Mohon tunggu...
Chamelia Dwi Angelina
Chamelia Dwi Angelina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ( 20107030010)

Vagabond on Vacation

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peribahasa Jawa Ini Jarang Didengar tetapi Memiliki Makna yang Luar Biasa

30 Juni 2021   20:50 Diperbarui: 30 Juni 2021   20:57 1325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : 1001indonesia.net

Peribahasa tidak hanya suatu kelompok kata yang tetap susunannya, namun memiliki pesan dan maksut tertentu . Di Indonesia sendiri, terdapat banyak sekali peribahasa, termasuk di suku Jawa. Ternyata tidak hanya kaya akan budaya dan tradisi, namun juga memiliki macam filosofi , karya tulis, dan ramalan(weton) yang tentu saja menonjolkan corak Jawanya, yaitu berbahasa Jawa dan mengandung pesan dari leluhur . 

Sama dengan peribahasa Indonesia, peribahasa Jawa tidak hanya bentuk kata-kata yang tersirat begitu saja, namun mengandung arti, pesan, bahkan makna yang dalam.  Namun, seiring perkembangan zaman, tampaknya generasi milenial sudah mulai lupa atau bahkan tidak tahu mengenai peribahasa-peribahasa Jawa .

Padahal, biasanya peribahasa Jawa diajarkan ketika duduk pada bangku sekolah . Baik SD, SMP, maupun SMA. Peribahasa Jawa biasanya diajarkan pada mata pelajaran Bahasa Jawa. Tentu saja tidak hanya peribahasa Jawa saja yang diajarkan . Melainkan parikan (pantun bahasa Jawa), tradisi Jawa, budaya Jawa, Aksara Jawa , tata karma bahasa jawa (krama inggil, krama alus, ngoko alus), wayang-wayang, dan masih banyak lagi . Guna para penerus generasi bangsa tidak lupa akan darah Jawanya.

Mungkin salah satu peribahasa yang sering didengar ataupun populer ditelinga masyarakat ialah adigang,adigung,adiguna yang berarti 'wong sing ngendelake kekuwatane, kaluhurane lan kepinteran' jika dibahasa Indoesiakan artinya ialah Orang yang sombong karena merasa mempunyai kekuatan atau kekuasaan atau kepintarannya bahakan ketiga tiganya. Maknanya, sebagai seseorang hendaklah mengendalikan kelebihan yang ia punya.

      Peribahasa satu ini paling sering diingat karena singkat, dan biasanya terdapat di awal baris di buku 'Pepak Bahasa Jawa' . Namun, ternyata masih banyak peribahasa Jawa yang jarang didengar namun memiliki makna yang gak kalah luar biasa . Yang mana telah terangkum dibawah ini .

1. Gupak pulute ora mangan nangkane

Setiap orang pasti pernah merasakan kerja keras, namun apa jadinya jika beberapa orang tidak dapat menikmati hasil kerja kerasnya tersebut? Contohnya, ketika kerja kelompok. Yang mengerjakan cuma kamu seorang, tetapi nilai yang diberikan guru kepada rekan kelompokmu lebih banyak daripada kamu . Mungkin peribahasa Jawa ini sangat cocok untuk menggambarkan kondisi orang tersebut. Peribahasa ini memiliki arti seseorang yang sudah ikut berjuang dengan susah payah, namun dia tidak ikut menikmati hasilnya.

2. Kebo gupak ajak-ajak

Peribahasa ini mengandung arti kerbau penuh lumpur mengajak kotor siapa pun yang bersentuhan dengannya. Sebenarnya peribahasa ini mempunyai makna yang lebih dalam, yaitu orang yang mempunyai sifat buruk akan selalu mengajak orang lain untuk melakukan hal yang sama. Dalam artian orang tersebut memiliki dampak buruk bagi setiap orang disampingnya. Oleh karena itu, tetap berhati-hati ya dalam memilih pergaulan dan jangan sampai malah kamu yang seperti itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun