Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Rahmat Erwin Abdullah, Lifter Debutan yang Ikut Mengguncang Panggung Olimpiade Tokyo

28 Juli 2021   23:24 Diperbarui: 29 Juli 2021   09:49 1709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rahmat Erwin Abdullah: dok NOC Indonesia

Masalah hamstring paha kanan membuatnya tak bisa menuntaskan angkatan clean and jerk 190 kg pada percobaan kedua. Ia mengaku bila fisiknya tak bermasalah, ia bisa mengangkat beban jauh lebih berat dari itu.

Namun perjuangan keras mengatasi cedera itu sanggup mengguncang dunia. Pencapaian mengejutkan itu kembali membuat Indonesia bangga.

Itulah Rahmat Erwin Abdullah. Nama yang sebelumnya kurang familiar di jagad angkat besi dunia. Hal ini tentu beralasan. Ia adalah pendatang baru, tak seperti seniornya Eko Yuli Irawan.

Ia adalah debutan di panggung Olimpiade. Olimpiade Tokyo adalah panggung akbar pertamanya untuk mempertontonkan kualitasnya secara lebih luas ke seantero dunia.

Status sebagai debutan ternyata tak selamanya sekadar penggembira. Buktinya, Rahmat Erwin baru saja membuat kejutan di Tokyo International Forum, Rabu (28/7/2021).

Lifter 20 tahun ini membuat kontingen Indonesia tersenyum lebar. Jagad sosial media tanah air sontak ramai membicarakannya.

Turun di kelas 73 kg, atlet kelahiran Makassar ini tampil mengejutkan babak penyisihan Grup B. Ia melesat ke urutan teratas setelah menyelesaikan total angkatan 342 kg, masing-masing snatch 152 kg dan clean & jerk 190 kg.

Kesuksesan mengangkat bobot sebesar itu mengantarnya ke partai final. Ia pun beradu dengan lifter-lifter unggulan dari Grup A yang baru bertarung beberapa jam kemudian. 

Sayangnya setelah diadu, jumlah angkatan atlet yang berulangtahun saban 23 Oktober ini kalah berat dari Shi Zhiyong (China) dan Julio Ruben Mayora Pernia (Venezuela).

Total angkatan Rahmat Erwin satu kilogram lebih berat dari Briken Calja asal Albania dengan 341 kg. Dengan demikian, Rahmat Erwin berhak atas medali perunggu.

Rahmat Erwin raih medali perunggu di Olimpiade Tokyo: https://twitter.com/BadmintonTal
Rahmat Erwin raih medali perunggu di Olimpiade Tokyo: https://twitter.com/BadmintonTal

Hasil ini terbilang mengejutkan, sekaligus membanggakan. Sekali lagi, ia bukan unggulan. Kelolosannya ke Olimpiade pun harus melewati serangkaian uji coba. Ditambah lagi sejumlah keberuntungan dari aturan dan absennya lifter karena kasus doping.

Namun Rahmat Erwin sungguh menunjukkan kualitasnya. Untuk sampai ke Tokyo ia memang harus membuktikan kelayakannya. Ia tak mendapat jatah ke Tokyo secara cuma-cuma.

Bermula dari penyesuaian poin dan kelas oleh Federasi Angkat Besi Internasional (IWF) pada awal Juni lalu. Dengan total 3,551.5311 poin, Rahmat Erwin menempati posisi ke-11. Posisi ini melonjak drastis dari urutan ke-22 dua bulan sebelumnya.

Hanya tersedia 13 tiket Olimpiade Tokyo bagi setiap kelas. Kuota tersebut terdiri dari delapan lifter berperingkat delapan besar dunia, plus lima wakil dari setiap benua.

Untuk bisa mendapat tiket mewakili Asia, Rahmat Erwin harus bertarung di sejumlah kejuaraan. Ia harus meyakinkan IWF bahwa dirinya layak mendapat satu dari lima karcis itu.

Rahmat Erwin yang meraih emas di turnamen Asian Junior Championship 2019 berhasil mewujudkan kualitasnya untuk bertarung di kelas senior. Tampil di ajang Asian Championship 2020 pada April 2021, Rahmat Erwin meraih perunggu. Ia kemudian meraih medali perak di World Junior Championship 2020 di Tashkent, Mei 2021.

Ternyata ujian yang dilewati dan tiket yang diberikan IWF berhasil Rahmat Erwin tebus dengan medali Olimpiade. Rahmat Erwin menunjukkan bahwa ia sudah layak bersaing di level dunia.

Tradisi medali

Bila harus jujur tidak banyak cabang olahraga (cabor) yang bisa mengharumkan nama Indonesia di pentas Olimpiade. Bulu tangkis adalah satu dari sedikit cabor yang bisa membuat nama kita diperhitungkan di panggung dunia.

Namun kiprah para atlet yang konsisten memberikan medali dalam beberapa edisi Olimpiade terakhir membuat cabor angkat besi layak diandalkan dan dibanggakan.

Memang sektor ini belum juga memberi Indonesia medali emas. Namun sejak Olimpiade Sydney 2000, sektor ini tak pernah absen menyumbang medali. Di tengah keterpurukan sektor-sektor lain, cabor angkat besi terdepan menjaga muka Indonesia.

Cabor ini memberi tiga medali di Sydney. Medali perak dari Raema Lisa Rumbewas dan sepasang medali perunggu, masing-masing pemberian Sri Indriyani dan Winarni Binti Slamet.

Tiga medali juga diraih di edisi Beijing 2008. Selain perunggu dari Lisa Rumbewas, Eko Yuli Irawan dan Triyatno menyumbang perunggu.

Empat tahun berselang, tiga medali kembali dibawa pulang dari London. Triyatno meraih perak, Citra Febrianti pun menyumbang perak, sementara Eko Yuli Irawan meraih perunggu.

Dua medali perak Indonesia raih di Rio 2016. Eko Yuli Irawan dan Sri Wahyuni Agustuani yang juga membawa pulang medali perak, melengkapi raihan tiga medali bagi kontingen Indonesia setelah ditambah satu medali emas dari bulutangkis.

Eko Yuli Irawan seusai meraih perak Olimpiade Tokyo: kompas.com
Eko Yuli Irawan seusai meraih perak Olimpiade Tokyo: kompas.com

Penerus

Bila melihat rekam jejak Rahmat Erwin dalam beberapa tahun terakhir, potensinya cukup menjanjikan. Debut manisnya di Olimpiade kali ini perlahan tetapi pasti mulai menjawab prediksi sejumlah pihak akan kemampuannya sebagai penerus kejayaan angkat besi tanah air.

Ia digadang-gadang sebagai salah satu lifter yang layak menerima tongkat estafet dari Eko Yuli Irawan (61 kg) dan Triyatno (73 kg). Medali perunggu yang melampaui target delapan besar lebih dari cukup menahbiskannya sebagai bintang baru angkat besi Indonesia.

Kita patut mengapresiasi perjuangan insan angkat besi dalam negeri. Mereka sudah berjuang dan bekerja keras menjaga konsistensi prestasi angkat besi Indonesia.

Sebelum nama Rahmat Erwin ramai disebut-sebut, Windy Cantika Aisyah sudah lebih dulu mencuri perhatian. Medali perunggu yang diraih lifter 19 tahun ini seperti membakar semangat dan membuka jalan bagi Rahmat Erwin untuk bisa meraih medali sepertinya. Ya, kedua debutan itu akhirnya kompak meraih prestasi.

Bersama Eko Yuli Irawan yang meraih medali perak di kelas 61 kg, cabor angkat besi sudah memberi tiga medali, jumlah yang sementara ini sanggup diraih tim Merah Putih.

Sambil menanti sepak terjang cabor bulu tangkis yang diharapkan bisa memberikan tambahan medali, kita pantas ikut berbangga bersama tim angkat besi Indonesia. Perjuangan mereka selama bertahun-tahun ikut menjaga nama baik Indonesia di pesta akbar saban empat tahun.

Setelah memberikan apresiasi dan ekspektasi pada Windy Cantika, kini kita pun pantas menyatakan yang sama kepada Rahmat Erwin. Dengan usia yang masih muda dan potensi yang sudah terlihat jelas, jalan mereka untuk meraih prestasi demi prestasi di masa depan terbuka lebar.

Rahmat Erwin mewarisi bakat serupa dari sang ayah, Erwin Abdullah. Namun ia berhasil melampaui sang ayah yang hanya sanggup memberi medali perak Asian Games.

Selain itu, Rahmat Erwin sudah membuat bangga Ami Asun Budiono, yang pernah menyandang status yang sama dan kini setia mendampinginya sebagai seorang pelatih.

Lebih dari itu, Rahmat Erwin telah membuat Indonesia bangga. Terima kasih!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun