Di sisi lain, Ketua Gapoktan Kecamatan Sumbermanjing Wetan Sujito mengatakan, kerja sama dengan Prodi Teknologi Pangan UMM ini merupakan salah satu bagian dari sinergi masyarakat dan perguruan tinggi.
Utamanya untuk menjaga geliat hulu-hilir kakao secara nyata. Petani selama ini hanya mengandalkan dorongan pembeli untuk budidaya kakao. Dengan begitu mereka bisa bersemangat untuk menanam kakao.
Namun, sekarang ada dorongan lain yang diberikan oleh UMM. Ia berharap para akademisi Kampus Putih juga memberikan hasil riset praktis pada pengolahan kakao.
Menurutnya, petani sesungguhnya membutuhkan langkah konkret dan praktis dalam metode fermentasi. Apalagi selama ini kotak fermentor yang ada membutuhkan waktu yang lama, yakni 2-3 hari. Padahal hasilnya juga belum memenuhi standar.
“Kerjasama dengan UMM ini juga diharapkan dapat meningkatkan ketertarikan pembeli untuk mendukung hasil panen dan olah fermentasi petani Kecamatan Sumbermanjing Wetan,” pungkasnya mengakhiri. (*)