Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Usainya Bulu Tangkis di Rio dan Pekerjaan Rumah untuk Kita

20 Agustus 2016   22:05 Diperbarui: 21 Agustus 2016   11:52 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Owi/Butet meraih emas ganda campuran Olimpiade Rio 2016/@INABadminton.

Sementara satu-satunya wakil Tiongkok yang melangkah ke semi final, Tang Yuanting/Yu Yang kandas dalam perebutan medali perunggu menghadapi wakil Korea Selatan Jung Kyung Eun/Shin Seung Chan.

Malaysia kembali membuat kejutan di sektor ganda putra. Adalah Goh V Shem/Tan Wee Kiong yang mampu melangkah hingga partai final. Pasangan non-unggulan ini nyaris meraih emas bila saja mampu memaksimalkan deuceatas sang juara Fu Haifeng/Zhan Nan. Fu/Zhang yang merupakan unggulan empat memenangkan laga berdurasi 1 jam dan 10 menit itu dengan skor 16-21 21-11 23-21.

Perjalanan Goh/Tan ke final sungguh luar biasa. Di perempat final keduanya menumbangkan unggulan teratas sekaligus favorit juara asal Korea Selatan Lee Yong dae/Yoo Yeon Seong. Tiket final diperoleh usai menggasak wakil Tiongkok yang merupakan 'pembunuh' Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan di fase penyisihan grup, Chai Biao/Hong Wei.

Di sektor ini medali perunggu menjadi milik Chris Langridge/Marcus Ellis dari Inggris Raya setelah memenangkan pertarungan atas Chai/Hong. Chris/Marcus ke semi final setelah menyingkirkan wakil Jepang Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa. Chris/Marcus menjadi pasangan ketiga yang menjadi penyumbang medali bagi Inggris Raya dari badminton setelah sebelumnya dua pasangan ganda campuran Simon Archer/Joanne Goode (perunggu/Olimpiade 2000) dan Gail Emms/Nathan Robertson (perak/Olimpiade 2004).

Terakhir, di tunggal putra Chen Long menyelamatkan muka Tiongkok yang meredup. Di sektor ini Denmark kebagian perunggu setelah Viktor Axelsen mengandaskan Super Dan dalam pertandingan tiga gim, 21-15 10-21 dan 17-21. Kemenangan Axelsen sekaligus membuka pintu masa depan yang gemilang bagi pemain berusia 22 tahun itu. Selain Axelsen beberapa pemain muda yang cukup bersinar di Olimpiade kali ini adalah Srikanth Nammalwar Kidambi yang bertahan hingga babak perempat final.

Viktor Axelsen (Denmark/kanan) dan peraih emas Chen Long (tengah) dan Lee Chong Wei yang meraih perunggu tunggal putra/@Badmintonupdates
Viktor Axelsen (Denmark/kanan) dan peraih emas Chen Long (tengah) dan Lee Chong Wei yang meraih perunggu tunggal putra/@Badmintonupdates
Laga Terbaik
Pertemuan antara Lee Chong Wei dan Lin Dan di babak semi final menjadi salah satu partai klasik di Olimpiade kali ini. Kedua pasangan sudah 36 kali bertemu, dan 25 dari antaranya menjadi milik Super Dan. Di ajang Olimpiade ini menjadi pertemuan ketiga. Berbeda dengan pertemuan di dua edisi sebelumnya yang terjadi di partai final yang disapu bersih oleh Super Dan.

Kali ini Chong Wei sukses balas dendam meski bukan di partai pamungkas. Namun, pertemuan ke-37 ini menghadirkan pertarungan yang berkelas. Di dua set pertama kedua pemain saling mengklaim kemenangan dengan mudah. Puncak persaingan terjadi di set ketiga.

Permaian taktis, skill berkelas dan stamina yang konsisten ditunjukkan kedua pemain. Hingga keduanya harus melewatkan sekali deuce sebelum dimenangkan oleh Datuk Lee. Selama 1 jam dan 23 menit publik disuguhkan pertandingan berkelas antara dua legenda.

Pertarungan penuh drama terjadi di final ganda putri. Unggulan teratas dari Jepang Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi menantang pasangan kawakan Denmark, Christinna Pedersen/Kamilla Rytter Juhl. Di atas kertas jelas Misaki/Ayaka lebih diunggulkan. Namun Christinna/Kamilla membuktikan diri lebih kaya pengalaman dan jam terbang.

Sama kuat, laga penentu nyaris dimenangkan wakil Denmark sebelum pasangan Jepang melakukan comeback gemilang. Dalam posisi 19-16, wakil Tim Dinamit butuh dua poin lagi untuk mengunci pertandingan. Namun, ketenangan, dan provokasi yang dilakukan Misaki pada Kamilla berhasil memancing emosi dan membuyarkan konsentrasi. Poin Christinna/Kamilla tertahan di angka 19 saat Misaki/Ayaka menutup pertandingan selama 1 jam dan 23 menit itu. Laga dengan skor akhir 18-21 21-9 21-19 sungguh menguras emosi.

Tak kalah menarik, pertandingan antara Marin dan Sindhu di final tunggal putri. Meski kekuatan kedua pemain terlihat timpang, Sindhu cukup merepotkan Marin. Terbukti, wakil India itu memaksa Marin melewatkan rubber set.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun