Mohon tunggu...
Chairunnisa
Chairunnisa Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Memprihatinkan! Lebih dari 2 Juta Hektar Per Tahun, Luas Hutan Indonesia Semakin Berkurang

22 November 2016   11:15 Diperbarui: 22 November 2016   11:35 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lingkungan merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan mahluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya. Kondisi lingkungan saat ini bisa dikatakan telah mengalami kerusakan yang mengkhawatirkan. Hutan yang menjadi kawasan hijau untuk memberikan oksigen bagi kehidupan dan menjadi tempat hidup bagi berbagai spesies mahluk hidup, saat ini kondisinya sangat memprihatinkan. Luas kawasan hutan di Indonesia terus berkurang setiap tahunnya, yang mengejutkan pengurangan luas kawasan hutan ini telah mencapai angka 2 juta hektar per tahunnya.

Terdapat dua faktor yang menyebabkan luas kawasan hutan semakin berkurang, yakni faktor alam dan ulah manusia. Faktor alam yakni meliputi kemarau yang berkepanjangan atau cuaca yang ekstrem, sambaran petir, gunung meletus yang menyebabkan hutan dikaki gunungnya menjadi rusak, gempa bumi, dan tsunami yang menyebabkan hutan yang berada dipesisir pantai. Faktor ulah manusia yakni meliputi pembalakan liar, perambahan hutan, pengalih fungsian hutan menjadi lahan tanam, pengalih fungsian hutan menjadi wilayah proyek.

Hutan yang seharusnya menjadi kawasan konservasi dan sebagai ekosistem kehidupan bagi berbagai mahkluk hidup yang tinggal didalamnya, berubah menjadi sumber bencana ketika luasnya semakin berkurang atau rusak. Seperti yang kita ketahui hutan berfungsi untuk memberikan oksigen, kini telah rusak dan berkurang luasnya. Faktor alam yang menyebabkan berkurangnya kawasan hutan adalah musim kemarau yang ekstrem dan berkepanjangan, sehingga menyebabkan kebakaran hutan di berbagai wilayah Indonesia. Seperti kejadian kebakaran hutan terbesar dan sangat lama di tahun 2015 lalu, sebanyak 18 provinsi di Indonesia mengalami kebakaran hutan yakni di pulau Sumatera, Kalimantan dan Jawa.

Kebakaran hutan terjadi akibat kemarau berkepanjangan yang merupakan efek dari badai El Nino. Kementerian Lingkungan Hidup, Departemen Kehutanan menyebutkan terdapat 561 titik api yang tersebar di 18 provinsi tersebut. Provinsi Sumatera Selatan, Riau, Jambi merupakan wilayah terbanyak titik api yang membuat asap tebal di seluruh wilayah Sumatera bahkan sampai ke negeri tetangga yakni Malaysia dan Singapura. Dalam bencana kebakaran hutan tersebut pemerintah menetapkan bahwa bencana kebakaran hutan tersebut yang paling besar, sehingga ditetapkan sebagai bencana nasional. Di lansir dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) total lahan yang terbakar  mencapai 1,7 hektar, sungguh angka yang fantastis.

Faktor kedua yang menyebabkan kawasan hutan semakin berkurang adalah ulah manusia. Sudah bukan menjadi rahasia lagi di Indonesia kegiatan pembalakan liar masih terus terjadi. Data Kementrian Lingkungan Hidup, Departemen Kehutanan menyebutkan luas hutan Indonesia +133juta hektar, namun kondisi saat ini 65% luas hutan tersebut sudah tidak berpohon atau gundul. Kasus penggundulan hutan ini sudah sangat meresahkan walaupun pemerintah terus berupaya mengurangi dan menganggu kejadian ini, tetapi oknum-oknum tidak bertanggung jawab tersebut tidak mengenal efek jera.

Luas hutan Indonesia sepanjang tahun 2014-2015 berkurang seluas 10,5 juta hektar akibat kebakaran hutan, pembalakan liar dan perambahan hutan. Jumlah tersebut telah terhitung dari kejadian kebakaran hutan terbesar yang terjadi pada tahun 2015 lalu. Angka yang fantastis dalam kurun waktu dua tahun. Berkurangnya luas kawasan hutan ini tentunya sangat merugikan dan memberikan dampak yang mengganggu keberlangsungan mahluk hidup, dampak yang ditimbulkan dari bekurangnya kawasan hutan ini antara lain;

  • Perubahan iklim, akibat berkuranganya hutan otomatis pohon-pohon yang fungsinya melepas oksigen ke udara dan menyerap karbon dioksida tidak dapat berlangsung lagi. Akibatnya oksigen yang ada dibumi semakin berkurang dan karbon dioksida tidak dapat diserap dan terlepas keudara yang menyebabkan naiknya suhu serta perubahan iklim.
  • Hilangnya berbagai spesies Flora dan Fauna, berkurangnya kawasan hutan yang menjadi tempat hidup bagi berbagai jenis tumbuhan dan hewan membuat tumbuhan dan hewan-hewan tersebut ikut musnah yang menyebabkan rusaknya ekosistem tersebut.
  • Terganggunya siklus air, pohon yang berfungsi unuk menyerap air dan menghasilkan uap air, ketika hutan tersebut rusak maka terjadi kerusakan juga pada tatanan siklus air yang disebabkan hilangnya pohon-pohon tersebut.
  • Banjir dan Tanah longsor, ketika berkurangnya kawasan hutan, fungsi hutan sebagai penyerap air dan penyanggah tanah juga tidak dapat terfungsikan akibatnya ketika hujan turun tidak ada tempat untuk peresapan dan air akan mengalir terus sehingga menyebabkan banjir dan tanaha longsor.

Sebagai mahluk hidup yang diberikan akal, sudah seharusnya kita sebagai manusia menjaga dan merawat lingkungan tempat kita hidup. Untuk meminimalisir bencana yang akan terjadi akibat berkurangnya kawasan hutan ini pemerintah dan masyarakat seharusnya melakukan pencegahan dan reboisasi atau penanaman hutan kembali agar eskosistem yang ada tetap berjalan seimbang.

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun