* Â "Budi berjalan membawa bunga biru."
 Pengulangan bunyi /b/ pada Budi, berjalan, membawa, bunga, biru.
Sedangkan Asonansi adalah merupakan pengulangan bunyi vokal dalam sebuah frasa, klausa, atau kalimat. Teknik ini sering digunakan dalam puisi, lirik lagu, dan prosa untuk meningkatkan kualitas musikalitas dan penekanan pada emosi atau tema. Hal ini berbeda dengan aliterasi yang dimana dia lebih menekankan ke konsonan. Sedangkan asonansi lebih ke penekanan dalam pengulangan huruf vokal seperti a, i, u, e, o. Misalnya pada kalimat "Dia bisa tiba di lima benua". Jika diperhatikan, ada pengulangan bunyi vokal i dan a yang memberikan nuansa musikal. Fungsi asonansi biasanya untuk memperhalus alur bacaan sekaligus menambah keindahan.
Rima adalah kesamaan bunyi pada akhir baris dalam puisi atau syair. Contoh rima misalnya pada pantun: "jalan-jalan ke kota lama, jangan lupa membeli bunga". Rima dapat berbentuk persamaan bunyi penuh atau hanya sebagian. Rima sering digunakan untuk membangun pola bunyi teratur dalam bait. Dengan rima, puisi terasa lebih musikal dan menyenangkan untuk dibaca.
Perbedaan yang paling utama dari ketiganya terletak pada letak pengulangan bunyi. Aliterasi terjadi pada bunyi konsonan di awal kata berdekatan. Asonansi terjadi pada bunyi vokal yang berulang di kata sekitar. Sedangkan rima berada pada kesamaan bunyi di akhir baris puisi. Jadi, meskipun ketiganya sama-sama berbentuk pengulangan bunyi, posisinya berbeda.
Aliterasi menekankan kesan ritmis dengan pengulangan konsonan awal. Asonansi lebih menekankan keindahan suara melalui pengulangan vokal. Rima menciptakan pola bunyi teratur di ujung baris puisi. Ketiganya saling melengkapi untuk membangun musikalitas puisi. Dengan memahami perbedaan ini, kita lebih mudah menikmati keindahan bahasa.
Contoh aliterasi bisa ditemukan dalam iklan atau slogan singkat. Misalnya "cantik, cerdas, ceria" yang mengulang bunyi huruf "c". Contoh asonansi bisa dilihat pada lagu anak "aku suka susu murni". Contoh rima banyak dijumpai pada pantun rakyat yang populer. Misalnya: "Kalau ada sumur di ladang, boleh kita menumpang mandi".
Aliterasi memiliki ciri khas berupa pengulangan huruf awal konsonan. Asonansi ditandai dengan pengulangan vokal di dalam kata. Rima dicirikan oleh bunyi yang sama di akhir baris. Ciri ini penting untuk mengenali bentuk keindahan bunyi. Melalui ciri-ciri ini, perbedaan ketiganya terlihat jelas.
Dalam praktiknya, penyair sering menggabungkan aliterasi, asonansi, dan rima. Kombinasi tersebut membuat karya sastra terdengar lebih memikat. Misalnya sebuah bait bisa mengandung aliterasi sekaligus asonansi. Kemudian baris akhirnya disusun menggunakan rima yang teratur. Hasilnya adalah puisi yang indah, harmonis, dan berkesan.
Kesimpulannya, aliterasi, asonansi, dan rima memiliki fungsi memperindah bunyi. Aliterasi menekankan konsonan, asonansi menekankan vokal, dan rima menekankan akhir baris. Ketiganya berperan penting dalam puisi, pantun, maupun karya lisan. Dengan memahami perbedaan ini, kita bisa menulis lebih kreatif. Selain itu, kita juga lebih menikmati keindahan sastra Nusantara.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI