Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Saatnya Minions Revans dan Ginting Bungkam "Kesombongan" Lee Zii Jia

14 Oktober 2021   23:46 Diperbarui: 14 Oktober 2021   23:58 3600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lee Zii Jia dan Anthony Sinisuka Ginting: Adrian DENNIS/AFP/Shi Tang/Getty Images

Pertandingan Indonesia menghadapi Malaysia selalu emosional. Hubungan dua negera bertetangga yang selalu bersaing membuat pertemuan di arena olahraga selalu memantik jiwa nasionalisme dan mengedepankan prestise.

Dua kali bertemu dalam sebulan di arena berbeda tidak akan mengurangi tensi. Justru ketegangan semakin meletup-letup. 

Bagi Indonesia, kekalahan di perempat final Piala Sudirman 2021, awal Oktober ini, masih membekas.

Saat itu, tim muda Malaysia membuat Indonesia yang menurunkan segenap armada terbaik, tak bisa berbuat banyak. 


Kemenangan Negeri Jiran dengan skor 3-2 memupuskan harapan Indonesia untuk mengakhiri penantian panjang 32 tahun membawa pulang trofi beregu campuran itu ke Tanah Air.

Kedua negara ini seperti ditakdirkan bersua kembali. Kali ini di perempat final Piala Thomas 2020. Tanda-tanda itu mulai terlihat setelah Indonesia mengunci juara Grup A, sementara Thailand gagal menundukkan Jepang untuk memuncaki grup D.

Indonesia memiliki kans bertemu salah satu dari para runner-up: Malaysia, Korea Selatan, India. 

Undian yang digelar pada Kamis (13/10/2021) petang WIB, akhirnya mempertemukan kedua tim yang bertetangga dekat tetapi tak selalu akur, masih bertalian kekerabatan tetapi penuh rivalitas.

Aroma persaingan dan balas dendam sudah tercium sejak sebelum keduanya beradu di Ceres Arena, Aarhus, Denmark, Jumat (14/10/2021) pukul 18.30 WIB.

Hasil undian perempat final Piala Thomas 2020: https://twitter.com/BadmintonTalk
Hasil undian perempat final Piala Thomas 2020: https://twitter.com/BadmintonTalk

Bungkam "kesombongan"

Itulah salah satu motivasi jangka pendek Indonesia. Usai dipermalukan di Vantaa, Finlandia beberapa pekan lalu, saatnya menebusnya demi menggapai tujuan tertinggi yakni menjadi juara. 

Indonesia sebenarnya memiliki modal yang lebih dari cukup untuk menjalankan misi tersebut.

Dibanding Malaysia, materi pemain Indonesia lebih mumpuni. Kedalaman skuat Indonesia terbukti dari status unggulan pertama yang disandang. Status yang diberikan dengan mengakumulasi peringkat dunia di sektor tunggal dan ganda.

Pertama, Anthony Sinisuka Ginting.Ini menjadi kesempatan revans Ginting atas Lee Zii Jia yang mengalahkannya di Piala Sudirman 2021. Saat itu, Ginting menyerah straight set, 21-11 21-16.

Kekalahan dalam duel berdurasi 40 menit itu menjadi yang pertama bagi Ginting atas pemain berperingkat delapan BWF. Dalam tiga pertemuan sebelumnya, Ginting, peringkat lima BWF, selalu menang.

Bagi Lee, kemenangan tersebut sungguh bermakna. Selain memberi poin bagi Malaysia, ia pun bisa berbangga karena bisa mengalahkan salah satu pemain tunggal putra papan atas.

Juara All England 2021 itu berkata dengan nada "sombong" kepada Badminton Europa, "Saya telah menunjukkan kepada para penggemar sekali lagi bahwa saya adalah salah satu pemain terbaik dan saya bisa mengalahkan siapa pun."

Ya, Lee sebenarnya berbicara tentang kenyataan. Ia sudah mengalahkan para pemain unggulan seperti Viktor Axelsen, Ginting, hingga tunggal nomor satu dunia, Kento Momota. Pemain yang disebutkan terakhir itu dikalahkan secara beruntun di All England dan di Piala Sudirman.

Lee yang mengambil tanggung jawab sebagai penerus Lee Chong Wei pun menilai dirinya sudah lebih matang. Dibanding Piala Thomas pertamanya yang masih berada di bawah bayang-bayang sang legenda, kini pemain berusia 23 tahun bisa mengambil peran serupa sebagai tunggal pertama dan kapten tim.

"Saya pikir selama bertahun-tahun ini saya telah belajar banyak dan tumbuh menjadi pemain yang lebih baik dan pemain yang matang. Itu membuat saya lebih berpengalaman dan dewasa dan saya tahu untuk memimpin tim dan tentu saja saya memiliki Aaron (Chia) dan (Soh) Wooi Yik bersama saya." Begitu komentar Lee melansir bwfbadminton.com.

Menghadapi sang penakluk, Ginting tetap memiliki peluang. Peringkat dunia dan rekor pertemuan masih berpihak pada atlet kealahiran, Cimahi, Jawa Barat itu.

Ditambah lagi, Ginting baru saja mengalahkan Chou Tien Chen asal Taiwan di pertandingan terakhir grup A beberapa jam lalu. Ginting menang dua gim, 22-20 21-16 atas pemain berperingkat empat BWF, sekaligus memberinya keunggulan "head to head" menjadi 7-6.

Ginting meraih kemenangan tentu tidak dengan mudah. Ia harus mengeluarkan kemampuan terbaik yang sempat terpendam dalam beberapa laga terakhir. Bila Ginting mampu menjaga momentum positif ini maka bukan tidak mungkin ia bisa mengatasi Lee Zii Jia.

Ditambah lagi, Lee baru saja menelan kekalahan dari Momota dalam duel nyaris 90 menit, 15-21 21-12 23-21.

Revans

Kedua, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo juga merasakan pil pahit bertemu Malaysia di Piala Sudirman 2021. Minions menyerah dari Aaron Chia/Soh Wooi Yik, 21-12 21-15. Itu menjadi kekalahan beruntun setelah sebelumnya takluk di panggung Olimpiade Tokyo, juga dengan skor cukup mencolok, 21-14 21-17.

Patut diakui, performa ganda nomor satu dunia sedang dalam sorotan. Rentetan hasil minor itu membuat keduanya tidak selalu diturunkan di babak grup.

Di pertandingan kontra Taiwan, ganda pertama ditempati Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Fajri harus berduel dengan Lee Yang/Wang Chi-lin, juara Olimpiade Tokyo 2020 yang juga memiliki catatan terkini yang bagus menghadapi Minions.

Bila Minions kembali dipercaya, setelah masa rehat, maka momen tersebut bisa dimanfaatkan untuk revans. Minions memiliki keunggulan "head to head" atas pasangan muda Negeri Jiran. Kecuali dua kekalahan terakhir secara beruntun, Minions selalu memetik hasil positif dalam lima pertemuan sebelumnya atas pasangan berperingkat delapan BWF itu.

Tim pelatih tentu berpikir keras menentukan posisi ganda pertama. Bisa jadi strategi saat menghadapi Taiwan dipakai lagi di pertandingan ini. Fajri menjadi pilihan pertama.

Namun, baik Minions, Fajri, maupun The Daddies, peluang menang Indonesia tetap terbuka. Selanjutnya, bagaimana para pemain itu mengatasi tekanan dan melepas segenap beban sehingga bisa bermain lepas dan mampu mengerahkan segenap kemampuan terbaik.

Ketiga, Jonatan Christie dan Shesar Hiren Rhustavito, tunggal kedua dan ketiga Indonesia memiliki kans untuk mengatasi perlawanan Cheam June Wei dan Leong Jun Hao, para pelapis Lee Zii Jia.

Cheam masih berada di luar peringkat 50 BWF, tepatnya di posisi ke-70. Di laga terakhir fase grup, Ia menyerah dari Kanta Tsuneyama, berperingkat 13 BWF. Ginting dengan ranking dunia lebih tinggi dari Kanta semestinya bisa mengatasi perlawanan dari para pemain Malaysia itu.

Kita berharap, Hendra Setiawan dan kawan-kawan tidak sampai lengah dan membuat Malaysia memanfaatkan peluang. Keunggulan peringkat dunia, pengalaman, dan catatan pertemuan mesti dimanfaatkan sepenuhnya.

Bila tidak, maka segenap fan akan ikut "senam jantung" di partai terakhir. Indonesia tentu akan mengandalkan Vito, yang berpeluang menghadapi Leong Jun Hao. Secara peringkat, Vito jauh lebih baik.

Vito (peringkat 19 BWF), sementara Leong bertengger di ranking 120 BWF. Hanya saja, Leong membuat kejutan dengan mengalahkan pemain Jepang berperingkat 16 BWF, Kenta Nishimoto, 19-21 dan 18-21.

Tentu ini menjadi alarm bagi Vito. Vito yang dua kali menjadi penentu, masing-masing atas Thailand dan Taiwan, diharapkan lebih siap untuk menghadapi kemungkinan ini.

Skenario ini terjadi bila Indonesia harus kehilangan dua "match." Bila tidak, seharusnya Indonesia bisa lebih awal mengklaim tiket semi final.

Selain mengandalkan Ginting dan Jojo, pasangan ganda kedua Malaysia, Leon Jun Hao/Goh Sze Fei Nur Izzuddin bukan lawan sepadan bagi salah satu dari tiga pasangan terbaik Indonesia.

Semoga dendam bisa dibayar tuntas! Selamat berjuang tim Merah-Putih!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun