Mohon tunggu...
CHANIA NURUL ALIFIYAH
CHANIA NURUL ALIFIYAH Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa yang mempunyai hobi menonton film dan membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perjalanan Drama Dari Masa ke Masa

4 Oktober 2025   07:43 Diperbarui: 4 Oktober 2025   08:11 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada abad ke-18, drama menjadi media untuk menyampaikan kritik sosial. Hal ini membuat penulis seperti Beaumarchais menggunakan komedi untuk menyoroti ketimpangan sosial. Drama romantic mulai muncul pada abad ke-19 dengan emosi yang kuat dan setting eksotis. Victor Hugo di Prancis menentang aturan klasik melalui drama romantiknya. Kemudia Realisme mulai menggantikan romantisme pada akhir abad ke-19.

Drama Modern dan Kontemporer

Kemudian pada abad ke-20 menyaksikan perkembangan bentuk drama yang lebih eksperimental. Yang dimana drama absurd muncul dengan tokoh seperti Samuel Beckett dan Eugne Ionesco. Drama ini menggambarkan kehidupan yang tidak logis dan tanpa makna hal ini yang membedakan dari drama drama sebelumnya. Drama modern lebih mengeksplorasi seperti psikologi, alienasi, dan isu-isu eksistensial. Media baru dalam abad ini adalah seperti film dan televisi juga mempengaruhi gaya pementasan.

Perkembangan Drama di Asia

Asia memiliki tradisi drama yang berbeda dari Barat. Di Jepang, Noh dan Kabuki adalah bentuk drama klasik yang masih bertahan. Di India, drama klasik seperti Sanskrit Theatre menggabungkan tarian dan musik. Wayang di Indonesia juga termasuk bentuk drama dalam unsur tradisional yang bertujuan untuk menenalkan budaya dan pesan terselumbung dalam pementasan. Juga tak sedikit banyak drama wayang juga mengandung unsur religi. Drama Asia sering mengandung unsur spiritual dan simbolik hal ini yang membuat unik dalam drama Asia.

Drama di Era Digital

Dengan berkembangnya zama kini drama ditampilkan dalam bentuk berbagai platform digital. Hingga pementasan bisa dilakukan secara daring melalui video streaming. Teknologi memperkaya efek visual dan suara dalam pertunjukan. Hal ini membuat drama kini tidak hanya bisa dinikmati langsung dilapangan namun juga dapat melalui digital. Naskah drama juga berkembang lebih beda dari drama sebelumnya yaitu dalam bentuk interaktif. Media sosial memiliki pengaruh penting dalam membantu promosi dan distribusi drama ke khalayak luas.

Kesimpulan dari pembahasan kali ini adalah drama terus berkembang mengikuti zaman dan kebutuhan masyarakat. Dari ritual religius hingga panggung digital, drama tetap relevan. Setiap era memberikan ciri khas pada bentuk dan isi drama. Drama mencerminkan jiwa manusia dalam berbagai konteks budaya. Warisan drama tetap hidup melalui kreativitas generasi baru.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun