Mohon tunggu...
Chantika Amelia Putri
Chantika Amelia Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa Keperawatan Universitas Airlangga

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kesehatan Pasien Jadi Prioritas, Tapi Apakah Kesejahteraan Perawat Pernah Dijadikan Perhatian?

2 September 2025   23:50 Diperbarui: 3 September 2025   00:41 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perawat & Pasien Sumber : Pinterest

Ketika kita masuk rumah sakit, siapa yang pertama kali menyapa, mendengar keluhan, membantu di saat sakit, bahkan menemani di tengah malam? Jawabannya hampir selalu sama: Perawat. Mereka hadir sejak awal pasien masuk, setia mendampingi, hingga memastikan pasien pulang dengan selamat.                                                                                                                                                                                             Dibalik itu apakah kesejahteraan perawat juga ada yang memperhatikan dengan sungguh-sungguh?

Kenyataannya, banyak perawat masih bekerja dengan beban tinggi, gaji atau upah yang belum memadai, dan dukungan yang minim. Tidak sedikit perawat yang menerima penghasilan jauh di bawah standar layak, padahal tanggung jawab mereka sangat besar dan penuh risiko.

Menurut data, gaji perawat di rumah sakit umumnya berkisar Rp 3–4,5 juta untuk lulusan baru, Rp 5–7 juta untuk pengalaman 3–5 tahun, dan Rp 8–12 juta untuk perawat senior (The Evening Wiki, 2025). Namun, di fasilitas pelayanan primer seperti puskesmas, rata-rata gaji pokok hanya sekitar Rp 2,25 juta per bulan, bahkan perawat honorer bisa mendapat kurang dari Rp 1 juta (Rumah123, 2025). Angka ini masih jauh dari standar upah minimum provinsi di beberapa daerah.

Dampak terhadap Motivasi dan Kualitas Layanan

Minimnya kompensasi lebih dari sekadar persoalan gaji, sebab kondisi ini memengaruhi sikap dan kinerja perawat secara langsung. Agustin & Prabowo (2024) dalam penelitiannya di RSUD Z Kabupaten Bandung Barat menemukan bahwa faktor kompensasi dan komunikasi secara bersama-sama berkontribusi terhadap kepuasan kerja perawat honorer. Apabila penghargaan yang diterima tidak memadai, perawat cenderung merasa tersisihkan dan kehilangan antusiasme dalam memberikan pelayanan.

Lebih jauh lagi, beban kerja tinggi tanpa imbalan memadai dapat memicu kelelahan fisik maupun emosional. Maslach & Leiter (2016) menyebutkan bahwa burnout pada tenaga kesehatan berisiko menurunkan konsentrasi, mengurangi empati, bahkan meningkatkan kemungkinan terjadinya kesalahan medis. Kondisi ini tentu membahayakan, baik bagi kesehatan mental perawat maupun keselamatan pasien.

Padahal, regulasi sebenarnya sudah ada. Undang-Undang Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023 dan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan menegaskan pentingnya perlindungan, penghargaan, dan kesejahteraan bagi tenaga kesehatan, termasuk perawat. Sayangnya, implementasi di lapangan masih jauh dari ideal.

Saatnya Kebijakan yang Memihak Perawat

Perhatian terhadap kesejahteraan perawat seharusnya ditempatkan sebagai prioritas utama oleh pemerintah maupun penyelenggara layanan kesehatan. Perawat bukan hanya pelengkap tenaga medis, melainkan ujung tombak yang memiliki peran krusial dalam menjaga mutu pelayanan kesehatan di Indonesia. Upaya peningkatan sistem remunerasi, penyediaan dukungan psikososial, serta pengembangan jenjang karier yang terstruktur diyakini mampu meningkatkan kualitas layanan secara signifikan.

World Health Organization (2020) menegaskan bahwa tenaga kesehatan merupakan pilar utama dalam sistem pelayanan. Tanpa adanya jaminan kesejahteraan yang layak, sulit diharapkan mereka dapat terus memberikan pelayanan yang berkualitas, aman, dan berlandaskan empati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun