Mohon tunggu...
Christian Evan Chandra
Christian Evan Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Analis aktuaria - narablog

Memiliki kegemaran seputar dunia kuliner, pariwisata, teknologi, motorsport, dan kepenulisan. Saat ini menulis di Kompasiana, Mojok, dan officialcevanideas.wordpress.com. IG: @cevan_321 / Twitter: @official_cevan / Email: cevan7005@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Telemarketer dan Gangguannya yang Tak Mengenal Waktu

22 Februari 2024   20:56 Diperbarui: 23 Februari 2024   12:36 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi telemarketing. (Dok TechRadar via sajiansedap.grid.id)

Bukannya tidak memahami keberadaan telemarketer yang butuh cari makan, bahkan industri tempat saya bernaung juga banyak mempekerjakan telemarketer. 

Di tengah maraknya kejahatan siber termasuk melalui panggilan telepon, telemarketer terus-terusan mengganggu tanpa mengenal waktu. Apakah strategi gerasak-gerusuk ini masih relevan zaman sekarang?

Pembelian polis asuransi sederhana, pembuatan kartu kredit baru, sampai pemasangan layanan internet di rumah bisa dilakukan secara online. Promosi melalui media sosial baik dengan iklan berbayar maupun jasa influencer dilakukan. 

Mendekati calon pelanggan secara fisik juga tidak dilupakan, tetapi telemarketing tetap menghujani ponsel tanpa mengenal waktu dan sangat mengesalkan.

Sepanjang jam kerja, tidak akan berhenti mengejarmu

Jika telemarketer sudah menargetkan kita sebagai calon pelanggannya, sepanjang jam kerja pun dia tak akan berhenti mengejarmu dengan nomor telepon yang siap bergonta-ganti sekalipun direject apalagi diblokir. 

Mental mereka tidak akan mudah hancur sekalipun diumpat dengan kata-kata kasar, suara keras, dan nada tinggi. Bahkan ketika kita memang berminat, sudah menyatakan minat, dan minta waktu kemudian untuk melanjutkan transaksi yang sudah disepakati, mereka akan terus mengejar karena takut kita berubah pikiran.

Telemarketer tidak bisa memahami sekalipun kita sudah bilang bahwa kita berada di dalam situasi yang tidak memungkinkan untuk berbicara lebih lama. Bagi karyawan, menggunakan ponsel pribadi di jam kerja adalah hal yang sensitif bagi atasan dan akan dihindari kecuali ada hal yang penting serta mendesak untuk dilakukan saat itu juga. 

Panggilan telepon, apalagi masih dilakukan ke nomor telepon seperti zaman dulu ketika sudah ada WhatsApp, seharusnya dilakukan ketika penting dan mendesak. Kalau begini, sulit menyaring mana panggilan tak dikenal yang memang penting dan tidak.

Mereka menolak untuk berbicara lebih lanjut di jam makan siang. Kecuali memang dilarang pemberi kerjanya, sedikit berkorban untuk pendapatan yang di depan mata dan kemudian makan lebih cepat ditolak dengan memaksa calon pelanggan memilih waktu lain di jam kerja. 

Ketika ponsel hendak digunakan untuk pekerjaan penting, panggilan telemarketer terus mengganggu apalagi jika hendak melakukan panggilan telepon dengan kartu SIM lain untuk ponsel dual SIM. Tethering internet juga akan terputus ketika panggilan masuk ke SIM yang berbeda, jelas menyebalkan.

Berusaha solutif, tetapi malah minta dilempar emosi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun