Mohon tunggu...
Chandra Kirana
Chandra Kirana Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Kota asal di Kalimanatan Utara

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Semua Bisa Bersekolah dengan Mudah dan Murah Bahkan Gratis

21 Juli 2013   23:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:14 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebelumnya Kita simak secara singkat

Ada beberapa permasalahan yang menjadi penghalang untuk kesejahteraan pendidikan di Indonesia;

1.Akses pendidikan

Akses pendidikan di Indonesia kurang memuaskan, dari potret media masa pendidikan di Indonesia pada daerah-daerah pedesaan sangat sulit untuk diakses. Anak-anak pada daerah terpencil membutuhkan waktu dan perjalanan yang panjang untuk bisa sampai ketempat sekolah mereka. Terlebih lagi melihat sarana dan pasarana yang ada pun juga kurang begitu mendukung. Adanya sekolah dengan atap yang bocor, ada juga sekolah yang hampir roboh, dan bahkan ada sekolah yang hanya diolah oleh dua orang guru yang bercampur-campur tugas, dan masih banyak lagi keanehan sekolah di Indonesia.

2.Biaya pendidikan yang mahal

Wajib belajarSembilan tahun dengan Gratis adalah program pemerintah yang menyenangkan bagi anak bangsa yang ingin bersekolah. Tetapi masih banyak saja sekolah-sekolah memungut biaya untuk berbagai keperluan penunjang fasilitas sekolah. Sekolahnya memang gratis tetapi perlengkapan seperti alat tulis, buku tulis, seragam sekolah, sepatu, iuran kelas, uang osis, dan lain-lain masih diberatkan kepada siswa.

Lain lagi dengan biaya pembangunan sekolah, dan untuk memenuhi kebutuhan fasilitas sekolah memakan anggaran begitu besar dari anggaran belanja Negara. Belum lagi aliran dana di korupsi, disewengakan dan lain-lain sebagainya, membuat prihal ini menjadi kendala besar terhadap modal pendidikan di negeri ini.

3.Prilaku dan sosialisasi

Masyarakat yang tidak mengerti tentang pendidikan, akan berpikiran bahwa sekolah hanya membuang-buang waktu dan membuang-buang uang (alasan pendidikan yang mahal). Sementara kalau bekerja langsung akan mengahasilkan uang untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Hal ini lah yang harus kita ubah pada pikiran masyarakat agar mereka memikirkan masa kedepanya dengan cara mensosialisasikan bahwa pendidikan itu penting, mudah, dan murah.

Sebelum itu kita harus memastikan untuk benarnya pendidikan itu Penting untuk masa depan, mudah diakses, dan Murah bahkah gratis biayanya.

Solusi Untuk Supaya Semua bisa bersekolah dengan Mudah dan Murah Bahkan Gratis.

Ide ini bermula dari kebijakan Universitas Brawijaya Malang dalam menciptakan SPP Proporsional dalam biaya-pembiayaan perkuliahan. Pada kebijakan ini setiap mahasiswa memiliki ketetapan SPP yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat kemampuan pembiayaan orang tua/walinya. Dalam artian mahasiswa yang ekonomi orang tuanya Tinggi akan menadapatkan SPP yang maksimal besar dengan dalih secara tidak langsung membantu pembiayaan perkuliahan mahasiswa dengan ekonomi menengah ke bawah. Dan mahasiswa yang menengah kebawah mendapatkan ketetapan SPP murah bahkan gratis sesuai pengukuran yang dilakukan tim Universitas. Pengukuran kemapuan dan mampunya orang tua mahasiswa tidak sembarangan dilakukan, ada beberapa data, tahap dan persyaratan yang harus dipenuhi pada saat registrasi pendaftaran ulang. Seperti mengumpulkan slip gaji orang tua 3 bulan terakhir, kwitansi rekening listrik, kwitansi rekening air, surat keterangan RT/RW dan masih banyak lagi yang lainya.

Lebih jelasnya sistem SPP Proporsional:

Setiap siswa yang bersekolah akan ditelusuri data-data orang tuanya seperti mengumpulkan ;

a.kwitansi pembayaran air dan listrik,

b.foto rumah luar dan dalam,

c.jumlah kendraan pribadi dan apa saja jenisnya

d.slip gaji orang tua ayah dan ibu

e.kalau tidak bekerja surat keterangan RT/RW

f.Kartu keluarga beserta KTP orang tua

g.Anak didik yang sekiranya akan dibiayai ada berapa

h.Dan lain-lain sebagainya



Kemudian setelah itu Data-data tersebut disesuaikan dan dikaukulasikan/diperhitungkan sehingga nantinya akan keluar kebijakan SPP yang ditanggung siswa. Pastinya SPP yang akan keluar tersebut akan berbeda-beda sesuai kemampuan keluarga yang diukur dari kaukulasi data yang terkumpul. Jika orang tuanya memiliki penghasilan tinggi maka SPPnya akan tinggi tetapi tidak semata-mata hanya tinggi namun diukur sesuai kemampuan orang tuanya dalam membayar sehingga tidak memberatkan.

Namun ketika penghasilan orang tunya rendah maka SPPnya juga rendah tidak semata-mata rendah tetapi diukur sesuai kemampuan orang tua. Bahkan jika dengan penghasilan untuk kebutuhan sehari-hari aja tidak cukup maka akan digratiskan SPPnya plus bonus mendapatkan Beasiswa.

Nah, alangkah bagusnya seluruh pendidikan di Indonesia dari PAUD hingga Pendidikan Tinggi diterapkan kebiajakan ini. Hal ini untuk bagaimana bangsa kita saling bergotong royong dalam kesejahteraan bersama. Yang mampu membantu yang tidak mampu, agar biaya bukan lagi menjadi alasan untuk sulitanya bersekolah.

Manfaat kebijakan ini;

1.Mengembalikan buadaya Indonesia yang telah lama menjadi langka dan hampir hilang bahkan mungkin sudah hilang, yaitu Budaya Gotong Royong/membantu sesama.

2.Seluruh masyarakat dengan satatus ekonomi manapun akan mudah besekolah tanpa memikirkan biaya ini dan itu.

3.Mengajak masyarakat yang memiliki harta berlimpah untuk bersedekah, dan berbakti sosial kepada Masyarakat Kurang mampu tanpa harus memberi sumbangan kepada pemungut liar di jalanan.

4.Meringankan beban pemerintah, sekaligus masyarakat membantu Negara untuk memajukan Indonesia. Kenapa demikian? Hal ini karena;

a.Dengan SPP proporsional, maka sekolah-sekolah akan mandiri mengurusi fasilitas sekolah masing-masing tanpa selalu tergantung biaya dari pemerintah.

b.Anggaran pendidikan tidak habis di fasilitas sekolah ataupun di oprasional sekolah saja tetapi bisa dimanfaatkan untuk pembangunan gedung-gedung sekolah, memperbaiki sekolah yang rusak dan membangun jalan-jalan akses menuju sekolah, sehingga semua anak bangsa bisa bersekolah dengan mudah.

5.Dan anggaran pun bisa digunakan untuk membantu memperbanyak tenaga pendidikan di negeri ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun