Mohon tunggu...
Teacher Christine
Teacher Christine Mohon Tunggu... Guru - Guru yang siap bereksplorasi

Menjadi guru harus kreatif dan mau belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jangan Tanya Soal Gaji kepada Guru!

27 Agustus 2021   11:29 Diperbarui: 27 Agustus 2021   11:48 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Seorang gadis muda yang lahir dari tengah-tengah keluarga guru, pagi buta sudah berangkat dari salah satu sudut kota Depok ke arah Kedoya Jakarta Barat. Ia menaiki salah satu armada Bus yang cukup terkenal pada masa itu, berdesak-desakan di pagi hari rasanya sudah menjadi kebiasaan yang ia lalui setiap hari.  suara penyanyi jalanan dan pujangga puisi pun biasa terdengar di telinganya, setiap hari demikian. Penyanyi jalanan dan para pujangga puisi sudah cukup dikenal. Bahkan, jika suatu hari sang gadis tak ditemui pada salah satu bus. Pastilah para penyanyi jalanan dan pujangga puisi itu menegurnya di lain hari. Menanyakan, kemarin kemana kok tidak bertemu ? kemudian, perbincangan kecil dan tawa renyahpun terjadi di antara mereka. Seolah penyanyi jalanan dan pujangga puisi tidak melihat sang mentari, hingga ketika melihatnya suasana pun menjadi meriah dan bahagia. .

Ya,,, gadis lugu dari sudut kota Depok ini mungkin mempesona di kalangan penyanyi jalanan dan pujangga puisi saat itu. Bukan wajah cantik atau manis yang ia miliki. tetapi mungkin, pesona keramahan dan senyum manis saja yang ia punya. Tidak pernah sekalipun, ia menerima kejadian tidak mengenakkan di armada bus yang membawanya setiap hari dari Depok ke Kedoya Jakarta Barat. mungkin, karena hampir semua pengamen dan pujangga puisi jalanan menjadi teman-temannya. meskipun mereka tidak terikat pada status hubungan teman yang pasti, tetapi mereka memiliki keramahannya masing-masing.

Perbincangan dan tawa di antara mereka pun sering kali menjadi perhatian penumpang lainnya, kebingungan mungkin menjadi alasannya. Tapi hal itu tidak menjadi halangan untuknya terus menjadi ramah bersama mereka. Kebersamaan di antara mereka pun menarik, karena mereka seolah bagaikan sahabat yang selalu memancarkan senyum dan kebahagiaan.

Gadis dari sudut kota Depok itu bekerja sebagai freelance di salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang edukasi dan entertaiment. Perusahaan ini biasa memberikan ilmu pengetahuan sains ke anak-anak murid di beberapa sekolah dengan cara yang menarik, hingga anak-anak sangat menyukai kegiatan sains. Seminggu biasanya hanya bekerja tiga atau empat hari saja dan itu pun disesuaikan dengan jadwal kuliahnya. Oleh karena itu, pagi hari ia bekerja hingga pukul 14.00 Wib dan segera bergegas ke kampus di daerah Jakarta Selatan untuk mencari ilmu. Ya... mencari ilmu, bukan menuntut ilmu karena ilmu itu tidak salah. Jadi kenapa harus dituntut?

Jam kuliahnya, dimulai pukul 17.00 Wib jd dia harus segera berbegas dari Kedoya pukul 14.000 Wib supaya tidak terlambat dan bisa masuk kelas tepat waktu, meskipun sesekali ia pernah terlambat karena macetnya jalanan ibu kota. Bersyukur dosen-dosennya memaklumi dan menerima keadaan gadis itu. Kesibukan setiap hari tidak membuatnya patah semangat untuk terus belajar, ia pun aktif berorganisasi di tingkat Fakultas dan BEM di kampusnya. Di tingkat Fakultas, ia aktif sebagai sekretaris sedangkan pada organisasi BEM ia aktif sebagai seksi di salah satu bagian. Keaktifannya di kampus masih terus bisa ia jalani meskipun ia bekerja freelance, demikian hari-harinya dilalui setiap hari.

Gadis dari sudut kota Depok ini kuliah di sebuah universitas keguruan. Sebuah kampus yang mendidik calon-calon guru. Selama ia kuliah, ia mendapatkan beasiswa dan hanya membayar sedikit sekali uang kuliah. Lalu untuk apa ia bekerja, jika uang kuliahnya pun mendapat bantuan beasiswa ? hanya ia yang tahu. Tidak sampai 4 tahun, gadis dari kota Depok pun berhasil menyelesaikan pendidikannya. Meskipun tidak meraih cumlaude tetapi pengalaman dan kesibukannya sudah luar biasa. Ketika gadis itu lulus, memang ia tidak punya pengalaman sebagai guru yang mengajar di sekolah. Tetapi ia punya pengalaman di bidang entertaiment yang mengajarkan sains ke anak-anak murid di sekolah, jadi setidaknya ia punya skill awal sebagai guru dan ditambah dengan pendidikannya di bidang keguruan.

Setelah ia menyelesaikan kuliahnya, ia pun mulai aktif mengajar di salah satu SMP-SMA favorit di kota Depok. kesibukannya kini beralih sebagai seorang guru dan tidak pernah lagi naik bus saat matahaari belum menampakkan sinarnya. Berdesak-desakan di bus pun tidak lagi ia dapatkan. Semua itu sudah menjadi memori manis baginya.

Kesibukan sebagai seorang guru muda kini ia jalani dengan kenyamanan tersendiri. Menjadi Guru ia jalani sejak ia lulus kuliah tahun 2005 hingga sekarang. Jika membahas gaji, mungkin ini klasik untuknya. Mengapa ? karena baginya yang berprofesi sebagai  seorang guru, bukan ukuran gaji yang manjadi tolak ukur, tetapi kenikmatan tersendiri saat mengajar anak murid serta kebahagiaan yang memuncak ketika melihat anak murid mendapat nilai bagus. Bahkan air mata keharuan pun bisa mengalir ketika melihat anak-anak murid itu kembali ke sekolah ataupun tanpa sengaja bertemu di jalan dan menyapa gurunya untuk menyampaikan keberhasilan mereka di pendidikan atau dunia kerja. Keseruan dalam pembicaraan antara guru dan murid yang sudah lulus pun menjadi memori manis.

Terakhir, beberapa minggu yang lalu gadis itu pun tanpa sengaja melihat anak muridnya 12 tahun lalu, kini sudah memarkirkan sebuah mobil mewah di depan rumahnya. Sementara gadis itu telah lama menjadi guru dan hanya mengendarai skuter miliknya. Bukan iri yang ada di hati atau pikirannya, tetapi kebahagiaan melihat anak murid yang dahulu ia ajar kini telah sukses. Beruntung pula, anak murid itu pun memiliki karakter yang baik. Ia dengan sopan dan santun tetap memandang gurunya sebagai seorang guru hebat. Ya,,, gadis muda yang dahulu,  telah melahirkan generasi muda yang berhasil. Minimal untuk keluarga dan dirinya sendiri dulu, barulah ia akan membawa bangsa ini ke ranah yang lebih baik lagi. 

Jadi, jangan pernah bertanya soal gaji kepada guru ! 

Karena bukan itu ukuran kebahagiaan dan keberhasilan seorang guru.

Tetapi jika bertanya kebutuhan hidup, silahkan saja bertanya pada guru-guru

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun