Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Inspirasi Greysia/Apri, Atlet "Zaman Now" Bisa Panen Miliaran dan Punya Gerai Bakso

4 Agustus 2021   11:47 Diperbarui: 4 Agustus 2021   12:42 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Greysia Polii/Apriyani Rahayu: badmintonindonesia.org

Pertama, wahai orang tua biarkan anak Anda berekperimen. Orang tua terkadang memiliki cita-cita tersendiri tentang masa depan anak-anak mereka. Sebagai yang melahirkan dan membesarkan, orang tua merasa lebih berhak untuk menentukan ke mana anak melangkah, termasuk menjadi apa kelak anak mereka.

Orang tua pun dengan tahu dan mau mulai mengarahkan setiap hal, tidak terkecuali pilihan olahraga apa yang semestinya dimainkan sang anak. Setelah pilihan mereka terlihat disenangi sang anak, mereka pun semakin giat mendorong anaknya untuk bertekun. Tidak ada alternatif. Tidak ada pilihan lain.

Orang tua, demikian Ted, kadang menganggap dengan fokus pada satu olahraga akan membuat anaknya lebih mudah masuk dalam tangkapan radar pelatih di sekolah. Spesialisasi pun diterapkan sedini mungkin.

Padahal, menurut Ted, anak sebaiknya diberikan kebebasan untuk memilih. Orang tua perlu memberikan keleluasaan kepada anak untuk bermain dan berekperimen. Sejauh dapat memberikan sedikit tekanan.

Pendekatan spesialisasi itu tidak hanya meningkatkan risiko cedera, tetapi juga membuat anak cenderung tidak menemukan olahraga yang dia sukai, lantas bisa menjadi mahir.

Untuk itu Ted mempromosikan strategi mendorong anak-anak untuk bereksperimen. Devid Epstein menyukai model pengembangan olahraga "belajar seperti bayi."

"Seorang bayi belajar keterampilan bahasa dengan mengoceh dan bermain tanpa takut gagal. Setelah keterampilan awal dipelajari secara implisit, saat itulah Anda dapat mulai mengajarkan aturan tata bahasa," ungkap Ted mengutip Devid Epstein.

Ted menilai selama ini ada pola pikir dan terapan yang keliru dalam budaya olahraga. Anak-anak langsung diarahkan untuk mengambil spesialisasi padahal seharusnya kepada mereka diberikan terlebih dahulu kebebasan untuk mencoba apa saja.

"Jika seorang anak cepat dewasa secara biologis, itu berbeda dengan mereka menjadi LeBron James berikutnya," kata Epstein.

"Jalan yang dilalui sebagian besar atlet elit adalah jalur Roger Federer, orang tuanya memaksanya bermain basket, bulu tangkis, dan sepak bola, bukan jalur Macan. Itu pengecualian."

Umpan balik konstruktif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun