Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Sistem Perhitungan Poin Bulu Tangkis Berubah (Lagi)?

13 Oktober 2016   13:42 Diperbarui: 4 April 2017   18:12 10372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lin Dan/chinatopix.com

Ada yang beda di turnamen Chinese Taipei Masters Grand Prix 2016 yang tengah berlangsung di Hsing Chuang Gymnasium, Taipei, Taiwan. Turnamen level Grand Prix yang dimulai sejak 11 Oktober lalu dan akan berakhir pada 16 Oktober ini hadir dengan sistem perhitungan poin yang baru.

Tengok saja dalam daftar skor para pemain yang baru menyelesaikan babak pertama kemarin. Tak ada lagi angka 21, atau selisih dua angka dari angka final tersebut. Mayoritas angka tertinggi yang tertera di tabel skor adalah 11, selain angka 14, dan 15.

Jumlah set yang dimainkan pun berubah. Sebelumnya paling banyak tiga set atau biasa disebut rubber set. Dalam sistem baru kemenangan langsung (straight set) berlaku apabila kemenangan diraih dalam tiga set secara beruntun. Sementara itu bila masih dalam kedudukan sama kuat, 1-1, maka pengoleksi kemenangan di dua game berikutnya keluar sebagai pemenangan (skor akhir menjadi 3-1 atau laga berlangsung empat set). Atau laga akan berlangsung hingga lima dengan kemenangan di pihak yang mengunci tiga set.

Ya, saat ini Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) sedang menguji coba sistem skor baru. Bila sebelumnya dikenal dengan sistem 3 x 21, sistem baru ini dikenal dengan sistem 5 x 11. Sebenarnya wacana untuk membaharui sistem 3 x 21 yang telah berlangsung sejak  2006 itu sudah digemakan sejak dua tahun silam.

Pertemuan Dewan (Grand Meeting)BWF pada 30 Mei 2014 di New Delhi, India menyepakati  opsi pembaharuan sistem perhitungan poin. Dasar pertimbangan, sebagaimana disampaikan Presiden BWF Presiden BWF Poul-Erik Hoyer, yakni menghadirkan kegembiraan dan ketegangan yang lebih serta memangkas waktu pertandingan.

Argumen BWF itu mengarah pada pengandaian semakin dekat garis akhir maka tensi dan semangat bertanding (fighting spirit) akan semakin meninggi. Para pemain tidak memiliki banyak waktu untuk menunda-nunda kesempatan yang bisa dimanfaatkan untuk meraih poin. Dengan demikian drama dan tragedi dalam pertandingan lebih kuat. 

Sementara sistem lama dinilai terlalu memakan banyak waktu, dan butuh kesabaran lebih untuk menggapai poin akhir. Tendensi jenuh dan membosankan dianggap mudah terjadi, terutama muncul saat perolehan poin dua pemain atau dua pasangan terpaut jauh. Benar, kadang kita menjumpai selisih poin antarpemain yang sangat jomplang sehingga memantik harapan agar laga tersebut segera berakhir. 

Pertanyaan, apakah sistem tersebut terkonklusi demikian?

Bukan Kali Pertama
Dalam sejarah bulu tangkis, kita sudah mengenal banyak sistem perhitungan poin. Generasi orang tua atau kakek-nenek kita, masih sangat familiar dengan sistem tradisional yakni 3 x 15. Setiap game berlangsung hingga angka 15 baik itu di sektor tunggal maupun ganda. Bedanya di sektor putri perolehan poin berakhir di angka 11.

Di sektor tunggal, bila pemain melakukan kesalahan maka otomatis poin menjadi milik lawan. Sistem rally poin ini berbeda dalam pertandingan ganda. Bila kesalahan dilakukan server pertama yang berarti gagal berbuah poin, maka masih ada satu kesempatan pada server kedua atau sang tandem, sebelum kok berpindah ke pihak lawan.

Sistem ini dipakai sangat lama, dan konon sudah digunakan sejak 1873. Di awal-awal perkenalan saya dengan olahraga tepok bulu ini, saya masih mendapatkan sistem perhitungan seperti itu. Bahkan masih berlaku sistem pengundian serve pertama dengan menggunakan koin atau shuttlecock. Bulu angsa itu diletakkan di ujung net dan dibiarkan jatuh bebas. Di bidang mana bulu angsa itu mendarat, maka pemain yang berada di bidang tersebut mendapatkan kesempatan untuk melakukan pukulan pertama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun