Mohon tunggu...
CHANIA NURUL ALIFIYAH
CHANIA NURUL ALIFIYAH Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa yang mempunyai hobi menonton film dan membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bunyi Dalam Sastra: Aliterasi, Asonansi, dan Rima

4 Oktober 2025   06:43 Diperbarui: 4 Oktober 2025   06:43 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelumnya apakah kalian mengerti apa saja sih pengertian dari aliterasi, asonansi, dan rima? Untuk mengetahui lebih dalam lagi dari ketiganya mari kita mengulas lebih dalam. Sebenarnya seperti apa sih ketiganya itu apakah mereka memiliki perbedaan yang spesifik atau bagai mana? Jelas pertanyaan itu akan terjawab setelah kita bahas bersama seperti apa dari ketiga hal itu.

Sebelum menggali lebih dalam kita pelajari dulu pengertian secara umum dari ketiganya. Mereka memiliki perbedaan dari jenis bunyinya, yaitu bunyi yang diulang dan letak pengulangannya. Secara garis besar aliterasi memiliki pengulangan bunyi kosonan diawal kata atau didalam kata yang berdekatan. Biasanya hal ini digunakan untuk memberi efek musical atau penekanan. Asonansi juga merupakan pengulangan bunyi vokal ditengah atau diakhir kata. Vokal dalam kata-kata yang berdekatan berfungsi untuk memperindah bahasa atau penekan dalam suasan. Sedangkan rima berbeda dari dua sebelumnya yaitu pengulangan bunyi di akhir kata atau suku kata, sehingga menciptakan pola bunyi yang jelas.

Aliterasi merupakan majas atau gaya bahasa yang menciptakan keindahan dengan mengulang bunyi konsonan yang sama pada awal kata berdekatan sebuah kalimat atau frasa. Tujuan dari itu semua adalah untuk memperkuat ritme, memberikan efek musikalitas, membuat kalimat atau frasa hal ini membuat hal mudah diingat.

Aliterasi memiliki ciri-ciri yang unik:

-Pengulangan Bunyi Konsonan: Bunyi konsonan, atau huruf mati, yang sama diulang pada beberapa kata yang berdekatan.

-Posisi Awal Kata: Bunyi yang diulang biasanya berada di awal setiap kata.

-Efek Estetis: Pengulangan bunyi ini menciptakan efek estetis dan musikalitas yang indah dalam bahasa.

-Peningkatan Ritme: Aliterasi membantu meningkatkan ritme dan kejelasan dalam sebuah kalimat atau puisi.

 

Ada juga beberapa contoh Aliterasi:

*  "Budi berjalan membawa bunga biru."
 Pengulangan bunyi /b/ pada Budi, berjalan, membawa, bunga, biru.

Sedangkan Asonansi adalah merupakan pengulangan bunyi vokal dalam sebuah frasa, klausa, atau kalimat. Teknik ini sering digunakan dalam puisi, lirik lagu, dan prosa untuk meningkatkan kualitas musikalitas dan penekanan pada emosi atau tema. Hal ini berbeda dengan aliterasi yang dimana dia lebih menekankan ke konsonan. Sedangkan asonansi lebih ke penekanan dalam pengulangan huruf vokal seperti a, i, u, e, o. Misalnya pada kalimat "Dia bisa tiba di lima benua". Jika diperhatikan, ada pengulangan bunyi vokal i dan a yang memberikan nuansa musikal. Fungsi asonansi biasanya untuk memperhalus alur bacaan sekaligus menambah keindahan.

Rima adalah kesamaan bunyi pada akhir baris dalam puisi atau syair. Contoh rima misalnya pada pantun: "jalan-jalan ke kota lama, jangan lupa membeli bunga". Rima dapat berbentuk persamaan bunyi penuh atau hanya sebagian. Rima sering digunakan untuk membangun pola bunyi teratur dalam bait. Dengan rima, puisi terasa lebih musikal dan menyenangkan untuk dibaca.

Perbedaan yang paling utama dari ketiganya terletak pada letak pengulangan bunyi. Aliterasi terjadi pada bunyi konsonan di awal kata berdekatan. Asonansi terjadi pada bunyi vokal yang berulang di kata sekitar. Sedangkan rima berada pada kesamaan bunyi di akhir baris puisi. Jadi, meskipun ketiganya sama-sama berbentuk pengulangan bunyi, posisinya berbeda.

Aliterasi menekankan kesan ritmis dengan pengulangan konsonan awal. Asonansi lebih menekankan keindahan suara melalui pengulangan vokal. Rima menciptakan pola bunyi teratur di ujung baris puisi. Ketiganya saling melengkapi untuk membangun musikalitas puisi. Dengan memahami perbedaan ini, kita lebih mudah menikmati keindahan bahasa.

Contoh aliterasi bisa ditemukan dalam iklan atau slogan singkat. Misalnya "cantik, cerdas, ceria" yang mengulang bunyi huruf "c". Contoh asonansi bisa dilihat pada lagu anak "aku suka susu murni". Contoh rima banyak dijumpai pada pantun rakyat yang populer. Misalnya: "Kalau ada sumur di ladang, boleh kita menumpang mandi".

Aliterasi memiliki ciri khas berupa pengulangan huruf awal konsonan. Asonansi ditandai dengan pengulangan vokal di dalam kata. Rima dicirikan oleh bunyi yang sama di akhir baris. Ciri ini penting untuk mengenali bentuk keindahan bunyi. Melalui ciri-ciri ini, perbedaan ketiganya terlihat jelas.

Dalam praktiknya, penyair sering menggabungkan aliterasi, asonansi, dan rima. Kombinasi tersebut membuat karya sastra terdengar lebih memikat. Misalnya sebuah bait bisa mengandung aliterasi sekaligus asonansi. Kemudian baris akhirnya disusun menggunakan rima yang teratur. Hasilnya adalah puisi yang indah, harmonis, dan berkesan.

Kesimpulannya, aliterasi, asonansi, dan rima memiliki fungsi memperindah bunyi. Aliterasi menekankan konsonan, asonansi menekankan vokal, dan rima menekankan akhir baris. Ketiganya berperan penting dalam puisi, pantun, maupun karya lisan. Dengan memahami perbedaan ini, kita bisa menulis lebih kreatif. Selain itu, kita juga lebih menikmati keindahan sastra Nusantara.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun