Mohon tunggu...
Pendidikan

Sejarah Terbentuknya Komunikasi Internasional

25 September 2018   17:11 Diperbarui: 25 September 2018   17:14 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada umumnya manusia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lainnya. Salah satu bentuk sosial antar manusia yaitu dengan cara berkomunikasi baik melalui individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. 

Bentuk-bentuk komunikasi sangatlah beragam, salah satunya komunikasi internasional. Komunikasi internasional merupakan komunikasi yang biasa kita sebut dalam bentuk komunikasi antar bangsa atau antar negara. 

Studi tentang komunikasi internasional umumnya dapat diakses oleh pemahaman tentang hal-hal yang dapat diubah dalam setiap perkembangannya, mulai dari hubungan kekuatan ekonomi, militer dan politik dengan sistem komunikasi yang dianggap efisien.

Secara keilmuan, komunikasi internasional lebih dipahami sebagai kajian dalam ranah internasional mengenai data informasi yang keluar dan masuk melalui batas-batas negara, yang mencakup nilai politik didalamnya. 

Menurut Sumarno, komunikasi internasional dilakukan oleh beberapa negara yang berkaitan dengan kepentingan dari negara-negara tersebut, dan dianggap saling menguntungkan satu sama lain atau bersifat timbal balik. 

Ditarik dari beberapa sejarah sebelumnya sejak manusia purba sampai manusia mengalami perkembangan dan mengenal teknologi sampai saat ini, manusia dapat berkomunikasi secara bebas dalam segala aspek, namun tetap harus melihat batasan-batasan yang sudah ada, khususnya pada komunikasi internasional.

Kita dapat mengetahui salah satu faktor munculnya komunikasi internasional yaitu dari peristiwa perang dunia ke-II dan perang dingin yang melibatkan beberapa negara didunia. Selama perang dingin berlangsung, komunikasi berperan sebagai pendorong adanya kekuatan ekonomi pada negara-negara maju seperti Amrika Serikat, Jerman, Perancis, dan Uni Soviet. 

Tentunya komunikasi internasional menjadi instrumen persuasif dan modernisasi bagi antar negara. Dengan adanya instrumen tersebut akan muncul kekuatan-kekuatan yang saling berebut antara 2 golongan, seperti kaum komunis dengan kaum kapitalis yang bersifat dikotomis atau pembagian 2 kelompok yang saling bertentangan. 

Setelah perang dingin berakhir dimana Uni Soviet saat itu mengalami kehancuran yang kebanyakan berasal dari kaum komunis, dan saat itu terjadilah perubahan yang signifikan dalam komunikasi internasional. Marshall McLuhan (1968) yang dianggap sebagai "Global Village" mengungkapkan bahwa dunia tidak lagi dipandang sebagai dunia yang dikotomis, melainkan menjadi sebuah tatanan dunia baru yang bersifat global yang tidak jauh dari teknologi.

Tentunya perkembangan yang terus terjadi akan membuat seseorang akan lebih mengenal teknologi seperti terciptanya alat telekomunikasi pada tahun 80-an. Selain itu, teknologi informasi juga terbentuk saat itu, seperti cara mengumpulkan (ways of gathering), menyimpan (storing), memanipulasi (manipulating), dan mengambil informasi (retrieving information) menjadi andil besar sebagai alat propaganda

. Di situ sarana telekomunikasi dan komputer memegang peranan strategis dalam melakukan pertukaran informasi, dan pengetahuan yang sudah diolah, disaring dan dikeluarkan kembali baik dalam ranah ekonomi maupun politik

Didalam dunia politik, tentunya dibalik itu semua kekuatan (power) menjadi salah satu kunci utamanya, baik yang bersifat hard power maupun soft power. Hal ini juga banyak ditentukan oleh kekuatan yang bersumber dari teknologi dan jaringan informasi. 

Oleh karena itu tidak heran apabila Thomas L. Friedman, mengatakan jika pada masa perang dingin sebagai warga dunia kita ditakutkaan akan adanya serangan nuklir dan perlombaan senjata. Tetapi, pada masa globalisasi ini, kita lebih khawatir akan serangan virus komputer, karena virus komputer dapat merusak sistem pertahanan suatu negara, dan hal ini juga membuat terjadinya konflik antar budaya didalamnya

Pada saat itu, terjadinya konflik  antar budaya dan peradaban inilah yang membuat aspek kebudayaan menjadi dominan dalam hubungan internasional dengan bergesernya peran negara dalam pencaturan hubungan internasional. Sementara itu, setiap kelompok budaya cenderung etnosentrik, yakni menganggap nilai-nilai budaya sendiri lebih baik dari pada budaya lainnya dan mengukur budaya lain berdasarkan rujukan budayanya. 

Contohnya seperti ketika kita berkomunikasi dengan orang dari suku, agama atau ras lain, kita dihadapkan dengan sistem nilai dan aturan yang berbeda. Sulit memahami komunikasi mereka bila kita sangat etnosentrik. Melekat dalam etnosentrisme ini adalah stereotype atau generalisasi (biasanya bersifat negatif) atas sekelompok orang (suku, agama, ras, dan sebagainya) dengan mengabaikan perbedaan-perbedaan individual.

 Setelah itu regionalisme masuk dengan tujuan membangun hubungan kerjasama pada komunikas internasional dan mengedepankan geo-politik, seperti NATO, SEATO, dan sebagainya.  Hal ini menjadi penutup bagaimana sejarah terbentuknya komunikasi internasional yang menjadi penyebab utama kita sampai saat ini dalam membentuk relasi dengan negara-negara lain

REFERENSI:

Malik, Dedy Djamaluddin,1993. Komunikasi Intarnasional. Remaja Dosakarya: Bandung

Pakarkomukasi.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun