Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Julian Nagelsmann, Gerd Muller, dan Sejumlah Alasan Kemenangan Muenchen di DFL-Supercup 2021

18 Agustus 2021   11:45 Diperbarui: 18 Agustus 2021   19:06 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bayern Muenchen meraih trofi Piala Super Jerman atau DFL Supercup usai mengalahkan Borussia Dortmund dengan skor 3-1 pada Rabu (18/8/2021) dini hari WIB. Foto: BERND THISSEN/DPA/DPA PICTURE-ALLIANCE via KOMPAS.COM

Der Klassiker. German Clasico. Bayern Muenchen versus Borussia Dortmund. Bertemunya dua musuh bebuyutan dengan rivalitas yang terpelihara bertahun-tahun di DFL-Supercup (Piala Super Jerman), Rabu (18/8/2021) dini hari WIB akhirnya menjadi milik Muenchen.

Bagi Die Roten, kemenangan itu sungguh berarti. Terjadi di Signal Iduna Park yang selalu memberi mereka tekanan ekstra. Juga terjadi atas cara yang tidak mudah. Kemenangan diraih melalui pertarungan yang ketat. Sengit. Diwarnai banyak tekel dan pelanggaran.

Untuk mengunci kemenangan 3-1, sang arsitek, Julian Nagelsmann harus mengerahkan segenap kemampuan menghadapi Marco Rose di sisi Dortmund. Sementara itu para pemain di kedua kubu harus saling menghentikan. Kemudian pada akhirnya Robert Lewandowski dan Thomas Muller menjadi pembeda.

Pemain yang disebutkan pertama mencetak brace alias sepasang gol di menit ke-41 dan 74. Muller mencatatkan namanya di papan skor di menit ke-49. Sementara gol Marco Reus di menit 64 tak cukup menghindari Dortmund dari kekalahan.

Mari kita melihat lebih jauh dari sekadar statistik dan angka-angka di atas.

Mengenang Legenda


Ada yang berbeda di laga ini. Sebelum memulai pertandingan, kedua tim dengan takzim memberi penghormatan kepada Gerd Muller.

Thomas Muller dipercaya memegang kaus Muenchen bernomor punggung sembilan dengan nama yang sama sepertinya di bagian bawah. Ia mengangkat tinggi-tinggi. Suasana sempat hening sebelum tepuk tangan membahana.

Momen mengheningkan cipta menghormati Gerd Muller: Dailymail.co.uk
Momen mengheningkan cipta menghormati Gerd Muller: Dailymail.co.uk

Kapten Muenchen, Manuel Neuer kebagian seragam lainnya. "Danke, Gerd!" tercetak di bagian depan.

Para pemain Dortmund tidak protes walau Gerd besar bersama klub lawan. Semua kompak larut dalam suasana haru. Tepuk tangan pecah tak lama berselang dari sekeliling lapangan pertandingan.

Gerd lebih dari sekadar legenda Muenchen. Tidak hanya berstatus pencetak gol terbanyak klub sepanjang masa.

Sosok berjuluk "Der Bomber" itu adalah kebanggaan sepak bola Jerman. Sosok yang menginspirasi hampir semua pemain Jerman dari masa ke masa. Dengan banyak cerita dan sejarah yang sudah ia ukir, antara lain juara Piala Dunia 1974, juara ketiga Piala Dunia 1970, dan juara Piala Eropa 1972.

Dunia ikut terkagum-kagum. Memujinya sebagai salah satu penyerang terhebat dalam sejarah olahraga itu.

Gerd baru saja tutup usia. Penyakit Alzheimer yang diderita sejak 2015 akhirnya menghentikan nafas kehidupannya di usia 75 tahun. Gerd pernah terlibat alkoholisme, kemudian menjadi pelatih tim muda Muenchen, harus berjuang untuk kembali normal.

Uschi Ebenbock, istri yang dinikahi pada 1967, setia mendampingi Gerd hingga akhir hayat. Begitu juga mantan rekan-rekannya di lapangan bola yang juga berada dalam barisan legenda sepak bola negeri itu, seperti Franz Beckenbauer, pun tak tinggal diam.

Pertandingan ini menjadi cukup emosional. Terjadi tak berapa lama setelah Jerman kehilangan salah satu pemain besar. Namun gelar juara yang diraih Muenchen menjadi salah satu kado untuk melepasnya pergi dengan tersenyum ke alam baka.

Bayern Muenchen juara DFL-Supercup 2021: Dailymailco.uk
Bayern Muenchen juara DFL-Supercup 2021: Dailymailco.uk

Momen kebangkitan

Patut diakui kedua tim sama-sama memiliki keunggulan dan kelemahan di lag aini. Sama-sama tak sempurna dengan banyaknya kesalahan di lini belakang yang membuat lawan mendapat peluang, serta peluang di depan gawang yang tak dimanfaatkan sempurna.

Hanya saja Muenchen terlihat lebih baik. Tim ini menunjukkan peningkatan luar biasa usai hasil kurang memuaskan dalam empat pertandingan pramusim dan hasil seri versus Borussia Monchengladbach di pembuka Bundesliga, Jumat lalu.

Manuel Neuer menjadi penyemangat. Kepemimpinannya di dalam lapangan yang terlihat jelas dari bagaimana ia menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Walau usianya tak muda lagi, refleks yang baik dan keputusan tepat diambil.

Salah satu aksi heroik penjaga gawang 35 tahun itu terjadi di awal pertandingan. Berhadapan dengan Marco Reus dan Jude Bellingham, Neuer bisa menghindari gawangnya dari kebobolan dengan refleks kaki kanan yang baik.

Julen Nagelsmaan menyemangati Upamecano: bavarianfootballworks.com
Julen Nagelsmaan menyemangati Upamecano: bavarianfootballworks.com

Meredam Haaland

Tidak hanya Neur. Lini belakang Muenchen pun bermain cukup baik. Pasangan bek tengah Dayot Upamecano dan Niklas Sule bahu-membahu meredam Erling Haaland, pemain paling disorot di laga besar ini.

Apa yang mereka lakukan untuk membuat pemain incaran banyak klub top Eropa itu tak bisa menghancurkan mereka?

Kecepatan dan fisik Upamecano, serta kolaborasinya dengan Aplhonso Davies yang efisien membuat Haaland harus bekerja ekstra keras menembus lini pertahanan mereka. Haaland bahkan terpancing bermain melebar dan peluang bersih menjadi tak akrab.

Haaland memiliki beberapa peluang, sekali berhasil menembus gawang Neuer. Namun gol itu dianulir karena terindikasi lebih dahulu offside. 

Dayot Upamecano setia mengawal Erling Haaland: Dailymail.co.uk
Dayot Upamecano setia mengawal Erling Haaland: Dailymail.co.uk

"Niki (Sle) dan Upa sangat stabil di belakang, itu tidak mudah melawan kekuatan ofensif ini. Itu satu langkah maju dari keduanya," puji Nagelsmann melansir bavarianfootballworks.com.

Pemain lain yang mencolok adalah Joseph Stanic. Bek kanan ini tampil konsisten dalam dua pertandingan terakhir. Pemain muda ini tidak hanya menjadi pesaing serius bagi Benjamin Pavard, tetapi juga aset penting di masa depan.

Belati Lewandowski

Robert Lewandowski salah satu pemain depan terbaik saat ini. Seakan tanpa henti membuktikan diri. Sumbangsih dua gol menjadi bukti sebagai senjata andalan di lini depan.

Musim lalu bintang Polandia itu mencetak 41 gol di Bundesliga. Dua gol ini menjadi isyarat positif baginya untuk kembali menambah pundi-pundi gol secara konsisten.

Terobosan sebelum turun minum menyambut umpan silang Serge Gnabry dengan sundulan keras. Kesigapan memanfaatkan kesalahan Manuel Akanji setelah ditekan Corentin Tolisso. Kecerdasan memberi umpan bagi gol Muller. Itu adalah sebagian dari potret Lewandowski bak belati yang belum kehilangan ketajaman.

Robert Lewandowski: Dailymail.co.uk
Robert Lewandowski: Dailymail.co.uk

Tidak sampai di situ. Lewandowski juga aktif membantu pertahanan. Ia tidak hanya mau dilayani. Tetapi juga ikut menolong. Tak heran bila sang pelatih memujinya.

"Hari ini, dia juga bekerja dan bertahan dengan sangat baik. Dua gol yang dia buat sangat kuat, tapi gol yang dia siapkan juga sangat pintar."

Tidak hanya Lewandowski. Muller juga patut mendapat kredit. Gol klasik khas Muller bisa menjadi isyarat bahwa gol-gol lainnya akan ia hasilkan.

Pembuktian Nagelsmann

Tidak banyak pelatih yang langsung menuai gelar begitu menangani suatu klub. Nagelsmaan adalah pengecualian. Kemenangan penting dalam laga akbar berbuah trofi pertama sebagai pelatih Muenchen.

Hasil ini dilewati melalui serangkaian refleksi yang menghasilkan pertimbangan-pertimbangan. Selain yang dibuktikan dengan baik oleh para pemain di atas, Nagelsmann juga membuat keputusan tepat di menit ke-73.

Ia menarik keluar Gnabry dan memasukan Tolisso. Pemain ini baru saja pulih dari Covid-19. Kehadiran pemain Prancis itu langsung memberi dampak. Tekanannya membuat Akanji melakukan kesalahan sehingga Lewandowski bisa menjaringkan gol keduanya. Begitu juga gol ketiga yang mematikan Dortmund tak lepas dari peran pemain 27 tahun itu.

Nagelsmann sadar diri menyandang status keren tetapi bukan tanpa beban. Sekurang-kurangnya atas apa yang sudah ditorehkan para pendahulunya.

Seakan tak mau kalah, Nagelsmaan berkata, "Saya ingin mulai menimbun gelar. Pendahulu saya dan para pemain, mereka mengumpulkan banyak."

Ya, perjuangan itu baru saja dimulai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun