Mohon tunggu...
chairil sani
chairil sani Mohon Tunggu... -

hanya orang biasa yg kecemplung dibidang telco,sangat tertarik dengan bidang2 sosial,kemasyarakatan ,lingkungan,sedang mencoba menulis dan menulis, membaca dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Pak Susno Duaji, Bersaksilah di Depan MK

3 November 2009   18:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:27 822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_21523" align="alignleft" width="222" caption="Susno Duadji by Tribun Jabar/Deni Denaswara"][/caption] Setelah Mahkamah Konstitusi memperdengarkan rekaman selama 4,5 jam, tak terasa begitu banyaknya komentar ,kegeraman ,sumpah serapah terhadap institusi institusi yang terkait, tapi inilah hukuman publik,lebih dahsyat dari semua hukuman yang diputuskan dalam ranah pengadilan. Saya sampai tidak bisa membayangkan,sewaktu mencoba berempati berusaha menjadi orang orang yang disebut dalam rekaman, serasa ditelanjangi , ditonton orang banyak,sungguh saya tidak bisa bayangkan bagaimana reaksi anak anak,istri dan kerabat mereka. Kalau kita melihat kebelakang,tokoh sentral semua permasalahan ini ada pada pak susno duaji, dengan nama sandi Truno 3, artinya beliau adalah orang ketiga dalam hirarki kepolisian republik indonesia, stelah kapolri dan wakapolri, ini ditunjukan dengan pengunaan plat nomor mobil dinas dengankode 00-3. Melihat track record beliau ,sebagai warga jawabarat, sewaktu beliau menjabat Kapolda, sungguh luar biasa reformasi yang beliau lakukan sebagai polisi yang mengayomi dan melindungi masyarakat, penataan pelayanan publik, seperti pelayanan STNK, pembuatan sim yang harus melalui ujian teori dan praktek,memberantas pungli,diterminal, dijembatan timbang,dijalan raya, premanisme,mencanangkan tidak ada lagi air menetes dari bawah keatas (upeti ke atasan) semua dimasukan dalam perintah harian.Sungguh sangat terasa sampai ketingkat polres dan polsek dilingkunganpolda jabar,pak susno tampil dengan sederhana,jauh dari kesan polisi glamor,sesuai tradisi,para bekas kapolda, pasti punya rumah dikota bandung,tapi pak susno setelah menjabat,kami dengar malah tidak  punya. Barangkali melihat berhasilnya pak susno sebagai kapolda jabar, beliau dipromosikan menjadi Kabareskrim dengan pangkat jendral polisi bintang 3,menjadi bosnya para reserse polisi, dan menurut hemat kami yang menjadi otaknya kepolisian adalah pada satuan reserse,selain menyidik,menangkap,memburu,sedikit intimidasi supaya ngaku,bahkan reserse dituntut membuat pelaporan ,bagaikan penulis atau kompasioner,untuk selanjutnya diserahkan ke instansi lain seperti kejakasaan,kalau dirasa lengkap diteruskan kepengadilan,kalau dirasa belum,reserse harus melengkapi nya,sungguh tugas mereka paling berat dalam jajaran kepolisian,dibandingakan satuan lainnya  Saya mencoba pula berempati seandainya saya jadi pak susno, dengan kewenangan yang begitu luas yang diamanatkan oleh undang undang yang dibuat oleh wakil wakil rakyat,ditambah anggaran kepolisian,kalau boleh dianalogikan, dari informasi yang saya dengar 3kali lipat dari anggaran,departemen pertahanan, dimana sudah termasuk angararan 3 angkatan TNI ,sungguh luar biasa kemanjaan negara untuk polri,tentunya mengundang kecemburuan dari 3 angkatan pada TNI, barangkali itu pula penyebab banyaknya gesekan gesekan antara TNI dan polri ? Sebagai orang ke satu dalam bareskrim polri, tentunya banyak kasus kasus,dari level terendah sampai level tertinggi, tuntutan untuk menyelesaikan kasus kasus besar tentunya ada prioritas prioritas, atau kasus yang menyangkut pusat pusat kekuasaan,atau rivalitas dengan KPK yang selalu behasil menghukum para koruptor, dan peran media masa yang selalu membandingkan kinerja lembaga penegakan hukum, saya pikir menjadi pemicu stres juga, sekuat apapun pak susno,yang akhirnya membuat beliau kehilangan nalar,kebijakan,kesantunan memandang lembaga lainnya, dan ditambah adanya pesanan dan tekanan dari pihak pihak tertentu, yang tentunya langitnya diatas langitnya pak susno,membuat beliau tidak ada pilihan lain,kehilangan nurani,akal sehat, berada pada kondisi yang sangat terjepit kesana kemari, akhirnya muncullah skenario skenario yang membabi buta, dan hasilnya sudah kita ketahui bersama ,statemen cicak lawan buaya !! Saya yakin seandainya saja pak susno duaji diberi kesempatan melakukan hal yang sama ,seperti memperdengarkan rekaman di hadapan Mahkamah Konstitusi (MK) ,beliau memberikan kesaksian juga secara terbuka, apa sebenarnya yang terjadi,tidak ada yang ditutupi, tunjuk hidung semua yang terlibat, nama anda akan di kenang sebagai reformis hukum ,ini saatnya bangsa ini berubah, momentumnya ada pada tangan pak susno,hidup ini hanya sekali pak susno, setelah itu kita semua akan mati,kalau bapak mau bersaksi, insyaallah bapak masih akan bisa berjalan dengan kepala tegak, dengan harga diri ,hidup terhormat ,saya membayangkan momen tersebut semua pejabat yg terlibat juga dihadirkan dengan kesadaran yang tinggi meminta maaf kepada segenap bangsa ,dan mengingatkan cukup kami yang terakhr membuat kesalahan. Gimana pak susno duaji , beranikah bapak ?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun