Alhamdulillah, ringkas kisah, kusaksikan yayasan yang mengelola SD anakku ini menyelenggarakan pelatihan pengembangan instrumen penilaian dan teknik penerapannya. Insya Allah, pelatihan ini dapat memfasilitasi pengembangan keprofesian guru, khususnya dalam hal pengembangan alat evaluasi yang sahih dan dapat mengukur kemampuan siswa secara jujur.
Ada secercah hikmah yang dapat dipetik. Aku sangat setuju ada pernyataan bahwa kejujuran siswa pada saat mengerjakan ulangan akan sangat membantu bapak-ibu guru karena guru memerlukan analisis hasil pembelajaran yang valid dan objektif.
Apabila siswa mengerjakan ulangan dengan jujur, hasil yang diperoleh merupakan hasil pemikiran objektif dan mandiri siswa.
Namun sebaliknya, kejujuran jawaban siswa perlu diapresiasi oleh guru, diberi umpan balik oleh guru, dengan kompetensi menilai guru yang terasah.
Guru sangat perlu konsisten dengan rumusan soal yang disajikan. Siswa yang jujur dalam menjawab soal dari guru sebagaimana yang diketahui dan dialami oleh siswa, memerlukan apresiasi yang arif dari guru untuk memupuk kejujuran siswa menjadi karakter terpatri dan terasah.
Kita semua insya Allah sepakat bahwa kita perlu menjaga dan merawat agar kejujuran siswa, kejujuran anak-anak kita agar tak retak hanya karena “kekuasaan” atau kemauan kita.[]**