Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Work from Home Yes, Sedentary Lifestyle No!

18 Desember 2020   00:45 Diperbarui: 18 Desember 2020   12:45 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi work from home/Kompas.com

Sebagai salah satu karyawan swasta, sejak April lalu, kami diminta untuk bekerja dari rumah (work from home). Pandemi Covid-19 adalah sebabnya. Mengikuti arahan pemerintah, beraktivitas termasuk bekerja sebaiknya dilakukan di rumah. Tujuannya, salah satunya, agar rantai penularan wabah tersebut tidak memanjang.

Hingga hari ini, rumaku adalah kantorku. Tanggung jawab sebagai kepala keluarga dijalankan bersamaan dengan kerja profesional. Di satu tempat itu.

Saya tentu merasa senang karena tidak harus menempuh perjalanan lebih dari satu jam untuk menjangkau kantor di daerah Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Saya tidak harus berdesak-desakan di KRL commuter line saban pagi dan petang. Aktivitas yang cukup menguras waktu dan tenaga itu untuk sementara tereliminasi dari rutinitas harian.

Sejak bangun tidur, membuka laptop untuk mulai bekerja, hingga menekan tombol "shut down" pada malam hari, saya tidak harus banyak berpindah tempat duduk. Kursi hitam sengaja saya tempatkan di salah satu ruang tamu agar tak jauh dari televisi. Pasangannya adalah sebuah meja coklat berkaki putih mungil. Cukup untuk meletakan seperangkat alat kerja. Pada kursi hitam itu saya menghabiskan lebih dari delapan jam sehari. Sesekali saya dengan mudah menengok layar televisi karena tak kuasa menahan godaan tayangan menarik.

Bekerja dari rumah membuat kita mudah terjebak dalam sedentary lifestyle/dokpri
Bekerja dari rumah membuat kita mudah terjebak dalam sedentary lifestyle/dokpri

Bahaya Sedentary Lifestyle

Saya adalah satu dari sekian juta orang yang menghabiskan hampir seluruh waktu di rumah. Dampak pandemi Covid-19, membuat kita tak bisa tidak menjadi lebih lama duduk. Bekerja dari rumah tidak serta merta membuat porsi kerja berkurang. Bisa jadi, to do list harian menjadi lebih panjang.

Ternyata terlalu lama duduk tidak baik untuk kesehatan. Kesadaran ini membuncah saat saya mengikuti webinar Danone Reunite pada Jumat, 11 Desember 2020 lalu. Dr Muhamamad Soffiudin, salah satu pemateri, menggelitik saya.

Pria yang karib disapa dr.Sofi itu mengangkat fenomena "sedentary lifestyle" yang mudah menghinggapi masyarakat dewasa ini. Secara sederhana, "sedentary lifestyle" mengacu pada perilaku seseorang yang tidak banyak melakukan gerakan. Tidak banyak energi yang dikeluarkan karena terjebak aktivitas fisik yang pasif seperti duduk, entah itu untuk membaca, menonton televisi, belajar, bermain game, dan sebagainya.  Atau bahkan untuk mengerjakan sesuatu menggunakan laptop atau perangkat elektronik lainnya.

Singkatnya, "sedentary lifestyle" merupakan gaya hidup yang tidak aktif atau tidak banyak bergerak. Seseorang lebih banyak duduk atau berdiam diri saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun