 12-21 11-21, Komang dan para pemain tunggal putri Indonesia belajar bagaimana menghadapi pertandingan besar.

Chen terlihat sangat tenang. Ia bisa mengontrol diri dan pandai mengeluarkan kemampuannya. Ia tahu kapan harus menyerang dan bagaimana menemukan titik lemah lawan. Ia tidak tergoda untuk mempertontonkan keunggulannya secara terburu-buru.

Chen memiliki kecepatan, keuletan, dan akurasi pukulan yang bagus. Ia juga bisa memainkan psikologi lawan terutama Komang yang secara pengalaman dan raking dunia jauh tertinggal misalnya dengan meminta pergantian kok saat perolehan poinnya terputus.

Ini menjadi strategi sederhana untuk menghentikan momentum positif lawan. Kesempatan yang dipakai untuk menyusun kembali strategi.

Komang yang sebenarnya memiliki potensi dalam akurasi dan variasi pukulan harus lebih sabar dan ulet.

Kedua, Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi yang kembali dipercaya menjadi ganda pertama seperti dual aga awal penyisihan grup, sempat merepotkan Chen Qing Chen/Jia Yi Fan terutama di babak pertama.

Pasangan berperingkat 103 itu selalu memimpin sejak awal gim pertama hingga mencapai poin krusial, 19. Ternyata dua poin terlalu banyak bagi Febriana/Amalia dan terlalu sedikit bagi Chen/Jia.

Di saat-saat penting seperti itu, Chen/Jia menunjukkan kelasnya. Selalu tertekan, mereka berhasil mendapatkan momentum untuk memberikan tekanan balasan. Pertahanan yang rapat, ketenangan, hingga pukulan keras menjadi andalan untuk mengejar dan membalikkan keadaan.

Di gim kedua, Febriana/Amalia mendapat ujian lebih berat. Situasi berbeda dibanding set pertama. Chen/Jia semakin nyaman. Sebaliknya, posisi Febriana/Amalia kian tersudut.

Febriana/Amalia terus berusaha memberi tekanan. Melihat bagaimana keduanya bertarung fan badminton di Tanah Air pasti teringkat Greysia Polii/Apriyani Rahayu.

Hanya, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan Febriana/Amalia di balik kekalahan 19-21 dan 16-21 kali ini untuk menyamai pasangan senior yang sudah mencapai level elite itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun