Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Mempertaruhkan Hidup dan Memenangkannya, dari Carolina Marin untuk Tunggal Putri Indonesia

25 Januari 2021   12:34 Diperbarui: 26 Januari 2021   14:58 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Carolina Marin tersenyum lebar usai meraih gelar Level Super 1000 kedua dalam dua pekan beruntun: twitter.com/bwfmedia

Dengan cara apa kita melukiskan perjuangan Carolina Marin di dua turnamen awal tahun 2021, BWF World Tour Super 1000 di Thailand? Bagaimana kita merangkum pencapaian tunggal putri Spanyol ini selama dua pekan terakhir di Impact Arena, Bangkok?

Johann Christoph Friedrich von Schiller, seorang penyair, filsuf, juga sejarawan Jerman, meninggalkan salah satu petikan masyur yang masih sering dikutip hingga hari ini. Dalam sajaknya berjudul "Das Reiterlied" (Lagu Penunggang Kuda), sosok yang familier dikenal dengan nama Friedrich Schiller itu menulis demikian: und setzt ihr nicht das Leben ein, nie wird euch das Leben gewonnen sein. 

Kemudian kalimat yang indah itu kerap diterjemahkan menjadi: hidup yang tak dipertaruhkan, tak akan pernah dimenangkan. Petikan dari salah satu penulis drama terpenting Jerman yang meninggal 1805 itu lantas sering dipakai untuk berbagai kebutuhan dan kepentingan.

Bagi saya, peninggalan sang pujangga yang hanya menikmati hidup selama 46 tahun itu, relevan untuk menggambarkan liku-liku perjalanan hidup dan sepak terjang Marin di arena badminton belakangan ini.

Seperti kita tahu, Marin baru saja mengukir prestasi fenomenal. Dua pekan, dua gelar juara. Lebih mengagumkan lagi, wanita kelahiran Huelva, 27 tahun silam, menghadapi lawan-lawan yang hampir sama, termasuk bertemu unggulan pertama sekaligus pemain nomor satu dunia di partai final.

Tai Tzu Ying yang begitu digdaya sebelumnya dibuat tak berdaya selama dua minggu ini. Marin hampir tak pernah kehilangan satu game pun dari pebulutangkis kebanggaan Taiwan itu. Pekan lalu, di laga puncak turnamen bertajuk Yonex Thailand Open, Marin menang 21-9 21-16 dalam tempo 42 menit.

Carolina Marin menang di Yonex Thailand Open dua pekan lalu: bwfbadminton.com
Carolina Marin menang di Yonex Thailand Open dua pekan lalu: bwfbadminton.com

Pekan kedua, dengan jumlah set yang sama, Marin menyudahi perlawanan Tai dengan skor akhir 21-19 21-17. Tai hanya diberi ekstra enam menit untuk balas dendam. Namun, tetap saja, Marin masih tampil dengan determinisme dan kepercayaan diri yang sama.

Kecepatannya masih belum mampu diimbangi Tai. Begitu juga tenaganya yang seakan belum juga habis meski rutin bermain dalam dua minggu terakhir tanpa jeda. Ditambah lagi, penempatan bola dan pukulan yang akurat. Singkatnya, kecepatan, power, dan presisi yang menjadi andalannya berkelindan dan berkolaborasi begitu apik.

Belum lagi Tai seperti kehilangan kendali termasuk atas dirinya. Ia kerap memberikan poin gratis kepada Marin, seperti pengakuannya kepada BWF usai laga.

"Saya merasa sangat tidak beruntung karena saya membuat banyak kesalahan hari ini. Saya tahu bahwa Marin cepat, jadi saya berusaha untuk mengimbangi kecepatannya, tetapi Marin bermain agresif hari ini. Saya tidak dapat menahan diri untuk tidak melakukan kesalahan sendiri."

Marin sebenarnya mengharapkan sesuatu yang berbeda dari minggu lalu. Saat itu ia nyaris tanpa perlawanan. Ia tahu, Tai bukan pemain sembarangan. Tai tentu mengevaluasi hasil tersebut dan bersiap lebih baik.

Usai pertandingan ini, Marin mengakui bahwa untuk bisa mengalahkannya Tai harus mengubah strategi dan hal-hal lain yang menjadi titik lemahnya pekan lalu. Bila tidak hasilnya bakal setali tiga uang.

Alasannya? Marin pun sudah mempersiapkan final ini dengan baik. Ia sudah mengantisipasi bila sampai Tai benar-benar menampilkan sesuatu yang berbeda.

"Jadi persiapan saya untuk hari ini adalah terus berlanjut, terus menekannya, mempertahankan reli, tidak membuat kesalahan yang mudah."

Dan ternyata, Tai masih mau beradu reli panjang dengan Marin. Padahal, Tai baru melewatkan pertandingan melelahkan di babak semi final saat mengalahkan Ratchanok Intanon. Ia harus bermain nyaris satu jam sebelum menyingkirkan andalan tuan rumah itu dengan skor akhir 12-21 21-12 23-21.

Sementara Marin, belum mendapat perlawanan sepadan dari An Se Young, pemain muda Korea yang juga dihadapinya pekan lalu. Marin kembali menang dua game langsung. Kali ini dengan skor 21-19 dan 21-15.

Saat Tai beradu reli panjang, Marin meladeninya dengan senang hati. Marin tahu, inilah salah satu titik keunggulan yang bisa ia maksimalkan untuk memetik poin demi poin.

Tai Tzu Ying kembali kesulitan meladeni Marin di pertemuan kedua di final Toyota Thailand Open: bwfbadminton.com
Tai Tzu Ying kembali kesulitan meladeni Marin di pertemuan kedua di final Toyota Thailand Open: bwfbadminton.com

Memenangkan pertaruhan

Apa yang dicapai Marin selama dua pekan ini, tidak lepas dari kerja kerasnya selama setahun terakhir. Petaka yang datang bertubi-tubi, mulai dari cedera, lantas-yang terberat-kehilangan sang ayah tahun lalu, menguras cukup banyak energi dan menyita sebagian besar konsentrasi.

Namun Marin, bukan sosok yang terlampau lemah untuk bangkit kembali. Periode sulit secara pribadi itu tidak menjadi alasan untuk berhenti. Ia mengatakan dua bulan sebelum memulai kompetisi, ia kembali menjalin komunikasi intens dengan tim, pelatih, juga psikolognya. Ia tak bisa meninggalkan dunia yang telah membesarkan namanya begitu saja.

Tentu bantuan pihak lain amat berarti baginya. Namun yang pertama dan paling penting adalah tekad dan semangatnya. Tentang ini ia berujar, "Saya pikir terkadang Anda hanya perlu mendapatkan kepercayaan diri dengan diri sendiri."

Kembali berdamai dengan diri sendiri kemudian bersama menatap lagi ke lapangan pertandingan. Ia tahu ayunan raket dan desir kok masih menjadi bagian penting dari perjalanan hidupnya. Semangat untuk terus menatap jauh ke depan, kemudian memantapkan langkahnya untuk kembali ke arena pertandingan.

Marin datang ke Bangkok tidak hanya untuk menaklukkan Thailand Open. Ia juga punya misi masa depan yang hendak dijembatani oleh tiga seri turnamen di awal tahun. 

Ia ingin membidik Kejuaraan Dunia dan Olimpiade. Artinya, Marin, ingin kembali menunjukkan diri sebagai pemain putri terbaik dunia setelah sempat terlempar dari persaingan.

Datang sebagai unggulan lima, Marin kini membuktikan bahwa ia sudah kembali. Ia terakhir kali bermain sebagus ini pada 2015. Saat itu ia mampu meraih kemenangan straight set atas Tai masing-masing di All England, Prancis Open, dan World Superseries Finals (saat ini World Tour Finals).

Kini tidak ada jarak signifikan dalam catatan head to head  di antara mereka. Bila dua pekan sebelumnya sempat tertinggal, 9-6, kini Marin hanya butuh satu kemenangan lagi untuk membuat skor pertemuan di antara mereka sama kuat.

Marin sudah menunjukkan sejumlah formula kemenangan. Mempertaruhkan banyak tantangan pribadi mulai dari rasa kehilangan, putus asa, hingga keputusan untuk bangkit secepat-cepatnya. Dalamnya ada kerja keras dan kerja sama agar setiap kebangkitan menjadi titik balik untuk menjadi lebih baik. 

Rumusan ini memang mudah diucapkan, tetapi tidak sedekat telinga kanan dari telinga kiri untuk dilaksanakan. Masing-masing orang punya pengalaman dan sistem pengolahan diri berbeda-beda. Namun ada hal-hal yang hampir menjadi lumrah dan mutlak sebagai syarat dasar menjadi pemenang. 

Mustahil terjadi dalam cabang olahraga yang sangat kompetitif bila fisik, teknik, taktik, dan visi bermain tidak disiapkan matang-matang. Belum lagi soal pembinaan dan pendampingan, sisi-sisi eksternal yang tak kalah penting. 

Dengan tanpa berbicara panjang lebar tentang prestasi tunggal putri Indonesia di dua turnamen awal tahun ini-yang jelas masih belum bisa bersaing di level atas seperti tahun-tahun sebelumnya-sekiranya menjadikan Marin sebagai cermin. Kepada Marin kita patut berkaca diri, baik sebagai pemain maupun pelatih, psikolog, organisasi (PBSI) dan pemerintah. Hal-hal apa yang masih kurang dan perlu kita benahi segera baik sebagai individu maupun tim?

Jorji, sapaan akrab Gregoria Mariska, 21 tahun, diharapkan membangkitkan prestasi sektor tunggal putri Indonesia: badmintonindonesia.org
Jorji, sapaan akrab Gregoria Mariska, 21 tahun, diharapkan membangkitkan prestasi sektor tunggal putri Indonesia: badmintonindonesia.org

Soal talenta dan potensi, kualitas pebulutangkis Indonesia jelas tak kalah. Marin dan para pebulutangksi lainnya pun mengakui itu. Gregoria Mariska dan Fitriani, misalnya. Namun ada faktor-faktor lain yang membuat pemain seperti Marin bisa sedemikian berkembang dan melesat meninggalkan para pemain kita jauh di belakang.

Faktor-faktor pembeda itu sebenarnya mudah kita lihat dan tangkap, baik dalam diri Marin maupun pebulutangkis top lainnya. Agar sektor putri tak lagi menjadi bulan-bulanan dan mimpi meraih gelar tak ubahnya pungguk merindukan bulan, maka sudah saatnya mereplikasi formula Marin: menjadi pemain baru dengan pola pikir baru.

Pemain baru yang melepaskan segala beban dan pengalaman pahit masa lalu. Pemain baru dengan semangat untuk berlatih lebih keras dari biasanya. Pemain baru untuk lebih fokus dan konsentrasi pada permainan ketimbang memikirkan suara-suara miring yang datang silih berganti dan hal-hal di luar lapangan permainan. 

Pemain baru yang tidak lekas menyerah di lapangan pertandingan. Pemain baru yang siap berjuang sebisa-bisanya dan sehormat-hormatnya untuk memenangkan setiap tantangan. 

Pemain baru yang siap mengasah mental, taktik, teknik, dan visi bermain tanpa kenal lelah. Pemain baru yang bersinergi lebih intens dan padu dengan dan didukung penuh oleh tim pelatih.

Pun menjadi pemain baru dengan pola pikir mutakhir bahwa bila Marin bisa tersenyum lebar berkali-kali di podium juara mengapa kita hanya cuma menjadi penonton setia? Merunut Friedrich Schiller, bila Marin bisa mempertaruhkan hidupnya untuk kemudian memenangkan gelar-gelar, mengapa kita masih enggan melakukan hal yang sama?

Saatnya, pebulutangkis putri Indonesia bangkit!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun