Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Enam Gelar "The Minions" dan Harapan Baru Ganda Putri Indonesia

26 November 2017   23:57 Diperbarui: 27 November 2017   01:51 4417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya berjaya di Hong Kong Open 2017/@INABadminton

Harapan baru

Selain Marcus dan Kevin, Greysia Polii dan Apriani Rahayu juga mencuri perhatian. Pasangan ganda putri itu mampu menginjak partai final. Meski akhirnya harus puas sebagai runner-up, pasangan berbeda generasi itu sudah membuat pasangan nomor satu dunia, Chen Qingchen dan Jia Yifan harus bermain rubber-set.

Pertandingan antarkedua pasangan menjadi yang terpanjang dibanding empat partai lainnya. Laga berlangsung selama lebih dari satu jam sebelum unggulan pertama itu meraih kemenangan dengan skor akhir 21-14, 16-21 dan 15-21.

Kekalahan ini cukup disayangkan. Kurang dari sebulan Greysia/Apriyani membuat Qingchen dan Yifan tak berkutik saat bertemu di semi final France Super Series. Saat itu Greysia/Apriyani menang mudah dua game langsung 21-5 dan 21-10.

Greysia dan Apriani menjadi finalis Hong Kong SS 2017/@Antoagustian
Greysia dan Apriani menjadi finalis Hong Kong SS 2017/@Antoagustian
Namun situasi berbeda terjadi di partai final ini. Di satu sisi Qingchen dan Yifan sedang berada di trek positif setelah pekan sebelumnya berjaya di tanah air sendiri di ajang China Super Siries Premier. Di sisi lain seperti dikatakan pelatih ganda putri Eng Hian, daya tahan dan fokus anak asuhnya menurun. Kualitas pukulan Greysia dan Apriani tidak sebagus babak-babak sebelumnya yang berpuncak di semi final. Sempat meraih kemenangan di game pertama, Greysia dan Apriani gagal menjaga ritme permainan dan sigap menghadapi perubahan strategi lawan di dua game berikutnya. Mereka pun harus menyerah 21-14, 16-21 dan 15-21.

Meski begitu apresiasi tetap patut diberikan kepada Greysia dan Apriani. Keduanya mencatatkan perkembangan pesat sejak dipasangkan enam bulan lalu. Satu gelar Grand Prix Gold dan Super Series masing-masing di Thailand dan Prancis menjadi bukti. Greysia Polii tidak butuh waktu lama untuk meraih gelar super series setelah "berpisah" dengan Nitya Krishinda Maheswari.

Sebelum Greysia dan Apriani muncul, ganda putri Indonesia sepenuhnya bergantung pada Greysia dan Nitya. Greysia dan Nitya yang dipasangkan kembali pada 2013 baru bisa memanen prestasi pada 2015. Artinya mereka butuh waktu dua tahun untuk menjejaki final super series hingga meraih titel super series pertama.

Greysia dan Apriani pun menjadi harapan baru ganda putri Indonesia. Pasangan yang  mulai berduet pada Juni tahun lalu akan mengisi top 10 BWF dalam rilis resmi pada Kamis pekan depan.

Pertanyaan, mengapa Greysia dan Apriani begitu cepat melesat? Greysia yang telah berusia kepala tiga memiliki segudang pengalaman yang memungkinkannya dengan mudah menuntun dan mengeluarkan kemampuan terbaik Apriani. Selain jam terbang, Greysia cukup piawai dalam memainkan dropshot. Sementara Apriani walau baru berusia 18 tahun memiliki smash yang keras dan lincah di depan net.

Keduanya mampu berotasi secara baik dan berkomunikasi secara baik pula. Tidak hanya kualitas individu, hal penting lainnya adalah mental bertanding. Greysia mampu membuat Apriani menjadi pemain bermental baja. Keduanya pantang menyerah, apalagi menyerah kalah dengan mudah. Banyak pengalaman membuktikan, salah satu yang masih segar adalah laga semi final menghadapi pasangan China, dalam situasi tertinggal mereka tak patah arang. Sabar dan yakin untuk bangkit.

Di tengah harapan yang membuncah masih ada pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan pasangan ini. Ketahanan mental dan stamina untuk menghadapi perubahan permainan lawan serta hal-hal mendasar seperti service perlu dibereskan bila ingin bersaing di papan atas dunia. Bila segala hal berjalan lancar bukan tidak mungkin target prestasi di All England dan Asian Games tahun depan bukan sesuatu yang mustahil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun