Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Lukaku "Sang Pembunuh," Rekor CR177 Ternoda, dan Barca Kembali Dilukai Muenchen

15 September 2021   09:40 Diperbarui: 15 September 2021   09:52 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Romelu Lukaku merayakan golnya ke gawang Zenit: Dailymail.co.uk

Pekan pertama babak penyisihan grup Liga Champions Eropa sudah dimulai. Para kontestan grup E hingga Grup H kebagian kesempatan pertama. Sejumlah laga menarik pun tersaji sejak Selasa (14/9/2021) malam WIB.

Kemenangan dan kekalahan adalah dua dari tiga sisi sebuah pertandingan, di samping hasil imbang. Pada waktu yang sama muncul sang pemenang. Di sisi berbeda, ada yang menjadi pecundang. Ada yang disanjung, ada pula yang dicela.

Sang pembunuh

Romelu Lukaku mencetak gol pertamanya di pentas Liga Champions musim ini. Sebuah awal yang baik setelah ia kembali berseragam biru. Mantan pemain Manchester United dan Inter Milan itu menjadi pahlawan kemenanangan Chelsea saat menjamu Zenit Saint Petersburg di Stamford Bridge, Rabu (15/9/2021) dini hari WIB.

Gol Lukaku terjadi di menit ke-69. Berawal dari upaya Cesar Azpilicueta. Sang kapten memberikan umpan silang terukur yang disambut Lukaku dengan tandukan mematikan tanpa bisa digagalkan Stanislav Kritsyuk.

Gol tunggal ini jelas sangat penting bagi Chelsea. Tiga poin pertama untuk mengirim mereka ke papan atas klasemen sementara Grup F, bersaing dengan Juventus yang juga memetik hasil sempurna saat mengalahkan jawara Swedia, Malmo FF pada waktu yang sama.

Selain itu, ini menjadi awal yang manis dalam upaya mempertahankan gelar juara.

Bagi Lukaku gol ini begitu berarti. Gol itu membuat pesimisme yang sempat mengiringi perjalanannya kembali ke London kian tersaput. Ada yang menganggap Lukaku bukanlah pilihan tepat.

Tandukan Lukaku yang berujung gol ke gawang Zenit: Dailymail.co.uk
Tandukan Lukaku yang berujung gol ke gawang Zenit: Dailymail.co.uk

Lukaku menjawab keraguan itu dengan gol demi gol. Ia sudah menunjukkannya di pentas domestik. Sekarang saatnya ia melebarkannya ke kancah Eropa.

Lukaku pernah bermain untuk Chelsea pada 2011 sebelum dipinjamkan ke Everton. Ia akhirnya diboyong kembali dengan mahar 115 juta Euro atau sekitar Rp 1,9 triliun. Nominal yang tidak sedikit, tentu saja. 

Gol semata wayang ke gawang klub Rusia kali ini membuatnya semakin diperhitungkan. Jose Cole, sang pundit, tak segan menjulukinya sebagai "sang pembunuh." Hal ini tentu mengacu pada kemampuan striker Belgia itu "memangsa" setiap peluang di mulut gawang lawan. Selain dengan kaki, kepalanya pun begitu berbahaya.

Sebenarnya, ada yang meragukan Lukaku bisa tampil prima di laga ini. Pasalnya, kondisi fisiknya tidak sedang prima. Namun, Lukaku seakan melampaui keraguan itu.

Hal ini membuat Cole berani meramal masa depannya di pentas elite Eropa itu. Cole yang pernah bermain untuk Chelsea tak segan menepikan nama-nama beken yang sudah menjadi langganan sepatu emas Eropa seperti Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, Neymar, Robert Lewandowski hingga Erling Haaland.

"Saya akan membuang ini di luar sana, saya pikir dia akan menjadi pencetak gol terbanyak di Liga Champions musim ini." Demikian Cole melansir Dailymail.co.uk.

Rekor CR177 Ternoda

Panggung Stade de Suisse, Swiss, Selasa (14/9/2021) malam WIB, menampilkan lakon mengejutkan di Grup F. Manchester United menyerah dari tuan rumah Young Boys, 1-2.

Cristiano Ronaldo yang baru saja kembali ke Manchester mencetak gol di menit ke-13. Gol tersebut sempat membangkitkan optimisme Setan Merah.

Harapan membawa pulang tiga poin akhirnya mulai berbanding terbalik setelah Aaron Wan-Bissaka dikartu merah di menit ke-35. Kehilangan satu pemain membuat kekuatan United berkurang.

Tuan rumah bisa mengendalikan pertandingan. Moumi Ngamaleu mencatatkan namanya di papan skor pada menit ke-66. Sebelum laga benar-benar usai, Young Boys masih sempat memanfaatkan kesempatan untuk mencuri tiga poin. Kesalahan Jesse Lingard dimanfaatkan dengan baik oleh Theoson Siebatcheu.

Lingard sebenarnya adalah pemain pengganti. Pemain internasional Inggris itu baru dimasukan di menit ke-72. Ia mengambil tempat Ronaldo.

Tuan rumah mampu memanfaatkan momentum setelah lawan bermain dengan 10 pemain dan tak ada lagi CR7 di lapangan pertandingan.

Manchester United saat menghadapi Young Boys: manchestereveningnews.com
Manchester United saat menghadapi Young Boys: manchestereveningnews.com

Kegagalan ini membuat Ronaldo kecewa. Penampilannya ke-177 di Liga Champions ditandai hasil minor. Pemain 36 tahun itu tak bisa merayakan debut kembalinya dengan kemenangan, seperti yang belum lama ini terjadi di kancah Liga Primer Inggris.

Tentang catatan 177 penampilan di Liga Champions sebelumnya menjadi milik kiper legendaris Real Madrid, Iker Casillas. Kini Ronaldo memiliki peluang yang sangat terbuka untuk memecahkan rekor tersebut. Namanya akan segera tercatat sebagai pemilik caps terbanyak di kompetisi itu. Ronaldo jauh meninggalkan Lionel Messi yang baru mengemas 149 penampilan.

Hasil minor ini menjadi alarm bagi United. Berada di dasar klasemen sementara waktu tentu sebuah peringatan.  Walau ini baru laga pertama, United akan menghadapi dua tim lain yang di atas kertas lebih tangguh yakni Villarreal dan Atalanta.

Ronaldo yang meraih kesuksesan di Liga Champions tidak ingin kegagalannya bersama Juventus kembali berulang. Tiga musim berseragam Bianconeri, mereka tak pernah melampaui babak delapan besar.

Agar bisa mengakhiri paceklik gelar United, harapan pada Ronaldo semata tentu tak cukup. Ole Gunnar Solskjaer harus bisa menciptakan soliditas tim, termasuk menutup lubang-lubang kelemahan seperti terlihat di laga ini.

Kecerobohan seperti yang dilakukan Wan-Bissaka sejauh dapat dihindari. Tidak hanya itu. Pemain yang dikenal pemalu ini bermain kurang meyakinkan. Sentuhan awal yang salah plus kartu merah.

Jadon Sancho yang terpaksa dikorbankan untuk Diogo Dalot, serta penampilan Donny van de Beek membuatnya harus ditarik keluar saat istirahat.

United sepertinya belum bisa menepikan Nemanja Matic begitu saja. Masuknya pemain Serbia berusia 33 tahun itu membuat performa United terutama di lini belakang semakin membaik.

Solskjaer sepertinya harus berpikir matang-matang untuk setiap keputusan. Pilihan pada Lingard terbukti tak tepat.

Koeman Out

Spanduk "Koeman Out" membentang lagi di Camp Nou. Terjadi tak lama setelah tuan rumah Barcelona dipecundangi Bayern Muenchen. Duel kedua kontestan Grup E, Rabu (15/9/2021) berakhir dengan skor  0-3 untuk kemenangan tim tamu.

Barcelona tidak lagi diperkuat Lionel Messi. Kepergian sang bintang membuat mereka harus memetik hasil negatif di laga pertama Liga Champions. Sementara di kubu Muenchen, tiga gol itu datang dari pemain senior mereka.

Thomas Muller menuntaskan umpan Leroy Sane di menit ke-34.Gol pertama Lewandowski di menit ke-56  tidak lepas dari aksi pemain muda Jamal Musiala. Sepakan pemain 18 tahun itu sempat membentur tiang gawang sebelum disambut dengan cepat oleh Lewandowski.

Ekpresi selebrasi gol Robert Lewandowski ke gawang Barcelona: Dailymail.co.uk
Ekpresi selebrasi gol Robert Lewandowski ke gawang Barcelona: Dailymail.co.uk

Lima menit sebelum waktu normal usai, Lewandowski mencetak brace. Lagi-lagi, pemain internasional Polandia ini menempatkan dirinya di saat dan posisi yang tepat. Menerima bole "rebound" sepakan Serge Gnabry, mengecoh Gerard Pique, dan melepaskan sepakan keras dari jarak dekat. Marc-Andre ter Stegen hanya bisa melihat bola menggetarkan gawangnya.

Kekalahan ini mengantar Barca ke dasar klasemen, tertinggal di belakang Benfica dan Dynamo Kiev yang saling berbagi satu angka di waktu bersamaan.

Selain itu, kekalahan ini seperti membuka luka lama yang perlahan mulai disembuhkan oleh waktu. Memori pahit di perempat final edisi 2019/2020 yang mencoreng sejarah klub tersebut. Kekalahan telak 2-8 saat itu.

Selisih gol saat ini memang lebih sedikit. Namun, kalah tiga gol tanpa balas tetap sebuah hasil memalukan. Selain hasil akhir yang buruk, penampilan armada Ronald Koeman pun setali tiga uang.

Pertahanan yang rapuh, lini tengah yang kewalahan, dan minimnya serangan dan ancaman. Itulah sebagian catatan buruk penampilan Blaugrana di laga ini.

Ronald Koeman di laga kontra Bayern Muenchen: Dailymail.co.uk
Ronald Koeman di laga kontra Bayern Muenchen: Dailymail.co.uk

Khusus menyasar lini serang. Kepergian Luis Suarez, Messi, dan Antoine Griezmann membuat Barca kini hanya menyisahkan sederet pemain belia yang minim pengalaman seperti Gavi yang baru berusia 17 tahun dan Yusuf Demir, berusia 18 tahun.

Kedua pemain ini terpaksa dimasukan setelah Muenchen mencetak gol kedua. Penampilan mereka tak lebih atraktif dan berbahaya dari Jamal Musala yang sungguh membuat Pique bekerja keras.

Kritik tidak hanya menyasar kedalaman skuad. Juga terkait kemampuan Koeman meracik formasi dan strategi. Tantangan pelatih asal Belanda itu tak bisa dibilang kecil. Serangan yang datang dari penggemar membuatnya tak bisa tidak berpikir keras untuk menebus hasil mengecewakan ini di laga-laga selanjutnya. Bila tidak seruan "Koeman Out" akan terdengar semakin kencang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun